* Mohon maaf kalau ada typo atau kesalahan ketik, bisa ditandain ya, nanti aku edit lagi. Soalnya aku ngeditnya buru-buru, mau upload hari ini banget soalnya. T.T
Thank youu
***
Kaneisha menikmati pemandangan laut yang berada di depan kamar mereka sendirian. Ia sudah bangun duluan sejak berjam-jam lalu, sementara Raka masih terlelap di tempat tidur. Sebenarnya, Kaneisha ingin tidur dan mengistirahatkan tubuhnya lebih lama seperti Raka. Namun, ia sudah sangat terbiasa bangun pagi, sehingga tanpa alarm pun, tubuhnya akan secara otomatis terbangun saat matahari mulai naik.
Untuk membunuh waktu, Kaneisha pun merapikan barang-barang mereka, karena jam sebelas nanti ia dan Raka sudah harus check out dari penginapan. Ia jua mengambil beberapa foto langit dan hamparan laut di pagi hari dengan ponsel milik Raka, mengingat ponselnya sendiri sedang tergeletak di tempat tidur mereka yang ada di rumah. Ya, Raka sengaja meninggalkan ponsel Kaneisha di sana, agar istrinya itu tak menghubungi dan menanyakan keadaan rumah kepada Jevan.
Kaneisha yang tadinya sedang asik melihat-lihat hasil foto liburannya dan Raka, tiba-tiba berhenti saat mendengar suara dari perutnya. Matanya langsung beralih ke arah jam yang ada di ponsel Raka, sudah hampir setengah sembilan, wajar saja jika perutnya sudah mulai protes minta diisi.
Seandainya ia tak sedang hamil, mungkin Kaneisha masih bisa menunda-nunda makan dan membiarkan Raka untuk tidur lebih lama. Namun, karena keadaannya berbeda, mau tidak mau, Kaneisha harus membangunkan suaminya itu. "Sayang, kita sarapan, yuk?" Ia berkata dengan lembut dan mengelus-ngelus kepala suaminya. "Raka, bangun dong. Aku mau sarapan sama kamu."
"Adhriaka..."
"Raka..."
"Hmm ... kamu duluan aja sama Asta, aku masih ngantuk banget. Jangan manja-manja dulu, ya." Raka menjawab sambil memutar tubuh dan menarik selimut untuk menutupi kepalanya, tak mengindahkan keinginan Kaneisha.
"Kalau ada Asta mah, aku gak akan manggil kamu," jawab Kaneisha, merasa kesal. "Memang harusnya aku tolak aja liburan ini, mendingan di rumah deh main sama Asta. Hemat uang pula." Kaneisha mengambil bantalnya, lalu melemparkan itu pada suaminya.
Raka yang belum sepenuhnya kembali ke alam mimpi langsung membuka matanya, tersadar bahwa ia sedang melakukan kesalahan. Ia buru-buru menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhnya, lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Mendapati Kaneisha yang kini sedang memakai sendal, membuat Raka langsung turun dari tempat tidur mereka, lalu menahan tangan istrinya itu.
"Sayang, tungguin ya, aku mau cuci muka dan gosok gigi dulu."
Kaneisha memandang suaminya itu dengan wajah datar sambil menyingkirkan tangan Raka darinya, lalu berkata, "Mendingan kamu balik tidur lagi aja sana. Gak usah pedulikan aku."
Raka menepuk keningnya sendiri saat Kaneisha pergi. Di hari-hari biasa saja, sisi drama queen Kaneisha bisa muncul, apalagi sekarang, di saat istrinya itu sedang hamil dan merasa kelaparan. Sebelum mengundang kemarahan Kaneisha yang lebih besar, Raka buru-buru pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan menggosok giginya.
Begitu selesai, Raka langsung menyusul istrinya itu ke tempat makan yang telah disediakan oleh pihak penginapan. Kaneisha terlihat duduk sendirian dengan sepiring makanan dan secangkir air putih di mejanya. Ia sempat bertukar pandangan dengan Raka, namun perempuan itu hanya memutar kedua bola mata dan mengembalikan perhatiannya pada makanannya. Melihat itu, Raka merasa lega, setidaknya Kaneisha masih menunjukkan reaksi, yang berarti Kaneisha tak sedang benar-benar marah saat ini. Raka pun memutuskan untuk mengambil piring dan sarapan untuknya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Windows
Roman d'amourWarning: 18+ Tak pernah ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Lima menit, dua jam, atau satu minggu dari sekarang akan menjadi rahasia takdir yang dimiliki setiap insan, termasuk Kaneisha. Ia berencana memberikan kejutan spesial untuk...