Jack duduk di atas kasur adiknya. Dua tangannya me.meluk kedua kakinya, dagunya berada di atas tangan yang terlipat. Ia masih bersedih karena adiknya yang bilang entah kemana.
Pintu kamar terbuka perlahan. Christ masuk ke dalam kamar, namun iris birunya tidak melihat keberadaan putranya di sisi kamarnya.
"Jack..."
Hening. Tidak ada jawaban membalas.
Christ mengembuskan nafas kasar. Ia membelok ke sisi lain kamar.
Di atas kasur ia melihat putranya tengah duduk diam.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke sisi kamar putrinya dan mendekat ke putranya. Ia duduk di tepian ranjang menghadap putranya.
"Hey Jack..."
Christ mengembuskan nafas kasar lagi. "Jack, hey, papa tau. kau masih marah, kau masih sedih kar'na Elsa. Tapi tidak ada yang bisa kita lakukan sekarang. Kita hanya bisa menunggu dan berharap Jack Frost menemukan Elsa."
"Aku meragukan itu..." Jack menyembunyikan wajahnya.
Christ mengembuskan nafas kasar sekali lagi. Ia merunduk diam memandangi bawahnya.
Namun tiba-tiba terdengar bunyi derit pintu balkon terbuka.
Christ menengok ke sumber bunyi yang berada di ujung rak buku. Ia berdiri dan melangkahkan kaki ke ujung rak untuk memeriksa.
Namun, langkahnya terhenti, saat mendengar suara gadis kecil yang memanggilnya.
"Papa...'
Christ tersentak diam saat mendengar suara yang familiar untuknya. Ia langsung tersadar dan berjalan cepat ke pintu balkon kamar.
Matanya membulat sempurna ketika melihat gadis kecilnya di pintu balkon yang terbuka.
"Elsa..."
"Papa..." Elsa berlari menuju ayahnya.
Christ langsung menggendong gadis kecilnya. Ia memutar Elsa lalu mengecup pipinya sekilas. Ia memeluk Elsa erat dengan tawa bahagia.
Jack beranjak turun ranjang saat mendengar suara tawanya Elsa. Ia melangkahkan kaki cepat menuju rak buku.
"Elsa..."
Christ menurunkan putrinya dan melepasnya.
Elsa berlari ke kakaknya dan memeluknya erat.
Jack membalas memeluk sang adik. Ia menangis sesenggukan, ia senang karena adiknya yang sudah kembali.
Christ mengambil inhaler putranya di atas nakas dan mengocoknya.
Jack melepas pelukannya. Ia mulai terbatuk beberapa kali dan asmanya kambuh.
Elsa langsung mengambil inhaler-nya yang ada di tangan sang papa dan menempelkannya ke kakaknya.
Jack langsung menghirup oksigennya dalam inhaler-nya.
Tidak lama Jack Frost melangkah mendekat ke pintu balkon dan mendorongnya.
Christ menengok ke pemuda berambut seputih salju itu. Ia tersenyum kecil.
"Terima kasih Jack..." Ujarnya.
"Aku hanya melakukan tugasku saja." Jawab Jack.
"Tidak. Kau melakukannya lebih baik dari itu. Kau menepati janjimu." Ujar Christ.
"Aku yang membuatnya celaka. Aku tidak bisa meninggalkan dia dalam bahaya. Lagi pula, itu yang aku janjikan bukan..." Ujar Jack.
"Kau melakukannya dengan baik, Jack. Terima kasih 'nak..." Ujar Christ.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Guardian-Devotion
HorrorSesosok Penjaga anak-anak di utus oleh North untuk menjaga seorang gadis kecil bernama Elsa Grey Potter yang katanya memiliki kekuatan tersembunyi dan menjadi incaran dari Pitch Black. Elsa juga memiliki seorang kakak lelaki berusia 10 tahun bernam...