Bab 2

10 2 0
                                    

Seorang gadis sedang berjalan gemulai menuju arah kelas. Bia berangkat lebih cepat dari hari kemarin karena Kinan lagi-lagi ada kelas pagi dosennya pun killer jadi ia memutuskan lebih awal berangkat, Bia merasa kasihan jika abangnya terlambar gara-gara dia.

Sekolah Bia masih terlihat sepi hanya beberapa murid yang berlalu lalang karena datang awal sepertia dia. Ketika memasuki kelas ia selalu mengetuk pintu terlebih dahulu, mata Bia juga menyusuri ruangan tersebut hanya ada sekitar 6 orang yang sudah berada di kelas lalu Bia mengucapkan salam,"Assalamualaikum.". Tidak ada tanggapan sama sekali tapi Bia acuhkan mungkin saja sudah dijawab dalam hati.

Bia duduk ditempat yang kemarin ia tempati bersama Mila dan langsung mengeluarkan novel lukisnya yang dia tulisi nama panggilannya "BIA", simple.

Novel lukis Bia ini seperti diary pada umumnya hanya saja Bia tidak bisa mencurahkan hatinya lewat tulisan. Kebanyakan orang yang sudah tau novel lukis itu hanya berkata,"Bagus ya gambar nya,pinter banget kamu kalo gambar dan sebagainya.". Padahal ada pesan-pesan yang tersembunyi dalam setiap ornamen gambar yang digambar olehnya dan karena itu ia tidak merasa takut jika ada yang mengetahui novel lukis ini karena hampir semua orang tidak sadar dengan pesan tersembunyi itu.

Bia mulai gambar sketsa sekolah saja tanpa ornamen sama sekali, ia akan menambahkan ornamen jika sudah agak lama bersekolah karena Bia baru masuk sekolah 2 hari belum ada cerita yang berkesan untuk dia.

Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 06.45 artinya sudah masuk sekolah. Bia yang sedari tadi terlarut dalam dunianya pun tidak menyadari kedatangan Mila dari tadi. "Asli emang gambaran kamu bagus,Bi.", puji Mila yang bersuara tepat di depan Bia.

Bia terlonjak kaget atas kehadiran Mila, "Astaga,Mil kaget.". Bia langsung mengembalikan novel lukisnya ketempat semula di tas hitam sportnya. "Abis daritadi udah aku sapa gak dijawab yaudah aku diem aja sekalian jailin,hehe."

Mila berkata lagi,"Tapi asli gambaran kamu bagus,Bi."

"Makasih."

"Tapi kamu aneh,Bi.",ungkap Mila.

"Kenapa?.", tanya Bia.

"Dimana-mana kan orang gambar di kertas kosong atau gimana, sedangkan kamu di novel kan aneh yakk?!?!.". Bia terkekeh lalu menjelaskan alasan ia memilih gambar di novel bekas,"Itu aku namain novel lukis ya bisa disebut diary lah, aku juga tetep gambar dikertas kosong kok."

Mulut Mila membentuk huruf O lalu berkata,"Oh i see. Tapi kamu juga keren sih udah pinter nyanyi terus lukis daebakk.",Bia tersipu malu.

Datanglah senior OSIS pendamping kelas mereka Dina dan Gio yang menyuruh seluruh kelas 10 menuju aula buat nonton ekstrakurikuler yang bakalan di tampilkan.

Bia dan Mila langsung berjalan menuju aula dan kondisi aula sekarang benar-benar ramai tidak beraturan banyak yang pisah dari kelas. Bia memutuskan untuk duduk di bagian belakang saja, "Mil,duduk di belakang aja deh, biar ga desakan sama yang lain.", ajak Bia.

"Oghkkeyy.", Mila menyetujui ajakan Bia. Mereka pun mundur dari barisan depan.

Terdengar pembicaraan kakak OSIS yang suaranya cukup didengar, "Gimana, sih Gaga kan udah janji, mau promosiin. Kalo Gaga ga nemenin Andre, si Andre juga gabakalan mau promosi. Rencana kita kan juga nampilin Gaga didepan biar adek kelas gak terlalu bosen juga. Belum lagi kalo mereka gamau promosi kita yang kena senior nanti pas evaluasi.", tutur panjang oleh kakak osis itu dengan nada kesal.

"Ya gimana lagi kayak lo gatau Gaga aja tuh anak moody-an.",balas temannya. "Bener tuh.", sahut temannya yang satu lagi.

Salah satu anak kelas 10 cowo dari segerombolan itu pun menyahutinya dengan nada jokes,"Gaga gaga saha sih teh? Urang teh kagak tau Gaga siapa, kalo burung gagak teh baru urang tau."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang