Setelah mengatakan itu di dalam hati, terlihat Leo pergi dari sana dia berjalan keluar mall tersebut dan memilih untuk pergi ke basecampnya bertemu dengan teman temannya. Iya Bryan dan yang lainnya mereka akan di sana setiap saat karena orangnya memang malas untuk diam di rumah kerjaannya kalau tidak nongkrong ya apa lagi.
"Mending gua ke tempat anak anak dah" ujarnya pelan dan mulai memakai helmnya, lalu menyalakan motornya dan langsung tancap gas menuju basecampnya itu.
Di perjalanan dia tidak bisa fokus, ntah apa yang ada di pikirannya banyak sekali pertanyaan yang ingin dia tanya kepada Cia tapi mau bagaimana lagi dia sama Cia benar benar tidak dekat. Dan terlihat Cia sama sekali tidak menyukainya karena kelakuannya yang kurang ajar itu.
Saat sudah sampai di basecamp dia malah kaget saat tidak ada satupun orang di situ dan yang makin membuat moodnya tidak baik adalah hanya ada kucing di situ dan dia memilih untuk tidak turun dari motornya karena kalian harus ingat, Leo takut dengan kucing. Padahal kucing itu makhluk yang lucu bukan?
"Ck pada kemana dah" kesalnya dan langsung menelfon Bryan.
"Halo, napa bro?" Jawaban di sebrang telfon.
"Lu dimana? Anak anak juga kok kagak ada?" Ucapnya to the point.
"Lagi di mall, ngongkrong sesekali tu di tempat elit bro jangan di situ mulu" Bryan terdengar tertawa di sebrang sana.
"Ck si anjir lu kalau gitu gua kagak jauh jauh ke sini goblok" jawabnya dan mematikan telfon secara sepihak.
Kesal dengan teman temannya yang bahkan tidak mengabarinya jika akan pergi bersama dan langsung pulang saja dari pada tambah badmood. Masalahnya itu Leo sendiri yang tidak membaca grup chat mereka padahal tadi malam sudah di beritahu oleh temen temennya.
"Abang pulang" ucapnya sambil masuk ke rumah dan berjalan ke arah kamarnya. Tapi kaget saat melihat ada papanya sedang duduk di ruang tv sedang menyesap kopinya.
"Papa kapan pulang?" Tanya Leo.
"Barusan" jawab Papanya singkat.
"Ooh" balasnya singkat juga lalu berjalan ke arah kamar. Tapi saat baru beberapa langkah sudah di tegur oleh papanya.
"Gimana sekolah kamu?"
"Apa peduli papa? Bukannya kalian selalu fokus ke kerjaan? Emang penting untuk mengetahui bagaimana sekolahku?" Tanyanya balik dengan bertubi tubi.
"Saya bertanya karena saya perduli" papanya berdiri dari duduknya.
"Lalu?" Leo berbalik menghadap Papanya.
"Kenapa kelakuanmu menjadi begini Leo?" Tanya papanya.
"Bercerminlah dan kau akan tau mengapa aku jadi begini" balasnya dan langsung lari ke kamarnya.
"LEO! DENGARKAN PAPA, KAMU BELUM JAWAB PERTANYAAN PAPA" Teriakan Papanya memenuhi seluruh rumah.
Leo cuek saja, dia tidak perduli dengan papanya. Dia memang kangen tapi jika selalu di perlakukan seperti mereka tidak merasa bersalah dia menjadi tidak suka.
Langsung masuk ke dalam kamarnya dan memilih untuk rebahan sebentar sambil buka akun instagaramnya. Melihat postingan cerita Bryan dan teman temannya yang lain malah membuat dia semakin Badmood. Tidak sengaja membuka cerita Gracia dan ingin tertawa ketika tahu isinya sudah di penuhi oleh foto dan video ayam warna warni yang di beli di pasar sepertinya.
"Kenapa dia begitu lucu" celetuknya tidak sengaja
"Maksud gua ayamnya" lanjutnya lagi saat sadar akan ucapannya.
Melihat cerita selanjutnya yang ada foto selfie Cia dengan Ayam berwarna ungu, terlihat lucu karena muka Cia menahan gemas akan ayam itu. Dan Leo dengan cerobohnya malah memencet Like di samping komen dan tidak sadar akan hal itu.
.
.
.
.Di sisi lain Gracia senang karena ayam ayamnya tumbuh dengan baik dan tidak ada yang mati untuk minggu ini dan itu adalah pencapaian yang baik. Tiba tiba ada notif dari instagramnya terlihat ada yang like postingan ceritanya, karena kaget siapa itu dia langsung melempar ayamnya dan terdengar ayamnya menjerit.
"Astaghfirullah Cia ayamnya" kaget bunda dan langsung menegurnya.
"Eh ya ampun ayammmm" dia langsung memeluk ayam itu
"Maafin Cia" lanjutnya dan memasukkan ayam itu ke kandangnya lagi. Lalu berdiri dan langsung lari ke kamarnya bundanya yang melihat itu langsung geleng geleng kepala.
"Ada apa dengan anak itu" ucap bundanya dan langsung melanjutkan berkebunnya. Iya bunda Cia sedang senang berkebun sayur sayuran akhir akhir ini di halaman belakang.
"AAAAAAAAA" teriaknya saat sampai di kamarnya. Apa dia tidak sadar? Itu terdengar ke seluruh rumah dan mengganggu Abi yang sedang belajar.
Tiba tiba ia langsung dapat notif chat dari Abi.
Abang abi <3
|Cia kamu jangan ribut
Maaf abang, ini cia diem|
|Abang lagi belajar jangan ribut
IYA LOH INI DIEM|
|Iya balasnya jangan sambil teriak lagi, kamu ini kenapa?
Gapapa abang kepo banget|
Lalu itu hanya di read oleh Abi, ia melanjutkan fokus belajar karena sebentar lagi ujian akan di mulai. Cia juga sibuk dengan dunianya sendiri pusing dengan salting sendiri, ada apa dengannya? Kenapa dia begitu senang? Apa dia suka Leo? Atau bagaimana?
"Ya allah kenapa dia malah ngelike sii" dia melihat notifnya hilang artinya orang itu membatalkan likenya atas postingan ceritanya itu.
"KOK ILANG?" teriaknya lagi.
"CIA DIAM" Teriak Abi dari kamarnya
"MAAF ABANG" balasnya
"KALIAN JANGAN RIBUT" teriak bunda dari lantai bawah.
Cia langsung tiduran di kasurnya dan membuka room chat di grup wa teman temannya. Tidak ada percakapan di sana ia ingin memulai tapi tidak ada topik jadinya dia kembali menutup room chat itu dan mulai melihat instagaramnya
Tiba tiba ada notif dm dari akun yang tadi membuat dirinya kesal.
Lee.123
| Sorry tadi kepencet
Oohh iya santai le|
|Tapi ayamnya gemes
Iyalah ayam gua gituloh|
|Kaya yang punya.
Hah?|
|Kagak, udah ya mau mandi gua
Ya iya sono ngapain laporan|
Seen.Lalu Cia mulai mematikan ponselnya, ia berjalan ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri juga karena ia tau sebentar lagi akan di panggil untuk makan malam.
Haloo maaf kalau makin gaje
Makasih udah mau baca
Jangan lupa vote dan komen ya
Makasi 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
TWOREY
Teen Fiction"Maaaa beliin ayam yang itu liat warnanya beda dari yang di rumah" - "Dek, heh! Kamu udah punya banyak di rumah"- "Tapi yang warna itu belum ada maa" - "Ayam warna warni itu ga bakalan bertahan lama, uang mama abis ke situ semua nanti"- "Aku janji...