Bab 8

35 10 3
                                    

Sweet story by I. Joanne💜

***

"Jadi anak kita sekarang sudah menemukan gadis yang cocok untuk mengikat janji dengannya?" tanya Namjoon kepada istrinya sambil sibuk membolak-balik halaman koran.

Jinnie mengangguk mantap dan berujar, "Iya, Yeontan yang bilang kalau dia akan punya mama baru, jadi kapan kita akan melakukan ritual pengikatan?"

"Secepatnya, aku sudah tidak bisa berlama-lama membiarkan Tae diintai iblis lain. Posisi Tae sangat genting dia diawasi banyak iblis yang kapan pun bisa membunuhnya," ucap Namjoon pria itu menyeruput teh hangat yang disajikan istrinya.

"Chagia, apa kau tidak bisa membunuh mereka? Apa susahnya melenyapkan mereka?" ujar Jinnie menyampaikan pendapatnya.

"Tidak bisa begitu Sayang, kalau aku melakukan itu Tae pasti akan semakin pesimis merasa dia tidak bisa diandalkan. Anakmu itu egonya besar sekali."

"Anakku anakmu juga tahu! Ya sudahlah, kita tunggu saja Taehyung pulang bersama gadis itu," kata Jinnie meninggalkan suaminya sendirian di ruang tamu.

***

"Ja-jadi aku akan tinggal bersama kalian?" tanya gadis itu sambil menunduk malu pipinya bersemu merah.

"Jangan bapereu, karena aku sudah malas mengurus Yeontan, makanya kau kubolehkan tinggal di rumahku," sanggah Tae takut Anne salah paham dengan maksudnya.

Anne mengangkat kepalanya sedikit dan bertanya, "Lalu bagaimana dengan orangtuamu? A-apa mereka mengizinkan aku tinggal bersama kalian?"

"Itu urusan nanti kalau mereka tidak mengizinkanmu tinggal denganku kita tinggal pindah ke rumah yang lain. Aku kaya, pindah-pindah rumah tidak sulit bagiku," berkata demikian sambil menyibak anak rambutnya, Tae merasa dia tampan sekali saat mengatakan itu.

"Ja-jadi kita hanya akan tinggal bertiga? Hanya kau aku dan Yeontan? Kita akan seper-"

"Sial! Bisakah kalian berhenti membicarakan rencana rumah tangga kalian di depanku? Ini sangat mengganggu," umpat Jimin kepada orang di depannya.

Mendengar umpatan temannya, Taehyung hanya menggaruk pipinya sambil cengengesan. Dia baru ingat kalau dari tadi juga ada Jimin bersama mereka.

"Kau juga, bisa tidak jangan terlalu dekat dengan Tae? Kau hanya menjadi pengganggu dalam persahabatan kami!" ucap Jimin memperingati Anne.

"Ma-maaf aku juga tidak bermaksud a-aku hiks ... hiks ... maaf, maaf," tangisan Anne terdengar lirih, gadis itu menutup matanya dengan punggung tangannya.

"Mama, kenapa Mama menangis? Heh Paman Jimin, seharusnya Paman tidak membuat Mama menangis! Paman ini tidak punya hati!" kata Yeontan yang berada di gendongan Tae sambil berusaha mengusap air mata Mama gadungannya.

"Aku tidak membuatnya menangis dia saja yang cengeng, lagi pula, SUDAH BERAPA KALI KUBERITAHU, AKU INI BUKAN PAMANMU!!" geram Jimin.

"Kalian ini ribut sekali, kau juga cengeng sekali, Jimin kau tidak perlu cemburu begitu, aku tidak mungkin mau dengan gadis sepertinya, bukan tipeku sekali. Lagipula kita kan hanya teman kenapa kau harus cemburu?" tanya Tae heran.

Yeontan yang tidak terlalu paham dengan percakapan orang dewasa di depannya hanya menguap dan menarik-narik kerah baju Tae sambil merengek, "Papa ayo pulang sekarang, aku mengantuk."

I'AM YOUR KINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang