Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"apa? "ayah ingin ketemu el? -tanyaku
"iya tuan putri, mohon segera bersiap-siap-ucap felix
"baiklah, tunggu sebentar-jawabku
*setelah itu*
"aku sudah rapih, mari pergi-jawabku
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"mau saya gendong tuan putri? -tanya felix
"boleh hihi-jawabku
"tentu saja tuan putri, ayo saya gendong-jawabnya
"baik, maaf ya kakak-jawabku
-lalu felix mengangkatku dan membawa pergi ke taman-
'sampai ditaman'
"kakak turunkan aku-jawabku
"iya, baik tuan putri-jawab felix 'sambil menurunkan aku'
'terus-menerus melakukan hal seperti ini saat bertemu dengannya, agar semakin luluh-gumam
"AYAHHH-teriakku
-orang itupun menoleh-
"ayah, aku kangen- -sambil memeluknya-
"sudahku bilang jangan lari" seperti itu, bikin pusing saja. kau bisa jatuh nanti-jawabnya -sambil menatapku-
"ayah "ayah
-kode minta digenggendong-
-ayah langsung mengangkatku dan memelukku-
-sedangkan aku, memeluk lehernya erat-
-felix menatap mereka berdua-
"kenapa hari ini tuan putri mirip dengan black ya-ucap felix
"iya-jawab jeno
'ya, wajar! karena ingatan anak ini dulu aku jadi waspada padamu.. 'aku harus bertingkah imut seperti ini agar kau tetap membiarkanku bertahan hidup lebih lama-gumam
"tuan putri semakin hari semakin cantik saja, saya rasa tuan putri akan menjadi putri tercantik nantinya-ucap felix
"hm'm -jawab jeno
'apa ga berlebihan-gumam
"felix mundurlah sepuluh langkah -ucap jeno -sambil berjalan entah dibawa kemana, masih digendong jeno-
"aku ingin bertanya denganmu, apa kau suka penyihir itu menjadi teman bicaramu? -tanya jeno
'maksudnya lucas? -gumam
"lucas? -jawabku
"kalau kau tidak menyukainya, aku akan mencarikan anak yang lain-ucap jeno 'sambil melirikku'
BERPIKIR
"aku memang tidak mengerti kenapa kau butuh teman, tapi felix terus bersikeras -
"kalau itu maumu! -jawab jeno
"aku akan mencari anak yang cocok untuk teman bicaramu-jawab jeno
-aku menarik rambutnya-
"a-apa ini? -
"lepas-ucap jeno -aku melepaskannya-
"gausah khawatir ayah, aku sudah ada felix dan kakak penyihir, el lebih suka lagi karena mereka adalah teman yang ayah kirim-jawabku -memasang senyum-