09

1.1K 137 7
                                    

Renjun berlari dengan tawa bahagianya menjahui kejaran Jeno yang semakin mendekat, wanita itu baru saja menjahili suaminya dengan mendorong suaminya kearah air laut yang mengakibatkan pria itu terjatuh kedalam air untuk sesaat sebelum pria itu berlari mengejar istrinya yang kini berlari menjauhinya dengan memeletkat lidahnya. Jeno meraih pinggang Renjun yang kini mencoba melepaskan diri.

"Mian...jeno-ya jebal.."Jeno mengangkat tubuh kecil itu mendekati air yang membuat Renjun semakin berteriak kencang sembar badannya tak berhenti bergerak untuk mencoba melepaskan diri "AAAA.."Ketika Jeno ingin melepaskan Renjun kedalam air laut. Renjun malah memeluk Jeno dan melingkarkan kakinya dipinggang Jeno, Renjun menunjukkan wajah memohon dan menggeleng memohon pada Jeno. Jeno malah mencebikkan bibirnya mengejek Renjun.

Bukan hanya Renjun yang masuk kedalam air laut melainkan juga dengan Jeno. Renjun mengusap wajahnya dan meraup udara dan segera memeluk Jeno erat. Jeno terkekeh dan membalas memeluk istri mungilnya. Jeno mengecup bibir yang telah menjadi candu baginya, Jeno menatap wajah Renjun yang menatapnya. Jeno merasa semakin gemas akan setiap sikap Renjun dari waktu kewaktu. Namun perhatian Jeno teralihkan pada bibir Renjun yang sedikit terbuka dan juga matanya yang menatap mata Jeno membulat.

Jeno mengecup. bukan, melumat lembut bibir Renjun dan semakin erapatkan tubuh keduanya, mengikis jarak antara keduanya "Saranghae" Bisik Jeno sebelum kembali menikmati bibir manis milik istrinya yang tak pernah membuatnya merasa bosan untuk menikmati bibir itu.

Renjun sedikit menjauhkan tubuhnya dari Jeno dan melepaskan ciumanya dengan Jeno. Renjun menghirup udara dan membulatkan matanya pada Jeno, pura-pura kesal. Jeno melipat bibirnya sendiri hingga tak terlihat sembari menahan senyumannya menatap mata rubah milik Renjun yang membulat "Nado Saranghae" Bisik Renjun memeluk Jeno. Jeno menggendong Renjun dan membawanya keluar dari air.

"Sepertinya...kita ada urusan di Villa" Renjun tersipu dan menyembunyikan wajahnya dibahu lebar milik suaminya. Renjun mengerti apa yang dimaksudkan Jeno tentang 'urusan' yang dimaksud oleh Jeno. Renjun menatap Jeno dengan tubuh yang masih dalam gendongan jeno dan basah.

"em....apa kau tidak lelah?" Bukan untuk Jeno melainkan untuk dirinya sendiri. Jeno bahkan baru mengajaknya keluar pagi ini setelah mengurungnya selama tiga hari dalam Villa, lebih tepatnya didalam kamar. Jeno malah menggeleng dan tersenyum.

"Aku tidak akan pernah lelah membuat Jeno junior"

💚💚💚

Renjun dan Jeno sedang bersantai di sofan sembari menonton drama. Jeno tidak menontonnya pria itu hanya menemani Renjun dan malah lebih tepatnya Pria itu kini tertidur dengan kepala di bahu Renjun. Renjun sesekali menatap wajah Jeno yang terlelap di bahunya "Jeno-ya" Renjun menumpukan dagunya di tangannya dan mulai merasa bosan menonton sendirian.

Renjunmenatap ponselnya yang berdering. Renjun mengangkat telepon tersebut tanpa menlihat username yang ada dalam layar ponselnya.

"Nde yeoboseyo?"

"Renjun-ah...hiks..Jaem..Jaemin...Bisakah kau kerumah sakit sekarang?"Renjun mengerutkan keningnya. yang pertama ia dengar adalah suara Yang-yang, kini suara Ryujin yang ada dalam pendengarannya.

"A..ada apa?"

"Jaemin, Jaemin sudah pergi Renjun" Perkataan ryujin membuat Renjun melepaskan ponselnya dari tangannya tanpa sadar hingga membuat suara seperti barang jauh yang membuat jeno bangun dalam keadaan bingung.

"Sayang..ada apa?" Jeno bangun dan menatap Renjun dengan bingung "Apa yang terjadi?" Renjun memejamkan matanya dan menatap jeno dengan tatapan sendu seperti menahan tangis. Renjun menunduk dan menggenggam tangan Jeno. Jeno semakin bingung.

"Jaemin..Jaemin meninggal" Jeno mencoba menyadarkan dirinya sepenuhnya. Renjun menangis dalam diam "Miane...aku..aku menangis untuk.." Jeno meraih Renjun kedalam pelukannya dan mengelus pelan Punggung Renjun mencoba menenangkan Renjun. Jeno tau, ia pantas kesal. hanya saja, Jeno tau perasaannya kehilangan seseorang yang pernah hadir dalam hidupnya meski itu hanya masa lalu dan mengingat bagaimana cerita Renjun tentang Jaemin.

Jaemin adalah penguat Renjun sebelum adanya Jeno dalam kehidupan istrinya.

"Kita pulang ke seoul sekarang ya?" Renjun mengangkat kepalanya menatap Jeno "Bagaimanapun, Aku ingin kau bertemu dengan Jaemin meskipun kalian tidak dapat berbicara kembali" Renjun memeluk Jeno dan menangis. kali ini menangis untuk Jaemin melainkan menangisi dirinya sendiri yang merasa bersalah pada Jeno.

"Kita bersiap sekarang" Jeno meninggalkan Renjun. Jeno tak kuat melihat Renjun menangis untuk orang lain, hatinya sangat sakit. Sedangkan tangisan Renjun semakin kencang karena kepergian Jeno. Jeno memeluk Jeno yang kini memasukkan beberapa bajunya kedalam koper beserta baju-baju milik Renjun yang telah ia tata rapi.

Masih dengan tersedu-sedu "Aku minta maaf, tolong jangan marah. aku..aku.." Jeno menarik nafas. Tanpa sadar Jeno malah membuat Renjun semakin menangis dan bersedih. Jeno membalikkan badannya dan membalas pelukan Renjun.

"Aku mengerti perasaanmu. Dan aku tak akan marah, karena sampai detik ini aku percaya kau telah memilihku" Renjun memberengut menampakkan wajah yang sangat lucu dan membuat Jeno gemas. Jeno mengecup bibir Renjun. Renjun menahan tengkuk Jeno dan melumat bibir Jeno "Kita hanya menjadi tamu duka untuk kepergian Jaemin" Renjun mengangguk dan kembali meraih wajah Jeno dan melumat kecil bibir Jeno yang entah mengapa membuatnya merasa sedikit tenang.

💚💚

(Pikiran autor kenapa sih?😭)

MAKASIH UNTUK VOTENYA!!😘😍

AUTOR SAYANG KALIAN BANYAK-BANYAK😘😘

STAY SAFE YA YEOROBUN!!! LAKUKAN KEGIATAN KALIAN DENGAN BAIK DAN JANGAN LUPA HIDUP DENGAN POLA SEHAT ITU PENTING! JANGAN SAMAPAI TELAT MAKAN DAN MAKAN YANG TERATUR YA SEMUANYA (maafkan Autor yang mengoceh layaknya emak2😂)

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang