Saat Rage of Fire kembali ke markas mereka, Chris yang biasanya paling berisik, kini mendadak terdiam, entah apakah dia benar benar merasa ketakutan yang luar biasa atau dia sedang memikirkan rencana lain.
"Chris kau kenapa" tanya Aldo yang merasa ada yang aneh dengan ketua mereka.
"tidak apa apa, aku hanya lelah, aku ingin istirahat" ucap Chris.
"tumben dia jadi diam begitu" ucap Ferdi
"apa dia se-terpukul itu dengan kekalahan kita tadi" jawab Nanda
"sudahlah biarkan dia beristirahat, kalian juga beristirahatlah" perintah Aldo.
Di dalam ruangannya, Chris masih saja termenung, dia hampir saja di habisi oleh ketua klan yang dia remehkan, tetapi dia tidak melakukannya. untuk pertama kalinya dia merasa bersalah.
"mengapa dia tidak melanjutkan serangannya tadi? " gumam Chris dalam hati.
"aku merasakan hawa membunuh yang kuat padanya, tetapi dia menahannya"
"sebenarnya apa yang membuatnya seperti itu? , aku harus menemukannya lagi, agar aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada mereka".
Beberapa hari berlalu, markas Silence Reaper yang sudah diperbaharui oleh teknologi Kevin, kini mempunyai pendeteksi, yang memungkinkan mereka bisa lebih waspada jika ada orang asing yang mendekat. alarm itu berbunyi, sontak membuat Kevin melihat monitor dan ternyata chris sudah ada di depan markas mereka.
"mau apa lagi kau kesini? kau mau balas dendam? " tanya Kevin kepada Chris.
"aku ingin bertemu dengan ketua kalian" jawab Chris.
"untuk apa? jangan berbuat macam macam kau" bentak Kevin.
"aku hanya ingin bicara, jika aku ingin menyerang kalian lagi, untuk apa aku datang sendiri, itu bunuh diri namanya" jelas Chris.
"biarkan dia masuk" kata dimas.
Lalu Kevin membuka gerbang markas merek dan mengizinkan Chris masuk, disana sudah ada Dimas yang menggunakan tudung untuk menutupi kepala ya.
"apa yang ingin kau bicara kan ?" tanya Dimas
"aku hanya heran, mengapa kau berhenti menyerangku, padahal kau mempunyai kesempatan untuk menghabisimu" tanya Chris.
"aku tidak ingin membunuh lagi"
"sungguh omong kosong, apa alasanmu berkata begitu"
"kau tidak mengetahui kami dan masa lalu kami, jadi kau tidak akan mengerti" jelas Dimas.
"lantas, beritahu aku" pinta Chris.
"untuk apa? itu tidak penting dan hanya akan membuat luka yang sudah aku tutup terbuka kembali" ucap Dimas.
"baiklah jika kau tidak mau menceritakan masalalu mu, beritahu aku alasan kau tidak tertarik menguasai WALKOT ini"
"kau terlalu banyak ingin tahu, untuk apa aku memberitahukan semua itu kepada klan yang ingin menghabisi kami"
"aku hanya merasa berhutang nyawa padamu, dan aku ingin mengajukan gencatan senjata pada kalian "
"gencatan senjata? aku tidak merasa jika kita sedang berperang jadi untuk apa kita melakukan gencatan senjata? "
"bagaimana jika beraliansi? itu tidak masalah bukan" tanya Chris.
"aku tidak ingin beraliansi dengan siapapun, karena aku tidak percaya pada siapapun, kecuali klanku sendiri" tolak Dimas.
"jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, sebaiknya kau pergi, karena perbincangan ini sudah cukup" tambah Dimas.
"baiklah, aku mengerti, aku pergi" Chris meninggalkan markas Silence Reaper dam kembali ke markasnya.
"dari mana kau ?" Tanya Aldo pada Chris.
"markas Silence Reaper" jawab Chris singkat.
"untuk apa kau kesana sendirian ? kau cari mati ?" Tanya Aldo bingung.
"aku kesana untuk mengajukan gencatan senjata pada mereka" jelas Chris
"hah ?, apa aku tidak salah dengar ? kau mengajukan gencatan senjata pada mereka ?, sebenarnya ada apa ? dari kemari ku perhatikan sikapmu aneh"
"iya aku merasa berhutang nyawa pada ketua mereka"
"kau bodoh ya ? kau aneh, tidak seperti dirimu yang biasanya"
Lalu Chris mencekik Aldo dan berkata.
"jaga ucapanmu, kau tidak tahu rasanya ketika kau bisa saja dibunuh, tetapi kau dibiarkan hidup, kau tidak mengerti apa yang ku rasakan kan?"
"maafkan perkataanku, aku hanya merasa aneh dengan sikapmu yang mendadak berubah seperti ini" jawab Aldo dengan terbata bata karena lehernya masih dicekik oleh Chris.
Chris pun melepaskan cekikannya
"lagi pula jika kita beraliansi dengan mereka, kita bisa mendapatkan bantuan untuk menyerang balik Beast Knight"
"lantas mereka mau beraliansi dengan kita ?" Tanya Aldo yang masih memegangi lehernya
"tidak, mereka menolak, dan itu wajar karena kemarin kita habis menyerang markas mereka, dan kau juga melukai salah satu anggota mereka"
"aku akan menemuinya lagi, untuk mengajaknya beraliansi, mungkin akan sulit tapi aku tidak akan menyerah, walau ku harus menjadi pelayannya sekalipun" tambah Chris.
"kau gila ya ? aku tidak setuju" bantah Aldo.
"kau diam dan tunggu saja, untuk sekarang anggota yang lain tidak perlu tahu" kata Chris.
"terserah kau sajalah, yang pasti aku tidak akan menyetujui jika klan kita harus ada di bawah perintah klan mereka" ucap Aldo yang langsung pergi.
Chris kembali mendatangi markas Silence Reaper untuk menemui Dimas, tetapi saat ia sampai disana, ia tidak diizinkan masuk.
"mau apa lagi kau kesini ?" Tanya Kevin yang sedang memonitori bagian luar markas
"hanya ingin berkunjung, dan berbicara dengan ketuamu" jawab Chris.
"Dimas tidak ingin bertemu denganmu, lebih baik kau pergi atau harus ku gunakan cara kasar" ancam Kevin.
"ayolah kawan, kita bicara sebentar" bujuk Chris.
Kevin segera mengaktifkan mode pertahanan markas, dan markas mereka langsung mengeluarkan senjata berat dan siap menyerang Chris.
"dalam hitungan ketiga, jika kau tidak segera pergi, jangan salahkan aku jika kau ku ledakkan.
"satu"
"dua"
"baiklah aku pergi sekarang, tapi aku akan datang lagi nanti" jawab Chris yang sebenarnya bisa saja menghancurkan senjata senjata itu, tetapi itu tidak diperlukan, karena kedatangannya bukan untuk bertarung.
Di dalam markas Kevin bertanya pada Dimas mengapa Chris datang lagi.
"sebenarnya apa yang kalian bicarakan kemarin ?" Tanya Kevin penasaran.
"dia merasa berhutang nyawa padaku" jawab Dimas datar.
"hanya itu ? " timpal Anang.
"dia juga mengajak kita membentuk aliansi"
"kau terima ajakannya itu ?" Tanya Kevin.
"tentu tidak, setelah apa yang mereka lakukan pada Eko, rasanya mustahil aku menyetujui ajakannya" tegas Dimas.
"pantas dia datang lagi, rupanya dia punya maksud tertentu" kata Anang.
"tapi yang ku lihat, sepertinya dia benar benar mengakui kesalahannya, jika tidak untuk apa dia datang lagi kesini seorang diri ?"
"mungkin dia punya siasat lain dibalik semua ini" jawab Kevin.
"sudahlah ini tidak terlalu penting"
"bagaimana keadaan Eko" Tanya Dimas yang mencari topik pembicaraan lain.
"sepertinya sudah lebih baik, lukanya sudah pulih, tetapi dia belum sadar karena syok yang ia terima" jelas Kevin.
"syukurlah, kondisinya sudah tidak mengkhawatirkan" ucap Dimas lega.
YOU ARE READING
War Of Walkot
БоевикWALKOT bagaikan Utopia, tempat yang indah dan memiliki sumber daya alam yang tak terbatas, banyak pihak yang ingin menguasainya bahkan menghancurkannya, banyak konflik yang terjadi mulai antar klan bahkan konflik internal yang menyebabkan terancam h...