War Of Walkot

Kilas Balik Si Tanpa Ekspresi

"hey Dim... teman barumu datang lagi" ledek Kevin.

"siapa maksudmu ?"

"itu si manusia api"

"mau apalagi dia sebenarnya ?, biarkan dia masuk" perintah Dimas.

"kau yakin" Tanya Kevin.

"iya"

Pintu markas terbuka, dan Kevin menyuruh Chris masuk.

"yo... " sapa Chris kepada Dimas.

"sebenarnya apa maumu ?" jawab Dimas dingin.

"tidak ada maksud apa apa, aku hanya ingin berkunjung" jelas Chris.

"jika tujuanmu kesini hanya untuk membujukku menyetujui tentang aliansi itu, jawabanku masih sama"

"tidak, aku mengerti, aku tidak memaksakan itu, aku hanya ingin tau alasanmu tidak tertarik menguasai WALKOT ini, padahal tempat ini seperti utopia, terdapat tambang emas dan berlian, tanah yang subur, dan sumber daya yang melimpah." Chris heran.

"baiklah akan aku jelaskan mengapa aku sama sekali tidak tertarik dengan tempat yang kau sebut utopia itu, ini bukan berarti aku ingin berteman denganmu, tetapi lantaran aku sudah muak dengan pertanyaanmu"

"Klan kami berisi orang orang yang terbuang, ada yang dibuang oleh orang tuanya, lingkungannya, ditindas, diperlakukan berbeda, dan lain lain. Sebenarnya aku ada disini bukan karena aku sengaja ingin datang kesini, tetapi kami hanya ingin mencari tempat dimana kami bisa hidup bersama dengan tenang, dan pergi dari mereka yang tidak menginginkan kami.

Sebenarnya kami tidak terpikir untuk menetap disini, kami hanya numpang lewat, tetapi saat kami baru memasuki area pintu masuk WALKOT, kami dihadang oleh anggota klan Wing of Knights, kami dituduh ingin mengacau di WALKOT ini, padahal aku sudah menjelaskan pada mereka bahwa kami hanya numpang lewat, tetapi mereka tidak percaya, dan mereka meminta upeti jika kami ingin masuk ke WALKOT.

Kami tidak terima diperlakukan seperti penjahat, kami pun menolaknya, tetapi mereka justru menyerang kami, awalnya kami tidak melawan, tetapi salah satu anggota kami terluka akibat tebasan pedang mereka, lantas aku menyerang mereka, hingga mereka kalah dan pergi.

Aku kira semuanya sudah selesai, saat malam tiba, kami memutuskan untuk bermalam dan melanjutkan perjalanan esok hari, tetapi Wing of Knight kembali dan kali ini beserta Ketua mereka dan semua pasukan yang siap berperang, dan langsung menyerang.

Kami yang dalam keadaan tidak siap pun kewalahan, anggota klanku banyak yang terbunuh sia sia tanpa tau kesalahan mereka apa, lantas aku langsung memberikan serangan balik, tetapi jumlah mereka terlalu banyak, dan mereka terus saja menyerang. Aku bertanya pada ketua mereka apa kesalahan kami, mengapa mereka menyerang kami, dia menjawab karena kami sudah menyerang anggota mereka, aku coba menjelaskan, tetapi tidak ada gunanya, lantas aku mengaktifkan kekuatan hitamku, aku tidak bisa mengendalikan tubuhku, aku membalaskan kematian anggotaku yang tidak bersalah dan menghabisi anggota mereka, hingga akhirnya mereka merasa terpojok, saat aku berhadapan degan ketua mereka sudah tersungkur, aku hendak menusuknya, tetapi aku coba dihentikan oleh seorang wanita, yang tidak bukan adalah kekasihku, tanpa sengaja aku membunuhnya, aku menusuk jantungnya dengan pedang es, akhirnya aku bisa mengendalikan tubuhku kembali, dia berkata padaku, hentikan ini, kau bukan seorang pembunuh, jangan balas kejahatan dengan kejahatan, dan dia mati dalam pelukanku.

Karena kesedihan yang tidak bisa terbendung, akhirnya aku membekukan pembuluh darah di wajahku agar aku tidak memiliki ekspresi. Lalu aku menjelaskan pada ketua klan mereka bahwa kami tidak menyerang anggotanya, merekalah yang memulai, kami hanya membela diri. Awalnya dia masih tidak percaya, tetapi melihat klan kami yang tidak memberikan perlawanan berarti, akhirnya dia mencoba percaya pada ucapanku.

Dia akan bertanggung jawab dengan mengurus pemakaman semua anggota kami yang gugur termasuk kekasihku, tetapi aku menolaknya, mereka tidak berhak mengurus pemakaman anggota ku yang berharga, akulah yang menguburkan jasad mereka semua di belakang markas ini. Dia juga memberikan kami sedikit wilayah WALKOT sebagai permohonan maafnya, dan dia berjanji akan menindak tegas anggotanya yang berusaha mengadu domba kami. Aku yang sudah kehilangan arah dan jumlah kami yang tinggal sedikit ini memutuskan untuk menetap disini, dan menjauh dari wilayah mereka dan dari pertempuran apapun.

Mungkin itu yang bisa ku ceritakan padamu, apa kau sudah puas ? aku akan melindungi anggota klanku yang tersisa, karena hanya mereka yang aku miliki".

"jadi itu yang membuatmu tidak ingin menguasai WALKOT, baiklah aku mengerti, maafkan aku yang sudah membuatmu mengungkit masa lalumu yang kelam itu" kata Chris

"mereka memang tidak bisa dimaafkan" tambah Chris

"sudahlah aku tidak mau membahas mereka lagi, sekarang pulanglah, aku ingin istirahat" jawab Dimas.

"baiklah, aku pergi" Chris pun kembali ke markasnya.

Sesampainya di markasnya, Chris langsung menceritakan apa yang ia dengar kepada semua anggota klan mereka.

"kelam juga kisah mereka" ucap Ferdi

"ya, dia memang ketua klan yang luar biasa, dia rela melakukan apa saja demi melindungi anggotanya" tambah Chris.

"ini semua karena hasutan ketua klan Claw of Beasts, dia yang menghasut kita untuk menyerang mereka" Aldo menanggapi.

"sudahlah yang jelas dendamku pada Beast Knight semakin besar, dan walau Silence Reaper menolak ajakanku untuk beraliansi, aku akan tetap menolong mereka ketika mereka butuh bantuan.

Di markas Silence Reaper, Kevin menanyakan apa yang Dimas dan Chris bicarakan.

"apa yang kalian bicarakan ? tentang aliansi lagi ?"

"tidak, aku hanya menjelaskan mengapa aku tidak ingin kekuasaan atas WALKOT" jelas Dimas.

"berarti kau menceritakan tentang masa lalu yang kelam itu padanya ?"

"iya"

"kenapa ? kenapa kau mengungkap masa itu padanya, memangnya dia siapa yang harus tau tentang itu semua" Kevin kesal atas apa yang dilakukan Dimas.

"aku melakukan itu agar dia berhenti datang kesini, aku muak, memangnya kau pikir aku suka menceritakan itu semua ? kau lupa siapa yang paling sakit atas kejadian waktu itu ?" walau bicara dengan nada tinggi, wajah Dimas tetap tidak menunjukan ekspresi apapun.

Kevin terdiam dan kemudian eko tersadar, dan ketegangan barusan pun sirna, semua anggota klan senang atas eko yang sudah sadar, termasuk Dimas yang hanya terdiam walau hatinya merasa lega, lega mengetahui dia tidak kehilangan satu anggota lagi.