<(27)> disturb day

3.4K 317 21
                                    

( vote dulu sebelum baca )

Yeonjun menelusuri lorong rumah sakit dimana tempat mamanya bekerja. Sekarang baru pukul 8 pagi, Jam kuliahnya kosong karena dosennya berhalangan hadir, tapi tiga jam lagi ada jam kuliah selanjutnya. 

Daripada di kampus gak jelas nunggu tiga jam selanjutnya, akhirnya yeonjun memutuskan untuk merecoki mamanya. Karena jarak dari kampus ke rumah lumayan jauh daripada rumah sakit mamanya kerja.

"Loh ngapain kesini?" Tanya seokjin yang kebetulan berpapasan, "mau belanja paman" ucap yeonjun asal, sambil memutar bola matanya malas.

"Kau kira ini mall?"

"Ya mau cari mama lah pamanku tersayang, ngapain lagi?" Kekeh yeonjun membuat seokjin menjitak kepalanya. "Dasar anaknya taehyung"

"Ya masa anaknya om jimin"

"Yak!! Kau sangat me—" yeonjun segera lari menuju ruangan mamanya sebelum kena rapp andalan pamannya.



Jennie terkejut melihat anak sulungnya yang ngos ngosan masuk.

"Mama kira pasien, eh ternyata orang bolos kuliah nyasar kesini" yeonjun mengerucutkan bibir kesal mendapat sindiran mamanya.

"Kakak gak bolos loh ma, dosennya yang bolos" jennie terkekeh sambil mengangguk paham. Memang yeonjun sangat sering main ke ruangannya jika seperti ini.

"Kenapa gak ke kantor papa? Kan malah deket dari kampus" yeonjun menggeleng, dia malas ditatapi oleh karyawan genit papanya.

"Genit genit karyawan papa ma"










"Annyeonghaseyo" sapa jennie ramah kepada pasiennya,

yeonjun sontak memekik gemas ketika melihat pasien jennie adalah seorang cewek dengan rambut cepol dua. "Astaga lucu sekalii"

"Sudah sana duduk di sofa, jangan ganggu pasien mama" yeonjun mengerucutkan bibir sebal, berjalan menuju sofa disudut ruangan.

"Sudah sana duduk di sofa, jangan ganggu pasien mama" yeonjun mengerucutkan bibir sebal, berjalan menuju sofa disudut ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Siapa namamu anak cantik?" Tanya jennie sambil memeriksa tubuh kecil sang pasien.

"Ne-eun imnida uisa nim" ucap anak itu, jennie tersenyum hangat melihat wajah ceria na eun meskipun dia sedang sakit.

"Apakah dia habis hujan hujan?" Sang ibu mengangguk pelan, "kemarin dia lepas dari pengawasanku"

Jennie memegang kening na eun sekali lagi lalu mengangguk paham, dia juga seorang ibu ngomong ngomong "silahkan duduk"

Na-eun dan ibunya beralih duduk di hadapan jennie yang sedang menulis resep. "Jangan hujan hujan ya cantik, na-eun pusing kan? Badannya juga panas"

Anak itu mengangguk kecil, "nee aunty aku tidak akan hujan hujanan lagi"

"Janji?"

"Janji" ucap ha eun dengan sungguh,

"Anak pintar"

Family daily lifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang