Mami Carla

685 144 17
                                    

Matahari menyongsong dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari menyongsong dunia. Jam menunjukan pukul 05.30 WIB. Mata berbulu lentik itu mengejap lalu perlahan-lahan terbuka. Dia menoleh ke samping, wajahnya terlihat sedih. Tiba-tiba air mata meleleh.

Samar-samar wanita di sebelahnya mendengar isakan. Segera dia membuka mata dan melihat ke samping. Carla terkejut melihat Auriel menangis.

"Genduk, kenapa nangis?" tanya Carla bangun lalu memeluknya.

Gadis kecil itu semalam menunggu Ganta pulang sampai ketiduran, paginya dia bangun berharap Ganta sudah di sampingnya, tetapi dia kecewa karena tak melihat Ganta.

"Mama belum pulang, ya, Mi?" tanya Auriel membalas pelukan Carla sangat erat.

"Sebentar, coba Mami telepon Mama dulu, ya?"

Carla mencari ponselnya di tas, setelah ketemu, lalu menghubungi Ganta. Panggilannya tak ada yang menjawab.

Anak ini di mana sih? batin Carla mencoba menghubungi Ganta lagi.

Sedangkan Ganta masih tertidur di kantor. Dia tak mendengar telepon Carla karena ponsel Ganta ada di tas yang berada di meja kerjanya.

Pintu ruangan itu terbuka, samar-samar Ganta mendengar langkah seseorang, mata Ganta langsung terbuka. Dia melihat di sekitar, Ganta bingung lalu bangkit, dia melihat jas Alfa menutupi tubuhnya.

Seseorang dengan pakaian olahraga berdiri menghadap ke kaca tebal trasparan memperhatikan pemandangan Surabaya pagi hari. Lekas Ganta membenarkan duduk, dia menurunkan kedua kakinya.

Kenapa aku bisa pindah di sini? Seingatku, semalam aku tidur di meja kerja. Apa dia yang mindahin? batin Ganta bingung melihat jas Alfa menyelimuti tubuhnya lalu menatap punggung orang yang ada di depannya.

Alfa tahu Ganta sudah bangun, dia sengaja mematung sambil mengantongi kedua tangan di celana training-nya.

"Astaga!" pekik Ganta mengejutkan Alfa, orang itu langsung menoleh ke belakang.

"Ada apa?" Alfa panik dan mendekati Ganta.

"Ini jam berapa?" Buru-buru Ganta melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

Jarum panjang menunjukan di angkat enam, yang pendek menunjuk di angka sembilan.

"Saya harus pulang," ucap Ganta buru-buru memakai sepatunya.

"Ganta!" seru Alfa menghentikan langkah Ganta.

"Pak Alfa, maaf, hari ini saya harus pulang," ucap Ganta dengan wajah panik.

"Saya antar, ya?"

"Enggak usah, Pak!"

"Kamu mau naik apa?"

"Saya bisa naik angkot atau enggak ojek online. Gampang itu sih, Pak."

"Saya antar!" ucap Alfa kekeh.

PRAETERITA MEMORIAS (Mataku memang buta, tapi hatiku tak buta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang