"
"
" Umi bangga sama kamu nduk"" Matursuwun umi, umi sampun purun (sudah mau) membantu Naira. Sudah sabar menghadapi Naira yang sering kali menyusahkan umi" Naira mencium punggung tangan kanan sang umi.
" Iya nduk, umi sama sekali tidak merasa direpotkan sama samian nduk" Naira kembali duduk sejajar dengan umi Mardliyah dan menatap seseorang yang begitu berjasa untuknya dalam menggapai apa yang menjadi cita - citanya.
"
"
" Terus gimana le, apa samian masih mau lanjut ke sana?" umi Kulsum membuka suara juga.
" InsyaAllah bun" jawaban Naufal berhasil membuat Najma membulatkan kedua matanya geram dengan pilihan adiknya tersebut.
"
" Gimana ndak mau, namanya juga kepepet" ucapan Naufal berhasil membuat seseorang yang tidak sengaja melintasi ruang tamu seperti tersambar petir di siang bolong. Ia menghentikan langkahnya saat ingin menghampiri umi di ruang tengah. Ya, siapa lagi kalau bukan Naira. Ia tidak sengaja mendengar perbincangan ketiga orang yang ada di ruang tengah ketika ia hendak masuk ke dalam kamar tamu untuk mengambil sesuatu.
Ya Allah, jadi gus Naufal mau nikah sama Naira karena terpaksa?
" .
Maafkan saya Naira, batin Naufal sembari melepas kopyah dan meletakkannya di atas meja yang ada di depannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sebelumnya, mau ngucapin banyak terimakasih nih sama kalian semua yang udah mau sabar nunggu next partnya hehehehe. Jangan bosan - bosan ya,, :-). Oh ya, jangan lupa tinggalkan bintang dan komentar kalian hehehehe
Semoga kalian suka...... :-) :-)
YOU ARE READING
Assalamualaikum Gus *SUDAH TERBIT*
General FictionNaira, adalah putri bungsu dari pengasuh pondok pesantren yang berada di Blitar. Tapi ia tidak nyaman dengan statusnya sebagai ning. Dengan berjalannya waktu Naira pun semakin dewasa dan hingga akhirnya ia akan dijodohkan dengan seorang gus dari pes...