23. || Empat mata yang bertemu

471 48 14
                                    

DUA INSAN DALAM DIAM

**Di mata yang terpejam ada senyum yang terukir. Jika memang lebih baik begitu, maka biarkan dua intensi terus tertutup rapat agar sesuatu yang indah tidak menghilang karenanya.**
~Raffael ghaksan erlangga and Flora mikhaila hardiana~


Mata Flora perlahan terbuka. Dia masih mengantuk tapi pergerakan kepalanya yang merosot kebawah membuatnya jadi terbangun.

Flora terkejut melihat apa yang pertama kali ia lihat saat bangun tidur. Flora mengusap-usap matanya buat lebih memastikan apa yang ia lihat nyata atau tidak. Dia melihat seorang lelaki sedang tertidur di depannya.

"Raffael." gumamnya pelan.

Mata Flora tak lepas dari layar laptop yang menampilkan wajah Raffael yang tengah terlelap.

"Jadi dari tadi sambungan vidcall nya gak mati."

"Kenapa raksasa itu gak mematikannya." Ucapnya heran.

Flora beralih menatap jam di pergelangan tangannya. Jam itu penunjukkan pukul 5 lewat 13 menit, berarti kurang lebih sudah 3 jam vidcall itu tersambung. Flora kembali mengalihkan atensinya menatap Raffael yang yang masih terpejam.

Dari seberang Flora dapat mendengar dengkuran halus pria itu. Karena wajah nya tidak terlalu jauh dari ponselnya, mangkanya dengkurannya dapat terdengar oleh Flora.

"Mana, nyenyak banget lagi tidur nya."

Tanpa sadar tercetak senyuman di bibir mungil Flora. Entah kenapa dia merasa Raffael sangat lucu bila sedang terlelap seperti ini.

Flora dapat melihat wajah Raffael yang sangat dekat walau hanya dari sebuah layar. Alis nya yang tebal, hidungnya yang mancung dengan kumis yang sangat-sangat tipis. Bahkan kalau dilihat dari jarak 1 meter kumis itu tidak terlihat, Flora juga baru menyadari kalau Raffael memiliki kumis walau hanya tipis. Biasanya sih ia hanya melihat wajah mulus nya Raffael saja. Yaampun Flora, kemana aja kamu.

"Ternyata lo ganteng juga ya." pujinya tanpa sadar.

"Kalau lo diem kayak gini wajah lo jadi beda. Karena kan kalau biasanya muka lo datar doang kayak teriplek abis di amplas. Kalau gini datar juga tapi lebih bagusan gini, adem gue lihat nya."
"Lo ganteng nya pas tidur doang atau emang gue yang baru menyadari kalau lo emang ganteng." Flora lantas menutup mulut nya.

Apaan sih Flora. Kok malah muji-muji Raffael gitu. Untung dia masih tidur, kalau bangun pasti jadi besar kepala tuh si Raksasa. Batin Flora

"Enggak, lo gak jadi ganteng nya. Mana ada Raksasa berlambung karet kayak lo jadi ganteng. Mana ngeselin lagi."

"Pasti lo oplas ya sebelum tidur! Ngaku lo!."

"Ha, atau lo punya mantra buat berubah wajah saat tidur dan saat bangun." Ucap Flora ngaco.

Flora tak habis-habis nya berdialog pada dirinya sendiri. Mumpung lelaki itu lagi tidur jadi tidak masalah. Kan Raksasa yang di bilang Flora juga pasti tidak mendengarnya.

Raffael dan Flora tidak jauh berbeda sama-sama saling memuji tapi mereka juga sama-sama tidak mengetahui akan hal itu.

Memuji dalam diam itu biasanya menunjuk kan sifat jujur. Dan Flora saat ini juga sedang jujur. Raffael memang terlihat ganteng kalau lagi tidur. Yang paling tepat nya sih lebih ganteng. Hanya saja Flora baru menyadari akan hal itu. Karena selama ini matanya seolah tertutup dan dia hanya menatap Raffael dari sisi buruk lelaki itu yang selalu menganggu nya juga membuat moodnya selalu kacau bila dekat dengannya. Alhasil membuat Raffael dimata Flora hanya biasa saja seperti tidak ada kelebihan.

FLORAF [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang