11

1K 150 2
                                    

Renjun menatap air sungai yang mengalir tenang. Sesekali ia menghela nafas pelan dan mengelus tepian pembatas sungai "Dia bahkan tidak peduli padaku" gumam Renjun dengan pandangan kosong.

Ini sudah hampir tengah malam dan Renjun masih enggan untuk pulang. Kakinya terus berjalan mengikuti sisi jembatan, kepala Renjun masih terasa pening.  Namun mengingat bagaimana sikap Jeno akhir-akhir ini membuatnya membutuhkan sesuatu untuk keluar dari rumah sebentar.

Renjun mengeratkan jaket tipis yang membalut tubuhnya dan berjalan menunduk. Kenapa? Bahkan, Renjun telah memberikan seluruhnya pada Jeno. Tapi, kenapa Jeno mulai berubah? Apa ini salahnya atau...memang Jeno sudah tak menginginkannya lagi?

Langkah kaki Renjun terhenti dan matanya kembali menatap sungai yang besar "Aku...tidak akan pernah menyerah bukan?"

Brak!

Renjun mengalihkan pandangannya kearah samping yang membuatnya harus melihat tragedi mobil yang terbalik. Seseorang disana. Renjun berlari mendekati mobil itu dan mencoba mengeluarkan seseorang didalam mobil itu.

Mata Renjun membola melihat siapa yang berada dalam mobil itu.

"Kumohon bertahanlah..."Sekuat tenaga Renjun membuka pintu mobil itu. Renjun berhasil.

Orang-orang mulai mendekati Renjun beserta suara sirine polisi dan ambulance mulai datang.  Seseorang mendekati Renjun yang sedang bersama seseorang yang tak sadarkan diri.

"Noona gwenchana?" Renjun hanya mengangguk pelan, air matanya mengalir.

"Tolong, tolong selamatkan dia" Kini Renjun menangis. Seorang perawat merangkul Renjun membawa Renjun kedalam Ambulance yang berbeda dengan korban kecelakaan tersebut.

"Apakah dia akan baik-baik saja?" Perawat itu hanya tersenyum mencoba menenangkan Renjun.

"Pasien akan baik-baik saja" Perawat itu mulai menenagkan Renjun dan menarik lengan Renjun yang terluka. Terluka? Tangan Renjun terluka bahkan jaket Renjun bagian lengannya sobek. Renjun tidak tau dari mana ia mendapatkan luka itu.

Ah, ya. Mungkin ia terkena goresan besi mobil.

Aku harap kau baik-baik saja. Tetaplah bertahan, ini bukan hanya permohonanku tapi juga dirimu bukan? Kau juga ingin bertahan lebih lama dari pada ini bukan?  Jadi bertahanlah

💚💚💚

Jam menunjukkan jam sembilan malam dan lihat, apa yang dilakukan seorang Lee Jeno saat ini. Diam dan diam menatap pemandangan kota dari jendela kantornya. Ruangannya terletak di lantai 67, dan Jeno dapat melihat kerlap-kerlip malam kota yang indah.

Tapi rasanya hampa. Renjun yang selalu ia puja ternyata masih memuja seseorang dar masalalu perempuan itu. Na Jaemin. Jeno mengepalkan tangannya.  Jeno mengacak rambutnya "LEE RENJUN KAU ISTRIKU!!" Pekik Jeno kesal.

"Apa kau tidak pernah mencoba untuk mencintaiku sedikitpun? Apa aku hanya orang yang selalu kau jadikan pelampiasan?" Jeno mulai bermonolog dengan pikirannya yang kacau. Lee Renjun seorang wanita yangmenyandang sebagai istri dari Lee Jeno adalah tersangka dibalik kacaunya Jeno saat ini.

Drrrtttt

Jeno memutar matanya malas bahkan saat ini ia tidak ingin diganggu oleh siapapun termasuk Renjun. Jeno mendekati ponselnya

"Nde Eomma?"

"Kau dimana? Kalian ini! Kalau ingin pergi tolong nyalakan lampunya. Jadi Eomma tidak perlu memanggil tuan kim untuk mengantarkan kunci cadangankan?" Jeno mengerutkan keningnya heran.

"Bukankah ada bibi Kim dan Renjun?"

"WHAT?! Jeno-ya! Tuan kim bilang bibi Kim sudah meminta izin pada Renjun untuk pulang lebih awal tadi siang. aku kira kalian pergi berdua..."

Jeno berlari mengabaikan Ibunya yang terus bicara diseberang sana dan meraih jasnya berlari keluar ruangan. Ia harus menemukan Renjun. Kemana Renjun? Apa wanita itu pergi untuk Jaemin?

Jeno menghubungi Ryujin. Jeno mengambil nomor ponsel Ryujin dari ponsel Renjun secara diam-diam waktu mereka pergi untuk honeymoon ke jeju.

"Yeoboseyo?"

"Ryujin-ssi ini aku Jeno..."

"Wah..pria sialan ini menghubungiku? Apa yang kau lakukan pada sahabatku sialan?! Kau bahkan membuatnya seperti itu? Tadi siang saat ia menemuiku aku kira ia akan mengatakan bahwa ia sedang merindukan Jaemin. NYATANYA DIA DATANG PADAKU DALAM KEADAAN TIDAK BAIK-BAIK SAJA KARENAMU!" Pekikan Ryujin diseberang membuat Jeno membeku.

"Karenaku? Ani..Ryujin-ssi, Renjun.."

"Apa yang harus aku katakan lagi? Kau bahkan satu-satunya pria yang bisa membuat Renjun hancur hanya karena kau menyampakkannya. wah...pikiran apa yang ada dalam otak Renjun sebenarnya? Apa kau meracuninya?"

"Ryujin-ssi aku mohon katakan dimana Renjun sekarang?" Jeno mengacuhkan pertanyaan Ryujin yang mulai terbawa emosi.

"mwo? Apa Renjun tidak ada dirumah?"

"Nde.."

"CEPAT CARI RENJUN ATAU KAU AKAN MENEMUKAN KEPALA DAN BADANMU TERPISAH PAGI NANTI SIALAN!!" Pekikan Ryujin diseberang membuat Jeno mengerti bahwasannya jika sahabat istrinya itu tidak tau dimana keberadaan Renjun sekarang.

"Renjun-ah mianhe....jebal...kumohon kembali..pulanglah. aku minta maaf" Jeno berlari kearah mobilnya yang masih terparkir. Jeno sadar sekarang, yang membuat Renjun terasa jauh darinya adalah dirinya sendiri. bahkan kata-kata Ryujin menamparnya keras. 

Bukannya Jeno tidak sadar akan sikapnya pada Renjun, yang ia inginkan hanyalah agar wanita itu merasa lebih tenang saat Jeno menjaga jarak dengan wanita dan berpikir bahwa Renjun membutuhkan waktu untuk wanita itu melupakan mantan kekasihnya tapi nyatanya, itu semua membuat Renjun salah paham. dan parahnya saat ini wanita itu menghilang.

"Renjun-ah! pulanglah. Kumohon..."

Aku tau ini salahku, tapi bukankah kau juga ingin membangun cerita yang indah bersamaku? Jadi bisakah kau menurutiku? Aku ingin kau kembali padaku.

💚💚💚

tambah berantakan saja nih alur😭

Autor minta maaf sebesar-besarnya karena cerita yang autor tulis makin berantakan😭😭. sumpah! pikiran Autor tambah berantakan setelah UAS

MAAF🙇🙏

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang