Alfa Bisa Melihat

732 140 16
                                    

"Alfa, kamu butuh sesuatu?" tanya Doni yang sejak Alfa ditemukan dan masuk rumah sakit untuk persiapan operasi tak sedetik pun meninggalkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alfa, kamu butuh sesuatu?" tanya Doni yang sejak Alfa ditemukan dan masuk rumah sakit untuk persiapan operasi tak sedetik pun meninggalkannya.

"Aku butuh dia, Pa." jawab Alfa sudah menceritakan semua kepada Doni.

"Papa sudah meminta Pak Sugeng sama Rafael mencarinya. Sabar dulu, ya, Nak."

"Kenapa malam itu aku enggak nungguin dia dulu, Pa? Pasti dia mencariku sekarang."

Doni merasa iba melihat kesedihan Alfa. Baru kali ini Doni melihat Alfa mempertahankan wanita, biasanya Alfa tak ambil pusing mengenai wanita. Pintu ruang perawatan terbuka. Sugeng dan Rafael masuk dengan wajah tertekuk.

"Selamat siang, Pak Doni," sapa Sugeng berdiri di sebelah Doni yang duduk di samping brankar Alfa.

"Bagaimana? Apa gadis itu masih di sana?" tanya Doni menatap Sugeng dan Rafael penuh harapan.

"Maaf, Pak Doni, Mas Alfa, kamar kos yang Mas Alfa tempati sudah kosong, tidak ada satu pun penghuni kos yang tahu keberadaan gadis itu. Mereka juga tidak kenal gadis itu. Sepertinya gadis itu orang yang tertutup," papar Sugeng.

Alfa mengembuskan napas kasar. Dia melemaskan tubuhnya. Alfa menangis, dia sangat menyesal tak menunggu Ganta pulangkerja saat dia dibawa pergi.

"Kamu di mana sih, Angel?" gumam Alfa di tengah isakannya.

Doni, Sugeng, dan Rafael saling memandang, mereka juga bingung mau mencari gadis itu di mana. Masalahnya mereka tak pernah melihat bahkan nama aslinya saja Alfa tidak tahu. Ketika dia menangis, Alfa teringat sesuatu.

"Pak Sugeng, tolong balik ke sana lagi. Cari di sekitar kos itu yang namanya Pak Suryo tukang ojek," kata Alfa sedikit punya harapan.

"Siap, Mas Alfa. Laksanakan!" sahut Sugeng lalu meminta izin Doni untuk pergi.

Sugeng dan Rafael pun bergegas kembali ke indekos Ganta. Sugeng memarkirkan mobilnya di depan indekos. Dia dan Rafael mulai mencari Suryo di lingkungan situ.

"Permisi, Ibu," sapa Rafael ramah kepada penjual kelontongan di dalam gang.

"Iya. Ada apa, Mas?"

"Maaf, Bu, saya mau tanya, rumah Pak Suryo tukang ojek itu di mana, ya?" tanya Rafael sopan, sedikit membungkukkan badannya.

"Oh, orangnya udah balik kampung, Mas. Dulu kosnya di belakang rumah saya."

"Ooooh, gitu, ya, Bu? Ibu punya nomor teleponnya?"

"Wah, enggak punya, Mas. Coba tanya aja sama pemilik kosan dia dulu."

PRAETERITA MEMORIAS (Mataku memang buta, tapi hatiku tak buta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang