6.

7 0 0
                                    

"Morning!" Sapa gracia dengan ceria ke arah anggota keluarganya.

"Morning too sayang" balas darko.

"Pagi juga" balas abi.

"Aduh anak gadis bunda udh bangun, ayo sarapan dulu." Ajak bunda dan cia langsung duduk di kursinya.

"Bunda ayam cia mati satu" adunya ke arah bundanya.

"Makan dulu, abis itu nanti kita kuburin ayamnya ya" balas bunda dan di jawab anggukan oleh cia.

Selesai makan gracia dan bunda langsung pergi ke halaman belakang rumah tempat di mana ayam ayam lucu milik gracia.

"Kenapa bisa mati ya dek?" Tanya bunda bingung, karena mereka sudah merawatnya dengan baik dan tidak ada kurang sedikitpun.

"Udah ajalnya bund" balas cia sekanenya.

"Bunda, tapi cia mau di beliin lagi buat ganti yang warna ungu" lanjutnya sambil menggali tanah untuk menguburkan ayamnya.

"Iya sayang, nanti siang kita beli ya. Lagian kan cia juga libur" balas bunda.

"Bunda nanti siang kita ada acara loh di rumah buk ratih" saut ayah dari pintu belakang.

"Oh iya bunda lupa, untung ayah ingetin" balas bunda dan cia langsung memasang wajah sedih.

"Nanti beli sama abang, soalnya abang mau beli buku nanti" ujar abi saat melewati mereka.

"Yeeeyyy" cia kembali senang.

"Cia mau beli 3 nanti bunda" adunya ke arah bunda yang baru selesai menguburkan ayamnya.

"Iya nanti uangnya ambil di atas kulkas ya, bunda mau masuk dulu oke" balas bunda dan langsung masuk ke dalam rumah.

Gracia menghampiri ayamnya yang masih tersisa dan memperhatikan apakah ada yang sakit atau tidak.

"Ayam ayamnya cia, kalian harus hidup sampe gede ya. Sampe warnanya jadi berubah " kekeh cia sambil mengelus elus ayamnya.

Cia melirik ke arah pohon yang ada di halaman belakang, pohon rindang yang membuat hati sejuk saat melihatnya. Dan juga membuat ayam ayamnya cia tidak terlalu kepanasan.

"Makasih pohon, udah lindungin ayam cia. Cia mau masuk dulu yaa" ujarnya ceria dan masuk ke dalam rumah.

.
.
.

"Dek ayo berangkat" teriak abidzar sambil membuka pintu kamar gracia.

"Ish abang, jangan teriak teriak dong. Telinga cia sakit" adunya dengan kesal dan langsung keluar kamarnya.

"Lah , jangan ngambek dong dek" rayu abi agar mood cia balik lagi.

"Iya abang" balas cia dan mereka turun kebawah untuk berangkat karena hari juga makin siang.

"Uangnya udah kan?" Tanya abi memastikan.

"Eh belum, tunggu bang" cia langsung lari masuk kembali ke dalam rumah.

"Dasar ceroboh" gumam abi sambil terkekeh geli.

"Udah!" Gracia sudah naik kembali ke motor abi. Dan mereka berangkat untuk membeli kebutuhan masing masing.

Sampai di toko buka abi langsung meninggalkan cia begitu saja karena sudah tidak sabar mencari buku yang ia butuhkan, gracia terlihat kesal karena di tinggal.

"Abang ish" cia langsung menyusul abangnya masuk kedalam toko buku.

"Mau beli apa kak?" Tanya tukang jaga toko genit ke arah cia.

"Tadi abang yang masuk ngga di tanya kaya gitu, dasar genit!"  Ujar cia dalam hati.

Cia hanya membalasnya dengan senyuman dan langsung berlari menuju tempat dimana abi berada.

TWOREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang