Sweet story by I. Joanne💜
***
Gadis berkulit pucat itu terbangun dari tidurnya yang lelap saat merasakan tangan berat memeluk pinggangnya. Gadis itu terkejut saat membuka mata, pasalnya wajah tidak manusiawi milik Taehyung hanya berjarak beberapa inchi dengan wajahnya, bahkan hembusan napas Taehyung yang hangat dapat ia rasakan menerpa pipinya. Mata yang tadinya mengantuk menjadi segar seketika. Nyawa yang tadinya masih tercecer kini telah terkumpul semua. Gadis itu benar-benar terjaga. Menatap bareface Taehyung di pagi hari membuat tubuhnya segar. Dia tidak ingin cepat-cepat beranjak dari tempat tidurnya. Memilih berlama-lama memandangi wajah Taehyung yang masih tertidur pulas.
Perlahan jemari lentik Anne menelusuri setiap inci kulit wajah Taehyung. Merasakan betapa halus kulitnya, jari-jarinya mengikuti garis rahang Taehyung yang keras membentuk kesempurnaan wajah yang sangat mustahil dimiliki manusia biasa. Hidung bangirnya juga tak luput dari sentuhan si Gadis yang kini makin terbuai oleh ketampanan lelaki itu. Anne berdecak sebal menyalahkan takdir, kenapa baru sekarang ia dipertemukan dengan Taehyung?
"Sudah puas memandangi wajahku, hm?" bisik Taehyung mengejutkan gadis yang saat ini menjadi tuannya. Gadis itu tergagap dan cepat-cepat menarik tangannya yang menyentuh wajahnya. "Ck, aku milikmu, tidak masalah kalau kau menyentuhku sepuasnya," gumam Taehyung lagi, kesadarannya belum terkumpul betul.
"Kenapa kau tiba-tiba tidur di sini? Bukannya tadi malam kau bilang ingin tidur di sofa?" tanya Anne dengan raut bingung yang membuat kerutan di dahinya.
Taehyung membuka matanya menatap gadis di depannya dan berceletuk, "Aku tidak pernah tidur di sofa. Itu sangat tidak nyaman. Aku tidak berbakat menjadi orang susah. Seharusnya kau saja yang tidur di sofa tadi malam."
"Brengsek! Jadi kau pikir aku berbakat menjadi orang susah? Begitu?!" sungut Anne tidak terima.
"Ah, ah, ah, mentang-mentang aku sudah jadi maid-mu, kau sudah berani bilang aku brengsek, ya? Bukannya yang aku katakan memang benar? Ohh, iya, aku keliru, kau bukan hanya berbakat menjadi orang susah, tapi kau sudah ahlinya, sudah pro," ejek Tae sambil terkikik geli.
Ingin rasanya Anne menimpuk wajah tampan Taehyung kalau saja Yeontan tidak tiba-tiba datang dan bergabung bersama mereka, anak itu masuk ke selimut dan berbaring di antara mereka. Sambil menguap anak itu mengadu, "Mama, Papa, tidur bersama My Lord dan Jinnie tidak enak. Dengkuran My Lord sangat keras, Jinnie juga memelukku erat sekali sampai napasku sesak. Beruntung aku masih hidup sekarang."
"Yeontan, mulai nanti malam kau harus tidur sendirian, kau bisa tidur di kamar sebelah. Kau tidak bisa lagi tidur bersama kami ataupun Ayah, Ibuku," ujar Taehyung pelan sambil mencubiti pipi gembil bocah itu.
"Enak saja!" sahut Yeontan cepat sambil menggembungkan pipinya, "apa kalian tega membiarkan bocah lima tahun tidur sendirian sementara kalian enak-enakan tidur berdua? Aku bisa saja mimpi buruk tengah malam tapi tidak ada yang menenangkanku. Seharusnya kalian yang sudah dewasa yang tidur sendirian bukan malah aku yang masih sangat rapuh ini!" Yeontan merajuk dan melipat kedua tangannya di dada. Mukanya menjadi merah karena menahan emosi. Bukannya takut, Taehyung dan Anne malah gemas melihatnya.
Walaupun sebenarnya Yeontan ribuan tahun lebih tua daripada mereka, dalam bentuk bocah begini, emosi Yeontan juga seperti kanak-kanak, lain lagi jika dia sudah bertranformasi menjadi Eagle Tiger, maka siluman generasi kelima itu akan tampak sangat kuat. Sedikit banyak, Taehyung juga merasa beruntung mengubah Yeontan menjadi seorang bocah menggemaskan begini. Coba kalau saat itu ia mengubah Yeontan menjadi anjing atau kucing, pasti tidak akan terlalu menggemaskan.
"Yeontan benar, dia masih terlalu kecil untuk tidur sendirian. Aku tidak keberatan dia tidur bersama kita. Lagipula, kita, kan tidak melakukan apapun di kamar ini. Hanya tidur, benar, kan?" tanya Anne menyampaikan pendapatnya. Yeontan yang mendengar Anne membelanya berbalik, memeluk gadis itu erat.
Taehyung menghela napas berat dan mendengus, "Jangan bilang kau lupa harus melakukan sex denganku seratus kali!"
Gadis itu melotot tajam, menatap Taehyung tidak percaya. "Bagaimana bisa kau mengatakan itu di depan anak-anak?" geram Anne marah gadis itu mencoba menutupi kedua telinga Yeontan.
Taehyung menguap lebar. "Hooaam ... lagipula kita tidak akan melakukan itu dalam bulan ini. Umurku belum cukup juga," ungkap Taehyung. Lelaki itu menyibakkan selimutnya dan duduk bersandar pada kepala ranjang kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya agar kembali segar.
"Belum cukup umur katamu? Taehyung kau bahkan sudah berumur dua puluh empat tahun. Sudah legal melakukan sex! Aku saja heran, sudah setua ini kau belum pernah melakukannya, dasar cupu!" desis gadis itu sambil menatap Taehyung dengan tatapan meremehkan.
Gerakan merenggangkan otot Taehyung terhenti. Lelaki itu menatap gadis itu tidak percaya.
"Heh, sekarang kau juga membicarakan sex di depan anak-anak, dasar tidak berpendirian! Lagipula apa salahnya jika masih perjaka? Lalu kau? Apa kau sudah pernah melakukan itu?" tanya Taehyung balik, pagi-pagi emosinya sudah tersulut saja hanya gara-gara dikatai cupu oleh gadis yang mungkin ciuman saja belum pernah."Aku? Aku masih sembilan belas tahun, aku belum legal melakukan itu. Lagipula aku tidak tertarik melakukan sex bersamamu. Tidak akan pernah, lihat saja aku akan me-" Kata-kata Anne terhenti seketika ketika Yeontan berteriak.
"Heh! Kalian ini apa-apaan membicarakan urusan ranjang di depan anak-anak sepertiku? Apa kalian tidak punya malu hah?! Kalian ini sama saja!" teriak Yeontan sebal, dia benar-benar kesal dengan dua pasang makhluk di depannya. Bisa-bisanya mereka membicarakan planning sex mereka di depan bocah berusia lima tahun!
Anne menggaruk pipinya canggung, gadis itu terkekeh malu karena dia sendiri juga ikut-ikutan membicarakan sex di depan Yeontan. Lupa kalau dia yang tadi mengomeli Taehyung.
"Hahahaha, Yeontan maafkan Mamamu ini, dia memang agak bodoh, besok kalau kau sudah besar, kau harus menurun sifat Papa. Papa pintar dan tampan. Catat itu," kata Taehyung bangga.
Sesaat Anne terpana mendengar Tae menyebut dirinya 'Papa' tapi sepertinya Tae tidak sadar mengatakannya. Semua itu membuat hati gadis itu hangat, rasanya seperti saat di musim dingin kau meminum cokelat panas di depan perapian. Nyaman dan menyenangkan. Pipi Anne bersemu merah, gadis itu mulai nyaman dengan kehidupannya yang baru dan gadis itu akan melakukan apapun untuk mempertahankan kebahagiaan serta apa pun yang dia miliki saat ini.
Anne berjanji akan memonopoli Tae dan Yeontan untuk dirinya sendiri. Diam-diam gadis itu tersenyum kecil. Tidak satupun makhluk boleh menyentuh miliknya. Cukup sekali dia hidup dalam kesusahan, sekarang dia akan berusaha hidup selama-lamanya agar bisa memiliki Taehyung dan apapun yang ada pada diri Tae selamanya. Karena bagi Anne, milikmu adalah milikku, dan milikku, ya, milikku.
***
Catatan singkat dialog tokoh IYK:
Jimin : Sudah tiga bab aku tidak pernah muncul di cerita ini, padahal actingku juga gak jelek-jelek amat.
Penulis : Sabar napa, sih? Ingat, bayaranmu juga rendah jadi jarang muncul.
Jimin : Tapi aku soul mate Taehyung, kau tidak bisa memisahkan kami!
Yeontan : Bisa diam tidak?! Mama, Papaku sedang cuddle, jangan berisik!
Jimin dan Penulis :) :)

KAMU SEDANG MEMBACA
I'AM YOUR KING
FanfictionUpdate Senin dan Kamis ya guys💜 "Benang merah yang mengikat kelingkingmu, pun denganku, menjadi bukti kalau kau sudah terikat dan tidak bisa lepas dariku. Nikmati penderitaanmu, dan nanti kita akan kekal di neraka selamanya."