🔥Are u ready...?

4 0 0
                                    

Part ini lumayan sadis. Yang tidak kuat silakan skip, jangan dibaca.

Ingat, author sudah mengingatkan.

Dede² gumush harap di isolasi dulu ya, bund. Takut mencontoh adegan nya soalnya.

HAPPY READING!!!

" Aku ingat ketika dahulu aku meminta kepada Tuhan untuk bahagia namun Tuhan malah mengabulkannya dengan cara membuat diriku terluka. Hh, semiris itukah hidupku?"

🔥🔥🔥

Khanza pov.

Sendiri. Aku terbiasa hidup sendiri sedari kecil. Jika kalian mau tau kenapa, aku tidak akan memberitahu nya. Aku tidak terbiasa berinteraksi dengan manusia. Aku lebih banyak berinteraksi dengan pisau, gergaji, silet, golok, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan benda-benda tajam.

Erry adalah salah satu manusia pertama yang mau berteman denganku. Dan tentu, itu membuatku sangat bahagia. Bahagia memiliki teman yang sedari kecil saat kuidam-idamkan.

Jika kalian bertanya siapa aku sebenarnya. Aku adalah seorang psikopat bertopeng manusia. 

Ya, seperti sekarang.

Tiada hari bagiku tanpa mengeluarkan darah segar.

" Tenang ya kelinci. Nanti sebentar lagi kamu akan ketemu tuhan. Hahahaha.." Ucapku sambil menggorok leher kelinci tangkapanku dengan pisau dapur tajam kesayanganku.

Srett...

Dengan sekali sebetan keras, kelinci yang malang itu mulai detik sekarang sudah tidak bernyawa lagi. Darah segar mengalir dari pangkal lehernya.

Aku sudah lihai dalam hal bunuh-membunuh seperti ini. Tapi ingat, aku hanya membunuh hewan. Tidak pernah sekalipun dalam hidupku melakukan pembunuhan kepada manusia. Tenang, aku masih ingat dosa. Tapi gak tau kalau nanti sore, tunggu aja :(

Skill yang kumiliki dalam membunuh hewan menjadikanku ada bakat menjadi pembunuh bayaran. Aku sangatlah terampil dalam hal mengurusi pembunuhan.

Back to topic. Setelah darah segar kelinci itu sudah tidak keluar lagi. Kulakukan langkah selanjutnya.

Pertama-tama, kukuliti dahulu kulit si kelinci colonganku itu.

Bunyi pisau membelah permukaan kulit daging kelinci itu jelas terdengar sangat nyaring ditelingaku. Namun, bagiku itulah suara yang membuat semakin bersemangat dalam membunuh.

Tak sampai disitu, ketika aku telah selesai menguliti si kelinci malang tersebut, aku lalu melakukan step selanjutnya. Kuburaikan usus-usus dan organ dalam kelinci itu. Lalu kucongkel kedua mata kelinci yang sangat malang itu. Kurobek pula mulut kecil dan daun telinganya itu. Selanjutnya, aku mencincang dagingnya hingga berubah tak berbentuk. Mungkin sampai seperti bubur daging kelinci.

Setelah selesai mencincang seluruh daging kelinci itu, aku tempatkan seluruhnya ke dalam mangkuk wadah yang biasa kugunakan untuk memberi makan kepada doggy, anjing nakal kesayanganku.

Tapi, kemana doggy? Aku tak melihatnya.

" Doggy, where are you? C'mon doggy, tampakkan batang hidungmu itu. Ini sarapan mu sudah aku siapkan," Ujarku memanggil doggy.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mysterious Girl (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang