Our story 1 (Soojun)

525 80 36
                                    

Ditulis oleh kak Bi (@BLovers03)

Ini ditulis sebelum kak Bi Hiatus dan aku (Ri) disuruh oleh kak Bi untuk mempublikasikannya.

Ff ini terinspirasi dari sebuah ff yang pernah dibaca oleh kak Bi tapi bukan ff Soojun. Ff itu berasal dari Jerman:)

Hueningkai tidak pernah paham dan mengerti mengenai kehidupan papanya, Soobin. Dia memang hidup di keluarga yang sangat-sangat menyayanginya tapi Hueningkai tidak pernah bisa mengetahui siapa ibu aslinya.

Itu tidak pernah jadi masalah bagi Hueningkai, selama ini dalam hidupnya dia hidup cukup baik tanpa kehadiran sang ibu. Papanya sangat menyayangi Hueningkai dan itu cukup membuatnya merasakan kasih sayang yang luar biasa, papanya adalah orang yang hebat, dia membesarkan Hueningkai tanpa bantuan seorang wanita yang seharusnya menjadi seorang ibu.

Papanya cukup keras kepada Hueningkai tapi Hueningkai tau bahwa papanya sangat menyayangi dan mengkhawatirkan keselamatannya.

Bisa dibilang selama delapan belas tahun hidup didunia ini, Hueningkai selalu bergantung pada papanya dan dia bisa hidup dengan baik selama ini.

Saat ini, Hueningkai sedang memberesi loteng rumahnya. Papanya sedang pergi keluar kota dan Hueningkai ditinggal sendirian. Sebenarnya bibi Hueningkai sudah menyuruhnya untuk tinggal bersamanya namun Hueningkai menolak, Hueningkai merasa sudah cukup dewasa untuk mengurusi hidupnya sendiri.

Saat sedang membersihkan loteng rumahnya, Hueningkai menemukan sebuah kotak kayu aneh. Dia tidak pernah melihat kotak kayu aneh itu sebelumnya jadi dengan segenap rasa penasarannya Hueningkai membuka kotakan itu.

Didalam kotak kayu itu terdapat satu buku harian, surat dan juga foto-foto papanya.

Saat Hueningkai melihat foto-foto itu, Hueningkai menyadari bahwa sebagian besar foto itu adalah foto masa muda milik papanya. Tapi ada salah satu foto yang menarik perhatian Hueningkai, itu foto papanya dengan seorang pria yang bertubuh lebih pendek dari papanya dan juga Hueningkai kecil.

Ini aneh, Hueningkai tidak pernah bisa mengingat siapa laki-laki yang berada di foto ini. Hueningkai yang penasaran membalik foto itu dan menemukan sebuah tulisan.

'Choi Yeonjun yang berharga dan Hueningkai permata dalam hidupku.'

Kerutan jelas tergambar di dahi Hueningkai, Choi Yeonjun? Siapa pria itu? Mengapa rasanya tidak asing sekali, tapi Hueningkai tidak bisa mengingat orang yang bernama Choi Yeonjun itu sama sekali.

Buku harian milik papanya juga dibukanya dan Hueningkai tidak bisa menghilangkan keterkejutannya ketika membaca buku itu.

Bagian pertamanya ditulis dengan tulisan yang lumayan tidak rapi tapi Hueningkai berani bertaruh bahwa itu tulisan papanya, walaupun tulisan papanya saat ini lebih rapi.

Choi Yeonjun meninggalkanku... Dia pergi, memilih pergi dari segala kenangan yang pernah kita jalin selama ini dan aku tidak bisa menghentikannya.

Koper, tiket dan segala hal yang membuat kepergiaannya terasa nyata sudah ada di depan mata.

Kali ini untuk pertama kalinya aku meyakini bahwa kami akan berpisah, kami tidak akan pernah bisa bersama lagi.

Itu adalah tulisan di buku bagian awal. Lalu Hueningkai membuka bagian selanjutnya.

Surat kabar itu menyebutkannya, rasanya masih sama... Aku begitu merindukannya.

Aku masih berharap aku memiliki banyak keberanian untuk menentang orang-orang didunia ini, namun pada akhirnya aku tetap terlahir sebagai pengecut.

Blue Hour (Soojun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang