Bagian 4

39K 1.5K 12
                                    

Flashback Off...

" Astaghfirullohal'adzim ya Alloh." Naira mengusap wajahnya pelan.

" Kenapa Nai jadi bimbang gini? kan kemarin Nai sendiri yang minta di pindah, tapi kenapa malah jadi bimbang gini? Apa Nai ikutin saran bang Iqbal ya." Naira bergeming.

" Alloh." Naira menjatuhkan dirinya di sandaran sofa yang berada di ruang tv seorang diri.

***

" Dek, kamu ndak pengen nemenin mbak tah?" Naufal berbalik menghadap Najma dan membalas senyumnya.

" Saya terima nikah dan kawinnya saudari Najma Clarissa El Habsyi binti KH MUhammad Habsyi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai" Reihan mengakhiri qabulnya dengan diiringi teriakan sah dari semua yang menghadiri proses ijab qobulnya tersebut. Najma yang tengah menunggu sang suaminya datang menjemputnya ikut mengamini doa yang dilantunkan oleh abinya serta beberapa kyai yang hadir dalam acaranya tersebut.

" Selamat ya dek" Hawa memeluk Najma yang kini tengah dibanjiri air mata harunya.

" Mbak ke bawah dulu, nanti suamimu akan menjemputmu." Hawa meninggalkan Najma seorang diri di kamarnya. Hingga beberapa menit setelah kepergian Hawa, pintu kamar Najma diketuk oleh seseorang dari luar. Jantung Najma berdetak begitu cepat, apakah ia suamiku, batin Najma.

" Assalamualaikum ya Zaujati" Najma masih diam tak percaya. Namun, lamunan itu segera ia usir jauh - jauh. Ia segera menjawab salam dari orang di luar sana untuk segera mengizinkannya masuk menemuinya.

" Waalaikumsalam ya Zauji" senyuman manis Najma mengembangkan ketika ia melihat Reihan melangkah masuk ke dalam kamarnya. Ia berdiri dengan pelan. Begitupun Reihan, ia berjalan mendekat kearah Najma.

" Sungguh cantik sekalil istriku ini." Najma memalingkan wajahnya karena dibuat malu oleh Reihan, suaminya.

" Hei kenapa malu?" Reihan mengangkat dagu Najma hingga kini mereka saling beradu pandang.

" Izinkan aku berdoa untuk keberkahan pernikahan kita zauji." Najma hanya mengangguk menjawab permohonan Reihan. Reihan pun segera meletakkan telapak tangan kanannya di atas puncak kepala Najma dan senantiasa memanjatkan doa untuk keberkahan pernikahan keduanya. Setelah itu, reihan pun meminta izin untuk mencium kening Najma dengan ikatan halalnya.

Air mata haru Najma masih saja membasahi pipinya. Hingga isakan tangis kecilnya membuat Reihan kini memandang indah wajahnya. Reihan dengan sabar menghapus air mata tersebut. Ia tersenyum kepada Najma seakan mengatak jangan menangis lagi.

" Ayo kita turun, semua tamu sudah menunggu mas membawa bidadari cantiknya ke sana" blush, pipi Najma kembali memerah malu dibuat Reihan.

"
.

.

.

Jangan bosan baca cerita selanjutnya ,, hehehehehe

maaf slow up date...

Assalamualaikum Gus *SUDAH TERBIT*Where stories live. Discover now