4. || Tantangan

940 81 7
                                    


"Lo gimana sih raff. Kan lo yang jemput flora." ujar reffa kesal.

"Kok lo malah duluan sih! Flora kan udah bilang kalau dia gak tau jalan.!" ujar ratih tak kalah kesal nya kayak reffa.

"Tau lo raff, cowok itu yang dipegang itu perkataan nya. Kalau lo udah ingkar janji gak laki lo nama nya." ucap gyan menepuk pundak raffael pelan.

"Yang ingkar janji siapa?." tanya raffael santai. "Gue udah kasih alamat Cafe ini sama dia." ujar nya lagi.

"Tapi kalau tuh cewek nyasar gimana." sahut alvano.

"Mana gue tau." ucap raffael acuh lalu duduk dengan satu kaki berada di atas pahanya.

"Gila lo ya! Awas aja kalau temen gue sampai kenapa napa!." Cecar reffa.

"Ingat! Lo bakal berhadapan sama kita raff kalau sampai flora kenapa napa." ujar ratih memperingati.

"Serah." jawab raffael.

"Ingkar janji lo jadi cowok." ketus gyan.

"Gue gak ada bilang iya." ucap raffael.

"Kalau gue tau bakal kayak gini, mending tadi biar gue aja yang jemput neng cantik." ujar fernando.

"Udah tenang aja." ujar satria.

"Gimana mau tenang, kita nih khawatir banget sama flora." ujar ratih gelisah.

"Coba deh gue telfon dulu." ujar jihan. Mencoba menelpon flora namun nomor flora tidak dapat di hubungi.

"Gimana?." tanya reffa khawatir. Jihan menggeleng pelan.

"Gak bisa di hubungi."

"Tuh kan! Lo sih raff. Gak bakal gue ampuni lo!." omel reffa.

"Malem semua." ucap seorang gadis dengan suara lembutnya. Membuat semua remaja yang duduk di satu meja budar besar itu menoleh.terkecuali satria, dia hanya tersenyum tipis. "Maaf gue telat." ujar nya lagi.

"Flora." ucap ketiga gadis itu. Lalu berlari memeluk Flora.

"Lo gak papa kan flo?." tanya reffa khawatir.

"Kenapa?." tanya flora. "Gue gak papa." ujar nya lagi.

"Kita kira lo kenapa napa. Soal nya ponsel lo gak bisa dihubungin." ujar ratih.

"Oh iya sorry. Tadi ponsel gue mati." ujar flora nyengir polos. Flora merasa bersalah udah membuat teman teman nya menjadi khawatir karena dia.

"Lain kali kasih kabar! Jangan buat kita khawatir." kata reffa.

"Iya siap bos." jawab flora dengan tangan menempel di kening nya___seperti sedang hormat. Membuat teman teman nya tertawa.

"Ayok duduk." ajak jihan.

Keempat gadis itu berjalan menuju meja yang ditempati keenam anak grexda. Mata raffael tak lepas menatap flora. Tidak hanya raffael, orang orang yang ada di cafe itu pun tak bisa melepaskan pandangan mereka dari flora. Gadis itu malam ini sangat cantik. Dengan baju berwarna merah muda, celana hitam, rambut diikat dan kalung sebagai hiasan yang membuat nya semakin menawan.

"Cantik banget." puji fernando.

"Tau gini, gue deketin flora aja." ujar gyan. "Dapat dia gue berhenti nakal." ucap nya pasti.

"Iya kalau dia mau sama lo." timpal alvano.

"Jaga mata." ucap reffa menyadari pandangan cowok cowok itu.

"Flo, ntar lo pulang langsung mandi kembang ya. Siapa tau ntar lo di guna guna sama nih curut curut." suruh ratih. Flora tertawa mendengar nya.

"Sembarangan lo tih. Lo kira kita cowok apaan." dumel gyan.

FLORAF [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang