24

2.3K 133 6
                                    

Renjun membuka matanya perlahan, mata terasa sangat berat untuk dibuka. Renjun menatap bingung kearah sampingnya "Junkyu...Junkyu sayang?" Renjun mencari sosok Junkyu yang tadinya masih terlelap bersamanya semalaman. Renjun tidur bersama Junkyu selama beberapa hari karena Jeno harus pergi keluar kota urusan pekerjaan.

Rasa khawatir menyerang perasaan Renjun saat Junkyu tidak ada diseisi kamar. Baru saja Renjun ingin membuka pintu kamarnya, Pintu itu sudah terbuka terlebih dahulu dengan menampilkan sosok suaminya yang menggendong seorang anak kecil yang sedari tadi Renjun cari.

"Mommy.."Junkyu merengek merentangkan tangannya pada Renjun meminta untuk digendong.

"Tidak Junkyu! Mommy bisa kelelahan jika menggendongmu" Jeno menjauhkan Junkyu dari jangkauan Renjun yang juga berniat ingin menggendong Junkyu, baru Renjun ingin mengajukan protes tertahan karena tiba-tiba perutnya terasa sangat sakit.

"Arkh.." Ringisan Renjun membuat Jeno menatap Renjun dan juga perut besar istrinya "Jeno-ya..i..ini.." Jeno menurunkan Junkyu yang terlihat kebingungan dan ingin menangis. Jeno bergegas menggendong tubuh Renjun dan berjalan cepat.

"BIBI KIM! KABARI EOMMA DAN BAWA JUNKYU MENYUSUL!" Teriak Jeno yang panik denan Renjun yang terus meringis menahan rasa sakit yang dirasanya.

Jeno menggenggam tangan Renjun selama perjalan menuju rumah sakit. Meski panik Jeno berusaha tetap untuk tenang. Demi apapun Jeno ingin menggantikan Renjun menerima rasa sakit itu.

Semuanya terasa begitu lama, Jeno menggenggam tangan Renjun yang terus menjerit sembari mengenjan untuk mengeluarkan bayinya. Suara tangis itu membuat Jeno bersyukur dan mengecup kening Renjun yang penuh keringat. Dengan nafas yang masih belum teratur Renjun tersenyum kearah Jeno yang menangis.

"Kau..menangis?" Jeno mengangguk tanpa ragu dan itu membuat Renjun tertawa kecilkarena Jeno yang masih menangis dengan tangan besarnya yng masih setia menggenggam tangan Renjun dengan erat.

"Apa itu sangat sakit?" Renjun hanya tersenyum membuat Jeno mengecup tangan Renjun berkali-kali dan kening Renjun secara bergantian "Terima kasih....Aku sangat berterima kasih karena kau menghadirkan anak perempuan yang sangat cantik, juga telah bertahan untuk kami. Aku mencintaimu" Jeno mengecup kening Renjun lama, Renjun menutup matanya merasakan kehangatan bibir Jeno yang menyentuh keningnya.

"Maaf bapak ibu, Bayinya harus minum asi saat ini juga" Renjun menerima bayinya dengan penuh kelembutan dan kasih sayang serta matanya yang berbinar menatap bayi mungil dengan kulit putih seperti susu dan wajah yang terbentuk mirip dengan wajah Jeno.

"Chenle. Lee Chenle, aku ingin nama putriku yang cantik memliki sedikit nama China sepertimu" Renjun tersenyum dan mengangguk serta tangannya mengusap pipi bayinya yang sedang sibuk menyusu "Chenle-ya! kami mencintaimu" Bukannya mengecup Chenle putri yang baru saja ia ucapkan kata cinta, tapi Jeno malah mengecup kening Renjun "Dan aku sangat-sangat mencintaimu Lee Renjun"

Tiffany dan Donghae datang bersamaan dengan Junkyu dan juga bibi kim

"Selamat sayang" Tiffany mengusap lengan Jeno dengan penuh suka cita, begitu juga dengan Donghae yang menepuk-nepuk bangga punggung lebar Jeno "Jadilah ayah yang baik untuk Junkyu dan juga putrimu" Jeno mengangguk memeluk ibunya sejenak.

"Eomma, Terimakasih telah berjuang untuk kelahranku. Melihat Renjun rasanya begitu sakit, sekarang aku paham jika dulu Eomma juga mengalami hal itu karenaku" Jeno memeluk erat Tiffany, Tiffany tersenyum haru mendengar penuturan Jeno yang tulus.

"Maka dari itu jaga Renjun dan kedua anakmu dengan baik. Jadilah Appa yang baik untuk keduanya, jangan membedakan mereka apapun yang terjadi" Jeno mengangguk mendengar perkataan Donghae yang menasehatinya.

💚💚💚

"Semua sudah selesai dan tidak akan ada jejak satupun" Jeno tersenyum mendengar apa yang dikatakan seseorang diseberang sana.

"Jeon Somi, kau sudah tau akibatnya" Gumam Jeno dengan seringaian yang menyeramkan.

"Jeno-ya" Panggilan dari Renjun membuat Jeno membalikkan badannya dan tersenyum bahagia. jeno menghampiri Renjun yang berada di ambang pintu "Ayo makan malam"

Cup

"Aku mencintaimu"

"Nado"

"Dan berjanjilan tidak akan pernah meninggalkanku, Junkyu dan juga Chenle"

"Never! Karena aku akan selalu bertahan untukmu"

😊😊😊😊

(END)

Selesai
.
.
.
.

NEVERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang