jangan lupa tinggalkan jejak!!
*****
Cuaca di SMA Satria Bangsa saat ini tengah cerah, udaranya panas membuat anak-anak SMA Satria Bangsa mengeluh kepanasan, padahal ini masih pukul 10.00 wib, namun sekolah sudah terlihat tak kondusif. Bahkan terlihat ada kelas yang tengah jamkos dan anak anaknya justru bermain basket di lapangan nimbrung kelas lain yang tengah jam olahraga.
Killa mendesah, dirinya dan beberapa teman kelas perempuannya tengah ngadem di pinggir lapangan tepatnya dibawah pohon. Tangannya ia gunakan untuk mengipasi wajahnya yang memerah kepanasan. Ia saat ini sedang jam olahraga, namun penilaian sudah selesai selama dua jam tadi dan tersisa satu jam yang kata Pak Joko bebas digunakan untuk ngapain aja asal tetap dilapangan.
Killa meneguk air minum di botol legend, botol yang lebih berharga dari pada dirinya kata mamanya.
Beberapa teman perempuannya sudah ada yang ngacir ke kantin, namun dirinya mager untuk kemanapun.
"Anak cowok selalu gitu ya? Kuat panas" celetuk Desi.
Killa mengernyitkan dahinya memandang Desi disebelahnya. "Kenapa?" tanya Killa bingung.
"Suka banget sama olahraga, bahkan pada bela-belain meski panas-panasan" tunjuk Desi dengan dagunya.
Killa menolehkan kepalanya mencari yang ditunjuk Desi. Matanya memicing. Sinar matahari bahkan tak tanggung-tanggung membuatnya silau. Killa menatap gerombolan siswa. Menatap teman cowok sekelasnya yang tengah bermain basket dengan kelas lain. Killa semakin memicingkan penglihatannya setelah melihat orang yang dikenalinya.
"Itu kelasnya Reno ya Des?" tanya Killa sambil menyenggol-nyenggol Desi dengan sikunya.
"Iya kali ada Ilham sama Doni kan itu" ucap Desi malas.
"Kayaknya jamkos deh" ucap Killa entah pertanyaan atau pernyataan. Killa pun menolehkan kepalanya, mengedarkan pandangannya ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang. Dengan tiba-tiba Killa berdiri dengan semangat.
"Gue ke Reno ya Des" ucapnya sambil berlalu membawa botolnya.
Killa menghampiri Reno yang sedang duduk di pinggiran lapangan seberang dengan setengah berlari. Reno sedang duduk disamping teman kelasnya yang perempuan, mereka tengah menyoraki temannya yang sedang bermain basket. Sepertinya Reno pun mager untuk bermain.
"Jamkos?" tanya Killa tersenyum.
Reno mendesah, berdehem malas tanpa niatan menoleh ke Killa. Hari yang terasa panas makin panas saat gadis yang ia hindari duduk disampingnya.
"Ada minum ga War?" tanya Reno menoleh ke gadis disamping kirinya. Tak menghiraukan keberadaan Killa yang setia memasang senyum terbaiknya.
"Ada, gue bawa" jawab Mawar.
"Aku bawa Ren, nih" ucap Killa menyodorkan botol di tangannya.
Reno mengabaikan uluran botol dari Killa, ia mengambil botol dari Mawar.
Reno meminum beberapa tegukan.
"Makasih" tukasnya mengembalikan botol ke Mawar. Mawar pun mengangguk mengiyakan.
Killa tersenyum masam, hatinya terasa sakit akan penolakan Reno barusan. Tidak. Killa tak boleh lemah, sudah sering ia mendapat penolakan dari Reno, harusnya ia kebal.
"Hai nama kamu siapa ya" ujar Killa mengajak kenalan Mawar. Mawar pun menolehkan kepalanya.
"Mawar, lo Killa anak baru kan?" Killa mengangguk.
Reno hanya bergeming mendengarkan percakapan dua orang disampingnya itu.
"Lo siapanya Reno?" tanya Killa blak-blakan.
Reno menatap tajam Killa, namun Killa terlihat tak menghiraukannya.
"Ah, temen sekelasnya doang" jawab Mawar.
Senyum Killa mengembang , berusaha mengabaikan tatapan tajam Reno "Oh bagus deh"
Mawar menaikkan alisnya. Killa mendekatkan dirinya seolah tak ada Reno. "Gue lagi berusaha pdkt in Reno" ucapnya berbisik dengan tangan di mulut.
"Oh ya? Semoga berhasil, biar Reno cepet move on" Mawar ikut berbisik, namun jelas saja masih terdengar Reno yang berada di tengah-tengah mereka.
Reno tetap bergeming.
Killa terkikik. "Makasih" dan percakapan pun terus berlanjut.
Seketika Reno membeku, bukan karena percakapan kedua gadis disebelahnya ini tapi karena sepasang manusia yang tak sengaja tertangkap oleh penglihatannya. Ia yakin betul itu adalah Sindy dan Raka, kakak kelas. Reno menghela nafas berat. Ia teringat kembali perkataan Sindy belum lama ini, gadis tersebut mengatakan bahwa Raka kini sedang mendekatinya. Memang bukan haknya lagi mengatur Sindy, tapi ia tak bisa tenang melihatnya.
Sindy terlihat bahagia tertawa bersama Raka, namun ada sesuatu yang membuatnya kesal saat tau sekarang Raka mengejar Sindy, dulu Sindy sangat menyukai Raka, namun Raka tak pernah membalas perasaan Sindy dan Sindy tetap berusaha mengejar Raka. Namun ada sebuah kejadian tak mengenakkan yang membuat Sindy akhirnya berhenti mengejar Raka, dan saat itulah ia datang menghampiri Sindy.
Ia menjalin hubungan dengan Sindy hampir 6 bulan lamanya, dan Sindy terlihat mulai melupakan Raka. Namun entah karena alasan apa Sindy memutuskannya, ia bilang ia masih menyayangi Reno dan ia masih ingin Reno berada disampingnya. Reno hanya bisa menuruti selama gadis itu masih dalam jangkauannya.
Reno bangkit dari duduknya, pergi meninggalkan gadis-gadis tersebut. Ia butuh menjernihkan pikirannya.
Killa yang melihatnya tak bisa mengejar karena sebentar lagi bel berbunyi dan ia harus mengganti seragam olahraganya terlebih dahulu.
*****
Reno mendesah kasar. Kepalanya pusing memikirkan masalah hatinya. Sekarang ia sedang duduk di tumpukan kursi yang tak terpakai. Tempat samping gudang perlengkapan ini sering ia datangi ketika pikirannya kacau. Seperti saat ini.
Reno menyandarkan punggungnya, menutup mata, menghela nafas berkali-kali. Awalnya ia ingin menjaga hatinya untuk Sindy, namun Sindy mengatakan ia bahagia Raka mengejarnya. Sungguh Reno bingung harus melepas Sindy bahagia dengan manusia brengsek itu atau ia tetap berada disamping gadis tersebut dengan status mantan.
Reno mengacak rambutnya.
Pikirannnya makin kacau saat memikirkan gadis baru di hidupnya, Killa. Gadis itu mengusik kehidupannya.
"Apa yang lo sukai sih dari gue?" tanyanya ntah pada siapa.
Reno melirik tam di tangannya. Jam kosongnya masih 1 jam pelajaran, ditambah ada istirahat kedua. Masih banyak waktu untuk beristirahat. Kembali Reno memejamkan matanya, ia akan tidur sebentar, tak masalah ia melewatkan makan siangnya.
Pendek yah wkwkwkk
17 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
MAKILLA
Romance"Permisi, boleh kenalan?" sapa Killa tanpa malu "Ya ampuuun, cogan emang beda yah, ngangkat alis sebelah aja gantengnya nambah banyak." "Siapa?" "Hah?" "Anak baru?" Killa mengangguk menanggapi. "Oh" "Oh?! Kok Cuma oh? Reno ga inget? Kita pernah ket...