Sinar mentari menyinari pagi yang cerah ini. Ditemani dengan kicauan burung membuat suasana tenang tercipta dengan damai. Lantunan musik dengan genre R&B itu terdengar samar dari lantai 2, kamar Rosa lebih tepatnya.
Cause I want you
I want you
I I I want you
Honesty - Pink Sweat$
Derap langkah kaki menuruni tangga itu menjadi pusat perhatian satu pria dengan pakaian santainya.
" Pagi Bun, Yah." Sapa gadis itu menarik satu kursi di meja makan
" Pagi." Balas kedua orang tua nya
dengan bunda yang sedang menyiapkan sarapan yaitu roti sandwich dan ayah yang sedang membaca majalah koran berita dengan secangkir kopi di gengaman tangan nya.Mendengar hal itu sontak laki laki berpakaian santai itu menyahuti, " Gue ga di sapa nih?"
" Ck, pagi , Jay. " Balas gadis itu menatap jengah lelaki yang menyahutinya tadi.
" Rosa, Jay besok ayah mau ada perjalanan bisnis ke luar negri. jadi, besok Ayah berangkat gapapa kan di sini bareng Bunda dan bibi? Cuma sementara kok. " Ayah menutup koran dan memulai pembicaraan serius.
Entah ada angin apa, mendengar pernyataan tersebut membuat gadis dengan rambut dicepol asal itu tersedak air putih yang ia minum.
" Hati hati, kak. " dengan cekatan Jay membersihkan sudut bibir Rose dengan tissue kering.
" Besok, yah? "
" Iya, gapapa kan? " jawab sekaligus tanya sang ayah yang kini bersitatap dengan mata hazel putrinya.
" Oo. Yaudah Yah, Bun kakak duluan ya... Jay gue tunggu depan ya. " Setelah memberi salam, Rosa menarik jaketnya dan pergi berlalu dari ruang makan. Tentu membuat keduanya mengenyit alis heran.
Apa terlihat ke kanak kanakan?
" Jay, kakak mu kenapa? " Heran sang bunda menatap kepergian Rose yang berjalan menuju garasi.
" Gatau bun. Yaudah Jay duluan ya. Oh ya bun, Jay izin bawa bekal ya." pamit Jay memberi salam dan langsung berlari kecil menuju Garasi.
Garasi side
" Masuk kak, " ucap Jay membuka pintu mobil sebelah kiri dan berjalan mengitari ke pintu mobil sebelah kanan tepat bagian menyetir.
" Nih. makan dulu, jangan sampe lo sakit. " lanjut nya. Jay terlihat memberi sekotak berisikan sandwich dan dua kotak susu fullcream yang ia bawa tadi.
" Makasih. " Rosa menoleh ke Jay dan menerima sekotak sandwich dengan dua susu fullcream di atas kotak makanan tersebut.
Selama perjalanan menuju kampus hanya ada keheningan dan di temani oleh suara radio. Baik Rosa maupun Jay engan untuk bersuara.
" Lo masih takut sama hal itu lagi, kak? " Jay membuka pembicaraan, matanya masih dengan mejalankan mobil.
" Hm. " Hanya sebuah deheman yang Rosa keluarkan. karena ia kini sedang sibuk membuka sekotak makanan tersebut.
Didalam kotak tersebut terdapat : potongan apel segar, Sedikit salad buah dan 2 potong sandwich. Serta sendok kecil yang ada di pinggiran kotak makan tersebut.
" Udahlah kak, Masa lo masih trauma sih sama kejadian itu? come on! " Jay mencoba memberi semangat ke Rose yang terlihat sedang menikmati sekotak makanan yang Jay bawa tadi. Ingat, bahwa saat ini sedang lampu merah.
" Mudah bagi lo untuk bicara, tapi sulit bagi gue untuk di lakukan." Balas Rosa yang kini menatap mata Jay dengan tatapan sendunya. Dapat di lihat dari matanya tersirat luka yang amat dalam.
Kini mobil jay berada di pinggir untuk sementara. Karena tak baik jika melakukan hal lain di tengah jalan ; dapat membahayakan keselamatan.
" Stttt. Gue tau itu susah... Setidaknya berjuang lupain dia sedikit demi sedikit. " Jay kini menangkup wajah Rosa dengan kedua tangannya.
Sedangkan Rosa mati matian berusaha menahan air matanya, namun gagal, air mata itu berhasil membasahi pipi gadis itu.
Dengan sigap Jay mengusap air mata nya dan mengecup kedua kelopak matanya yang kini tersisa sedikit buliran buliran air mata tersebut.
" Itu emang udah takdirnya. Tuhan yang menetukan bukan dia yang memilih. " lanjutnya mendekap tubuh sang kakak.
" But, why did God give him such a fate? " cicit Rose yang kini tengah berada di pelukan sang adik.
" God loves him more. He wants to as soon as possible place himself in his paradise and accompany God to monitor you. " balas jay yang kini menatap manik mata Rosa dalam.
Kembali mengusap air mata Rosa yang kembali berjatuhan di pipinya.
Tangan kanan nya perlahan menarik tengkuk Rosa dan mencium lembut bibir plumppy gadis itu. Tangan kirinya dengan telaten menuntun jemari lentik Rosa untuk mengalungkan di lehernya. Rosa tak pernah menolak karena ia tau ini bentuk sayang sang adik yang jarang di tunjukan selain interaksi maupun lisan.
Tautan dari bibir Jay dan bibir Rosa terlepas. Jay kembali menatap mata Rose dengan tatapan teduhnya. Ketenangan mulai menjaga hati gadis itu.
" Do not be sad. He is always by your side. and God has other ways to make you happy. " Support Jay yang kini mulai kembali menjalankan mobil.
" Really? " Gumam Rose kini mulai tenang.
" yeah, take my words. " Jay kembali melirik Rose sekilas dan kembali menjalankan mobil.
" hm, let me hold your words. " Rose tersenyum tipis dan kembali menyantap makanan nya yang kini hanya tersisa beberapa potong apel segar tadi.
" Sure." Ucap Jay, tangan nya terulur mengacak ngacak rambut Rose disertai senyuman manisnya.
____________
A/N :
Rombak ulang ke sekian kalinya.
Don't forget to vote and also coment!
© Rosecherryblossoms
KAMU SEDANG MEMBACA
LONGER | Jay X Rosé (On Going)
Fanfiction[ On Going ] Dalam hubungan adik-kakak selalu dihiasi dengan berbagai suka duka. Namun, bagaimana jika dibalik semua duka tersimpan rasa suka? " Terkadang hubungan diantara kita yang bikin gue ragu, kak." - Jayvano " Kita sedarah, Jay." - Rosana ___...