Hai guys kembali lagi, jangan lupa votment nya
Selamat membaca
"Reno oper!" teriak Abdul.
Reno mendribble bola, gerakan tangannya sangat gesit meenguasai bola basket tersebut. Matanya pun tak kalah tajam mengawasi pergerakan lawan tanpa melupakan kawan mainnya. Dirinya sekarang tengah dikepung dua orang, tubuhnya bergerak ke kanan dan kekiri mencari celah, setelah menemukan celah tersebut, Reno segera berlari dan mengoper bola ke arah Abdul yang berada dekat dengannya.
Abdul dengan gesit menerima bola basket dengan mulus, setelahnya ia berlari mendekati ring dan memasukkan bola dengan melompat. Dan MASUK!!!
Lagi. Permainan masih berlanjut di tengah lapangan, suara dari beberapa siswa-siswi yang menonton pun ikut menambah tingkat kebisingan, mungkin tingkat kebisingannya sudah melebihi 70dB. Ah jangan pedulikan itu. Yang jelas sekarang suasana lapangan tengah ramai. Padahal sekarang hanyalah pertandingan kecil antar pemain basket SMA Satria Bangsa untuk memilih perwakilan pada lomba yang akan berlangsung 1 bulan lagi.
Lapangan makin ramai karena sekarang sudah memasuki jam istirahat ke dua, hampir semua anak menyaksikan permainan basket tersebut, tak terkecuali Killa yang saat ini tengah berjingkrak-jingkrak saat melihat Reno yang tengah menggiring bola.
Sungguh pemandangan yang tak boleh terlewatkan sedikit pun bagi Killa, pertama kalinya ia melihat Reno yang memakai jersey basket tanpa lengan, otot-otot lengannya itu lhooo, bikin mata perempuan makin fresh, rambutnya yang basah karena keringat menambah ketampanannya, apalagi tak Cuma Reno, namun hampir semua pemain juga memiliki tubuh yang enak di pandang. Meski Reno bukanlah kapten namun bagi Killa, Reno lah pemeran utama dalam permainan ini.
"Reno semangat!!"
"Huaa Reno, jangan ganteng-ganteng dong"
"Renooo! Lo bikin gue sesak napas tau ga?!"
Desi hanya mampu menutup mukanya dengan kedua tangan, menggeser sedikit tubuhnya dari Killa yang berteriak seperti orang gila, Desi sungguh malu kali ini, meski Killa memang sering malu-maluin tapi kali ini kan di lapangan, banyak tatap mata yang memperhatikan.
Priiiit.
Bunyi peluit Pak Joko memenuhi lapangan. Dengan reflek seluruh pemain basket menghentikan permainannya.
"Cukup untuk permainan kali ini, untuk sementara bapak sudah ada beberapa kandidat, besok setelah pulang sekolah kita seleksi lagi, untuk pemantapan dan lanjutan. Kalian boleh istirahat dulu." Terang Pak Joko dengan topi di kepalanya.
"Makasih buat permainan kalian, bapak akan kembali ke kantor" Pak joko berjalan meninggalkan lapangan setelah mendapat anggukan dari siswanya. Tak hanya Pak Joko, namun beberapa murid yang tadi menyaksikan pun ikut membubarkan diri.
Killa segera menyeret Desi menuju ke tempat Reno dan beberapa pemain lainnya yang tengah duduk.
"Reno mainnya keren" Killa mengacungkan jempolnya dihadapan Reno.
"Nih aku ada minum"
Reno memandang botol di genggaman tangan Killa dan memandang wajah Killa secara bergantian. Tak memiliki niat untuk menerimanya.
"Ngga"
"Kenapa?" alis Killa bertaut.
"Gue udah minum" jelasnya datar. Dagunya ikut menunjuk sebuah kardus minuman yang terletak di sampingnya.
Killa menarik kembali tangannya.
"Ooh ya udah deh" jawab Killa lemas dengan bibir mengerucut.
Botol ditangan Killa seketika berpindah tangan, Killa melotot melihat seseorang yang mengambilnya, dan dengan seenaknya langsung meneguk minuman tersebut di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKILLA
Romance"Permisi, boleh kenalan?" sapa Killa tanpa malu "Ya ampuuun, cogan emang beda yah, ngangkat alis sebelah aja gantengnya nambah banyak." "Siapa?" "Hah?" "Anak baru?" Killa mengangguk menanggapi. "Oh" "Oh?! Kok Cuma oh? Reno ga inget? Kita pernah ket...