(Episode 1)

229 10 0
                                    

Senja itu sangat dingin. Salju sudah menebal di mana-mana, bahkan jalanan perkomplekan saja tidak terlihat karena tertutup salju.

Seorang gadis kecil berambut hitam pekat dengan dua untai rambut pendek berwarna seputih salju terurai tengah bermain-manin salju di halaman belakang rumah. Ia terpaksa bermain sendiri karena sang kakak sakit demam.

Si gadis kecil terus menggulingkan bola salju hingga berhenti di dua bola salju yang bertumpukan. Ia mengangkat bola salju tadi dan menaruhnya ke atas dua bola salju.

Ia membuat kepala si boneka salju. Lalu memasang dua batu sebagai mata, dua ranting pohon sebagai tangan, dan satu wortel sebagai hidung.

Ia membuat senyum di wajah si boneka salju menggunakan jari telunjuknya.

Ia menepuk dua tangannya dan terkikik kecil di balik senyumnya melihat boneka salju yang dibuatnya sudah jadi.

Namun raut wajahnya berubah sedih mengingat ia bermain sendiri.

Sayup-sayup dalam keheningan, gadis kecil usia 5 tahun itu mendengar sesuatu berjalan ke arahnya di belakang.

Karena penasaran ia membalikan badannya ke belakang. Namun tidak ada kalibat seseorang di sana.

"Kau manis sekali..." Ujar suara seram lelaki.

Elsa sangat terkejut mendengar suara tadi. Ia kembali menghadap boneka saljunya. Namun tetap tidak menemukan seseorang di sekitaran si boneka salju.

Ia menjadi takut, tapi juga bingung dengan suara tadi.

Namun ia mengacuhkan suara tadi, dan kembali bermain membuat bola salju.

Ia terus membuat tumpukan bola-bola salju.

Namun, ketika akan menaruh bola salju terakhir di paling atas, sebuah tangan hitam mencengkram lengan Elsa.

Gadis kecil bermata biru shappire itu kaget dan kontan menjerit.

Seorang lelaki berwajah setengah bule dan oriental  langsung berlari keluar halaman belakang menemui gadis kecilnya.

"Elsa..."

Ia langsung menggendong putri kecilnya.

"Kau tidak apa-apa, sayang? Kenapa menjerit?" Tanyanya.

"Ada tangan hitam mencengktam lenganku." Jawab Elsa ketakutan sambil menunjukan bekas cengkramannya di lengannya.

Christ tersentak kaget. Ia menengok ke kanan-kiri memperhatikan sekitaran. Ia tidak melihat apapun selain boneka salju dan tumpukan bola-bola kecil salju membentuk segitiga.

"Papa, tadi aku juga mendengar suara seseorang." Ujar Elsa.

Christ menatap gadis kecilnya dengan kening mengernyit. Ia kemudian mengalihkan pandangannya dan memperhatikan sekitaran.

Namun tidak tampak adanya orang sejquh mata memandang.

"Kita masuk saja. Papa sudah memasak makan malam. Kau lapar 'kan...?" Ia melangkahi masuk rumah.

Elsa bersandar ke bahu sang ayah.

Seorang pemuda berambut seputih salju berjongkok di atas dahan pohon yang besar. Iris biru lautnya menatap lurus ke gadis kecil tadi dengan kening mengernyit.

Tangan siapa itu?

Namun ia tidak bisa  melihat jelas wajah dari sosok tersebut karena tertutup tudung hitam. Tapi yang jelas tangannya tadi terlihat sangat hitam.

Jack lalu berdiri tegak. Ia mengambil bola kristal dan berbalik ke belakang seraya melemparnya ke depan.

Bola itu pecah di udara dan membuka sebuah portal menuju dimensi lain.

The Guardian-DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang