Selamatkan Auriel

784 158 24
                                    

Sampai di rooftop, Galang dikepung anak buah Rehan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai di rooftop, Galang dikepung anak buah Rehan. Posisi Auriel berdiri didekat tembok pembatas rooftop, diapit dua orang bertubuh kekar. Mulutnya dilakban, kedua tangan diikat ke belakang. Hati Galang sangat teriris melihat kondisi Auriel yang rambutnya acak-acakan, seperti tak terurus. Air matanya tak terasa menetes.

"Galang Pamungkas," seru Rehan penuh penekanan sambil tersenyum miring, berdiri di depan Galang.

"Mau Papa apa sih?"

"Aku pernah peringatkan kamu, jangan pernah muncul lagi di depanku."

"Emang aku pernah muncul di depan Papa? Bukankah Papa sendiri yang malah muncul di depanku?" bantah Galang tak gentar melawan Rehan.

"Memang begitu karena anakmu sudah membuat Putri marah."

Galang mengangkat sebelah bibirnya. "Emang, ya, sejak dulu sama saja, Putri memang tuan putri yang selalu diutamakan. Kenapa? Apa karena Putri bisa Papa jadikan alat buat mengeruk semua harta Om Doni?"

"Jelas! Kamu sudah tahu jawabannya! Kamu bisa bantu apa? Mamamu sama kamu itu cuma benalu! Kamu itu cowok, tapi enggak bisa berbuat apa-apa." Rehan menunjuk wajah Galang tajam.

Dari headset, Alfa mendengar semua percakapan Rehan dan Galang. Darahnya mendidih mengetahui kejujuran Rehan langsung dari mulutnya. Alfa yang sekarang bersembunyi di balik tembok dekat rooftop bersama Surya dan beberapa pihak kepolisian, mengepalkan kedua tangannya.

"Aku begitu karena Papa enggak pernah menganggapku! Mama diam berpuluh-puluh tahun demi melindungi reputasi Papa, aku juga diam demi menjaga keadaan biar keluarga Papa tetap utuh! Kami selalu mengalah! Aku rela enggak dianggap bagian keluarga orang terkaya nomor satu di negara ini! Aku bahkan tidak pernah meminta saham sedikit pun dari Group Pamungkas, padahal aku seharusnya juga berhak mendapatkannya, karena aku anak kandung Rehan Pamungkas! Kenyataannya apa? Papa membalas itu semua dengan menyakiti hatiku sama Mama." Galang mengatakan itu semua dengan sekali tarikan napas, dia mengeluarkan unek-unek yang selama ini terpendam di hatinya.

"Salah sendiri lahir dari istri kedua," ucap Rehan menyeringai dengan senyum sok manis.

"Aku enggak pernah minta lahir dari istri kedua! Kalaupun aku bisa memilih, harusnya aku enggak mau punya bapak seperti Anda!" tunjuk Galang dengan wajah merah padam dan rahangnya mengeras.

Banyak sniper bersembunyi di empat penjuru dari gedung-gedung terdekat dengan Hotel Santika. Mereka disiapkan jika Rehan melakukan sesuatu lewat batas. Alfa meneteskan air mata saat melihat Auriel diikat dan mulut dilakban. Dia ingin secepatnya membebaskan Auriel. Memeluk dan menciumnya. Satu hal yang sangat ingin Alfa dengar, Auriel memanggilnya papa.

"Sekarang apa mau Papa?"

"Nyawamu!" sahut Rehan sukses membuat mata Galang terbuka lebar, pun dengan Alfa dan Surya yang mendengar percakapan itu dari headset.

PRAETERITA MEMORIAS (Mataku memang buta, tapi hatiku tak buta)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang