Ego yang berubah
Hari ini pemikiran ku yang berubah karena mu. Tidak tahu dengan besok, lusa atau seterus nya...~Raffael ghaksan erlangga~
"Kuda, kuda apa yang menyenangkan." ujar gyan.
"Kuda-kudaan." jawab seorang siswi.
Gyang beserta Ringgo dan Fernando tengah berada di depan lorong IPA. Mereka bertiga tengah mencegat siswi-siswi yang hendak melintas dan menyuruh mereka buat menjawab pertanyaan dan teka-teki dari mereka__lebih tepatnya dicampur dengan gombalan gyan. Sedangan Satria dan Alvano tengah memperhatikan aksi ketiga lelaki itu dari depan kelas.
"Salah."
"Lo gak boleh lewat." ujar fernando.
"Apa dong?."
"Kudapatkan hatimu sepenuh nya ." jawab gyan.
"Haha eakkkk." sahut ringgo.
"Azekkk." seru fernando.
Siswi-siswi yang mendapatkan gombalan dari gyan dan kedua temannya hanya tersipu malu. Wajah-wajah mereka memerah bak tengah di jemur dibawah terik sinar matahari yang menyengat. Tentu itu hiburan pagi buat ketiga lelaki itu, tawa mereka lepas melihat setiap ekspresi teman satu sekolah nya. Kalian kira mereka badut?.
"Masyaallah indahnya ciptaan mu." ucap gyan ketika melihat tiga gadis cantik hendak melewati mereka___reffa, ratih dan jihan.
"Eh eh mau kemana pacar aa gyan." ujarnya.
"Mau ke-kelas lah, masa mau ke mal." jawab reffa sinis.
"Ngapain sih kalian pagi-pagi udah buat ribut aja." sahut jihan.
"Kalian gak boleh lewat, harus jawab pertanyaan dari kita dulu." ujar Ringgo mendapat anggukan dari fernando__tanda setuju.
"Pertanyaan apa?." tanya ratih.
"Maaf kita gak ada waktu." ujar reffa. Gyan merentangkan tangannya agar gadis-gadis itu tidak bisa pergi.
"Gak boleh lewat kalau gitu." ujar gyan.
Reffa memutar bola matanya malas. "Yaudah apa." ucapnya terpaksa.
"Jawab ya."
"Iya cepet!." seru reffa.
"Lihat, lihat apa yang bikin seneng?." tanya gyan.
"Lihat gyan dapat karma." seru ketiga gadis itu tanpa berfikir. Membuat orang-orang yang ada disekitaran lorong tertawa riuh, begitu juga dengan satria dan alvano.
Reffa mengibaskan kipasnya lalu ketiga gadis itu melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan lorong yang tengah heboh dan gyan yang hanya diam menatap mereka melongo.
"Sana lo pada, udah boleh lewat." ujar gyan pada gadis-gadis yang sempat mereka tahan tadi.
"Huuu." sorak mereka.
Gyan meneguk pelan salivanya. "Mereka seneng lihat gue dapat karma." ucap nya tak habis pikir. Sungguh tega.
"Ternyata mereka pinter ya, jawabannya tepat." sahut Ringgo gak ada akhlak.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORAF [ On Going ]
Teen FictionRaffael ghaksan erlangga, cowok yang diibaratkan sebuah bintang, sangat susah digapai. Berbadan atletis, tinggi, putih dan dengan mata elangnya. Sifat dingin membuat siapapun tak berani menyentuhnya. Namanya dikenal dikalangan SMA manapun. Sekali ia...