TUJUH

1.2K 216 11
                                    

"Emily bertemu dengan si brengsek itu!"

"Cindy juga bertemu dengan si brengsek itu."

"Jennie bahkan hampir di dekati olehnya."

Doyoung, Johnny dan Yuta datang-datang menghampiri Taeyong di kantornya dengan omelan atau umpatan yang sangat kencang.

Taeyong justru menutup telinganya dari awal mereka masuk ke dalam ruangan.

"Jadi, ada info apa kau mengabari kami, Taeyong?" Johnny menghampiri tempat duduk Taeyong. "Apa itu?"

Taeyong menundukkan kepalanya dan melihat apa yang di tunjuk oleh Johnny. Tanpa menunggu waktu yang lama, Taeyong memberikan kertas yang di tunjuk oleh Johnny tadi kepadanya.

"Info tentang orang-orang yang mau melenyapkan kau dan Cindy." Taeyong menganggukkan kepalanya dan ia menatap Doyoung, "Doyoung, ini ada info juga tentang kau dan Emily."

Doyoung menggerutkan dahinya bingung, "Siapa? Aku? Emily?" Doyoung bergegas mendekati Taeyong. "Tapi, Bang Yuta tidak mendapatkan info?"

"Aku sudah lebih dulu dari kalian," ujar Yuta. "Makanya jangan jadi budak cinta terus!"

Johnny berdecak kesal, "Kau juga sama saja, Yuta!"

"Tapi, kenapa info ini tentang kekasih kita semua?" tanya Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi, kenapa info ini tentang kekasih kita semua?" tanya Doyoung. "Apa mereka juga jadi incaran manusia-manusia itu?"

Taeyong menganggukkan kepalanya dan menjentikkan jarinya, "Kau benar sekali, Doyoung."

"Huh? Apa yang membuat mereka tertarik dengan para wanita?" tanya Yuta bingung.

Johnny menghela napas. "Harta. Tahta. Wanita."

"Kau benar juga, Johnny," seru Taeyong. "Di balik pria sukses akan selalu ada wanita hebat yang membantunya. Dan mereka tidak ingin kita memiliki wanita."

"Jadi, maksud Abang kita harus forever alone?" tanya Doyoung, "Hell nah! Enak saja!"

"Lebih tepatnya mereka berniat menghancurkan tim ini dengan cara merebut para wanita," jelas Taeyong, "orang itu akan mengancam mereka dan membuat tim ini hancur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lebih tepatnya mereka berniat menghancurkan tim ini dengan cara merebut para wanita," jelas Taeyong, "orang itu akan mengancam mereka dan membuat tim ini hancur."

"Bodoh. Kenapa orang-orang itu selalu bodoh?" tanya Yuta kesal.

"Tentu saja, karena tidak ada wanita yang membantu mereka sukses, Yuta," jawab Taeyong santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tentu saja, karena tidak ada wanita yang membantu mereka sukses, Yuta," jawab Taeyong santai.

"Ya Tuhan, aku benar-benar kesal sekarang," lirih Doyoung, "dasar manusia kurang kasih sayang!"

"Lapar tidak?" tanya Taeyong.

"Lapar," jawab mereka bertiga bersamaan.

Taeyong menganggukkan kepalanya, "Mau makan dulu?"

"Oke."

Taeyong menganggukkan kepalanya. Ia tersenyum, sedangkan ketiga sahabatnya mulai berkelahi tentang tempat makan mana yang harus mereka datangi.

"Sebentar," kata Taeyong pelan, "ada mata-mata."

Ia memundurkan langkahnya dan tersenyum ke satu titik tepat di pot bunga yang terlihat asing. Ia mengambil pot itu dan tersenyum ke satu titik fokus.

"Hai." Ia tersenyum lebar ketika ia menemukan sebuah kamera kecil yang tertanam di pot itu. "I got you, Choi Seomin."

Sebuah kamera kecil yang Taeyong pegang memperlihatkan warna merah yang berarti menyala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah kamera kecil yang Taeyong pegang memperlihatkan warna merah yang berarti menyala. Dengan raut wajah datar, Taeyong menatap ke arah kamera kecil yang ia pegang dan pada akhirnya ia menginjak dengan kuat hingga merusak kamera itu.

MAFIA AND STEWARDESS ❝✔❞ ; TAESOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang