25. || Senyuman yang berarti

516 52 10
                                    

Assalamualaikum

Selamat pagi❤
Selamat siang❤
Selamat sore❤
Selamat malam❤

Hai hai hai
Sudah lama aku Silvia angraini adha tidak menyapa kalian si pembaca.

Okey kali ini aku sangat senang nyelesaiin part ini. Karena ada yang nanyain "kapan update". Dan terbukti kalau pertanyaan yang kalian anggap sepele itu sangat-sangat berarti buat aku.

Karena itu juga aku kasih part yang panjang buat kalian.

Jangan bosan membaca nya ya hihi. Semangat go go go semangat yang baca.

Jangan lupa juga kasih vote di setiap part biar aku sebagai author juga semangat lanjutin cerita nya. Gratis kok, mudah juga cara nya. Tinggal tekan bintang⭐ di paling bawah sebelah kiri👈 di coba ya. Ya ya ya iya dong iyalah HARUS .

Oke sekian. Kita lanjut ke- part❤

=============================FLORAF
=============================
Tersenyum lah
"Jangan biarkan lengkungan manis itu menghilang. Kini, lengkungan yang kau anggap bukan apa-apa itu telah sangat berarti untuk ku dan mungkin juga untuk orang lain. Lihat lah! Langit pun ikut mendung tanpa lengkungan sederhana itu. Apa kau ikut merasakannya?."
~Raffael ghaksan erlangga~

Seruan terdengar mengisi kelas XI IPA 3. Sorak para murid terdengar heboh ketika Jihan datang dengan membawa informasi yang selalu di tunggu-tunggu oleh para murid. Jihan yang tidak lain adalah sang sekretaris. Ia datang dengan memberi tahu bahwa guru pengajar tidak bisa masuk dan terpaksa dijadikan jamkos karena tidak ada tugas satupun yang di dapat. Buk Dena selaku guru Prakarya tidak bisa hadir hari ini karena anak dari kakaknya sedang melangsungkan pernikahan, dan dia tentu harus hadir selaku sebagai saudara sekaligus aunty bagi keponakannya. Dan pelengkap kebahagiaan adalah saat mengetahui guru piket tidak bisa menggantikan karena sedang sibuk mengajar, karena ada kelas dan buk Siska yang memegang jadwal piket hari ini juga tidak bisa masuk dikarenakan masih berada di Bogor.

Kelas pun semakin riuh tak tertolong ketika si biang-biang ribut nya sudah angkat tangan dan pasang badan paling depan. Siapa lagi kalau bukan anak-anak Grexda yang tidak luput dari Ringgo, Gyan, Fernando dan bahkan Alvano yang biasanya lebih suka memperhatikan saja kini juga ikut menjadi bagian dari mereka.

Ke-empat lelaki itu kini menyamar menjadi pengamen dadakan. Tugas-pun sudah mereka berikan yang membuat Gyan menjadi penyanyi walau suaranya tidak begitu bagus tapi masih dapat di nikmati, Alvano memetik gitar, Ringgo yang berjoget dan Fernando bertugas sebagai pengumpul pemberian teman-teman sekelasnya dengan membawa topi hitam Gyan sebagai penampung.

Mereka berkeliling buat mencari secercah rezeki dari teman-teman-nya yang berbaik hati dan Ringgo-pun mengaku sudah tidak makan sebulan agar teman-teman-nya kasihan dan mau memberi pada mereka. Beda dengan Fernando yang bilang anak-nya sedang sakit dan harus dirawat karena digigit semut merah. Memang sungguh amat lebay mereka. Terlebih lagi Fernando, istri saja belum punya apalagi anak.

Mereka melewati dari ujung ke- ujung. Rayuan demi rayuan Gyan dan Fernando lontarkan agar anak perempuan mau memberi mereka lebih. Hingga mulai dari lembaran uang 5 ribu sampai lembaran 50 ribu mereka dapatkan, ada juga roti dan permen yang di berikan oleh teman-teman buat mereka sebagai bonus. Lebih tepatnya sih Ringgo lah yang memintanya. Katanya "belom sarapan. Cacing di perut gue demo."

FLORAF [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang