CEO Cemburu?

834 155 38
                                    

Persidangan pertama tengah digelar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Persidangan pertama tengah digelar. Wajah Ganta masam setiap melihat Putri manja kepada Alfa. Kadang melendot di bahunya, bahkan duduk mereka juga tak berjarak, Putri seperti terus ingin menempel pada Alfa. Ganta mendekus kesal, dia mengalihkan pandangannya ke sembarang tempat. Kegusarannya menarik perhatian Fikri.

"Kenapa?" tanya Fikri berbisik.

"Enggak apa-apa," jawab Ganta ketus, lalu bersedekap sambil melirik Alfa yang kini sedang memperhatikannya.

"Nih, minum dulu. Biar hati kamu adem," ujar Fikri memberikan botol air mineral.

"Maksud kamu apa sih?" sahut Ganta sensi, dengan mimik kesal.

"Udahlah, Ta, enggak usah nutup-nutupi dariku. Kamu cemburu, kan, sama ...." Fikri memberi kode dengan menaik-turunkan kedua alisnya melirik Alfa.

"Jangan sok tahu kamu!" ujar Ganta merebut botol air mineral dari tangan Fikri lalu meminumnya.

Fikri mengulum bibirnya menahan tawa. Lekas dia kembali memperhatikan pembacaan tuntutan-tuntuan yang dibacakan rekannya di depan hakim dan lainnya. Melihat sikap Ganta seperti itu justru Fikri semakin senang menggodanya. Apalagi wajah Ganta menggemaskan saat cemberut dan sedang cemburu. Dari tempatnya duduk, Alfa terus memandangi Ganta dan Fikri. Hatinya memanas, darahnya bergemuruh seperti mendidih. Berulang kali Alfa menarik napas dalam mengurangi sesak di dadanya.

"Kak Alfa, aku takut," rengek Putri yang terus menangis bersandar di pundak Alfa.

Namun, Alfa terlalu fokus memperhatikan Ganta. Ia tak menghiraukan Putri yang merengek manja padanya. Sesekali pandangan Ganta bertemu dengan Alfa, tetapi dengan cepat Ganta mengalihkan.

Sakit banget lihat kamu deket sama pria lain, Ta. Jujur, aku enggak pengin kita berseberangan begini, batin Alfa, lalu menarik napas lagi, kali ini lebih dalam.

Persidangan pertama telah usai, sementara status Putri sebagai saksi karena bukti belum lengkap. Ganta tidak puas dengan keputusan pertama, dia masih kukuh ingin mencari keadilan untuk orang tuanya.

Ganta dan Fikri keluar dari ruang sidang. Alfa yang tertahan dengan gandengan tangan Putri tak bisa mengejar. Sebenarnya dia ingin sekali mengajak Ganta bicara, mengenai hubungan mereka.

"Kak Alfa, kita langsung balik ke apartemen aja yuk! Kepalaku pusing," ajak Putri masih saja melendot di lengan Alfa.

Tanpa menyahut, Alfa melangkah, memang raganya saat ini bersama Putri. Namun, pikirannya selalu tertuju kepada Ganta. Sampai di parkiran, lagi-lagi Alfa melihat Ganta dan Fikri. Mereka masuk ke mobil yang sama. Alfa terus memandangi mobil Fikri yang mulai berjalan keluar dari parkiran. Dadanya semakin sesak, Alfa berulang kali menarik napas.

"Kak Alfa, ayo!" ajak Putri yang sudah masuk ke mobil.

Alfa mengitari mobil lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. Sepanjang jalan, otaknya selalu memikirkan Ganta. Dia juga sangat merindukan Auriel. Ingin sekali memeluk dan memanjakan putrinya lagi seperti dulu. Apalah daya, posisi Alfa saat ini sedang rumit.

PRAETERITA MEMORIAS (Mataku memang buta, tapi hatiku tak buta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang