Happy reading
•
•
•Kesan pertama yang terlihat dari rumah mewah ini adalah sepi. Rumah yang lebih tepatnya seperti sebuah mansion ini sepi bukan karena tidak ada orang. Para pembantu rumah ini banyak hanya saja satupun pemilik rumahnya tidak kelihatan.
Flora melangkah masuk setelah salah satu pembantu rumah Raffael yang biasa disebut bi Suti mempersilahkan-nya masuk.
Hari ini seperti biasanya, setelah sepulang sekolah Flora akan belajar dengan Raffael. Dan seperti permintaan lelaki itu, mereka akan belajar di rumah Raffael. Tentu juga dengan pelajaran double seperti yang Raffael bilang di sekolah tadi. Pelajaran matematika dan kimia. Puft, kedua mata pelajaran itu sungguh tidak Flora sukai.
"Duduk dulu non." bi Suti menuntun Flora ke sebuah sofa besar melingkar di tengah-tengah ruang tamu tepat di bawah lampu gantung yang sangat beras dan indah.
Flora tersenyum dan mengangguk. "Iya, bi."
"Bibik panggilin den Raffael dulu ya non. Dia udah nungguin dari tadi."
Bi Suti melangkah pergi setelah mendapatkan anggukan dari Flora.
Flora menghempaskan tubuhnya di sofa. Matanya mantap takjub tangga melingkar megah ke-atas yang baru saja di naiki oleh bi Suti menuju kamar Raffael yang berada di lantai dua. Dari sejak memasuki rumah besar ini, tangga megah itu lah yang manjadi objek perhatian Flora. Ia sangat suka melihatnya.
Tadi nya Flora kira dia salah rumah. Karena tidak menyangka sahabat dan musuhnya ternyata tinggal di rumah yang sangat besar, tidak seperti yang di bayangkan-nya. Dan ini juga karena kali pertama Flora pergi ke-rumah Raffael. Dari sejak awal pertemanan nya dengan Reffa dia tidak pernah kesini. Reffa sering mengajaknya buat pergi kerumahnya, hanya saja Flora selalu tidak bisa. Ya, karena terkadang ada urusan atau sudah janji duluan dengan Raja buat pergi ke-rumahnya.
Awalnya Flora tadi ingin pergi bareng Reffa karena dia tidak bawa mobil, soalnya tadi pagi dia berangkat diantar oleh kakaknya. Tapi Reffa menyuruh nya buat duluan saja karena dia akan pergi bareng Ratih buat beli tiket konser K-pop. Flora sudah membujuknya buat beli tiketnya kapan-kapan saja tapi Reffa tidak mau. Kata Reffa dan Ratih ini masalah hidup tidak bisa di tunda, mereka takut kehabisan-- Dua manusia itu memang gila korea.
Tadi Zayn dan Raja juga mengajukan diri buat mengantarkannya tapi Flora menolak. Dia tidak mau merepotkan kedua sahabatnya, ya walau dia yakin kedua lelaki itu tidak merasa di repotkan oleh dirinya karena dia sudah sering melakukannya tapi kali ini Flora memilih tetap tidak mau mengganggu waktu istirahat kedua lelaki itu. Dia juga yakin kedua lelaki itu juga capek setelah berlama-lama bergelut dengan pelajaran. Sama seperti diri nya saat ini. Tapi bagaimana lagi, dia harus terjebak di rumah Raffael saat ini.
Akhirnya Flora memilih buat pergi naik taxi saja, menurutnya itu lebih baik. Tapi sepertinya itu tidak baik buat sopir taxi-nya, tadi Flora sempat berdebat dengan sopir taxi itu karena mengira sopir itu mengantarnya ke-alamat yang salah. Sampai sopir taxi itu kewalahan meyakinkannya. Tapi setelah satpam rumah Raffael menghampiri dan mengatakan kalau dia tidak salah alamat barulah Flora percaya dan berani masuk. Tentu setelah minta maaf pada sopir taxi itu.
Flora mengumpati Reffa untuk kesalahnnya itu. Coba saja saat gadis itu memberikan alamat rumahnya dia juga bilang kalau rumah dia rumah yang paling besar di komplek itu jadi dia tidak mungkin ragu dan tidak mungkin juga mencari masalah dengan sopir taxi yang mengantar nya. Tapi tidak, gadis itu tidak mengatakannya. Ntah salah siapa. Reffa yang tidak mengatakannya atau Flora yang memang tidak bertanya lebih. Tapi yang jelas bagi Flora itu salah Reffa.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLORAF [ On Going ]
Teen FictionRaffael ghaksan erlangga, cowok yang diibaratkan sebuah bintang, sangat susah digapai. Berbadan atletis, tinggi, putih dan dengan mata elangnya. Sifat dingin membuat siapapun tak berani menyentuhnya. Namanya dikenal dikalangan SMA manapun. Sekali ia...