Angin bertiup, memberikan rasa sejuk pada siang hari yang terik. Tampak dua orang tengah terduduk di kursi taman kantor.
Ia memakan ice cream vanillanya, sambil menatap langit cerah yang dihiasi awan. Ia menghela nafas sejenak, membuat lelaki di sebelahnya menoleh.
"Aku tidak percaya bahwa aku benar benar berada di situasi itu," eluhnya.
Doyoung tidak merespon kata kata Sejeong, karena ia pikir wanita ini hanya ingin didengar, dan tidak butuh pendapat.
Ia membangkitkan lengannya hingga sejajar dengan dada, melihat jam yang melekat ditangan kanannya, "sepertinya aku harus segera masuk sekarang juga, kau tidak masuk??" Sejeong bertanya.
"Sepertinya aku harus pergi ke toilet dulu, kay bisa masuk duluan. Lagipula aku tidak satu ruangan dengan CEO, jadi dia tidak akan tau jika aku terlambat masuk," jawab Doyoung, sedikit bercanda.
"Cih, ternyata kau tidak serajin yang orang orang bayangkan, baiklah kalau begitu, terimakasih untuk ice cream nya."
Ia tidak menjawab, dan hanya sekedar melontarkan senyuman kepada Sejeong yang sudah berjalan menjauhinya.
Ting~
Suara notif ponsel berbunyi, Doyoung segera mengecek miliknya, namun tidak ada notif yang tertera di layarnya.
Ah, baiklah.. sekali ceroboh tetaplah ceroboh. Tampaknya kebiasaan buruk itu tidak akan pernah hilang dari diri seorang Kim Sejeong.
Ya, dia meninggalkan ponselnya di kursi taman.
Ia menjulurkan tangannya, mengambil ponsel yang masih tergeletak disampingnya, kemudian menyalakan layarnya. Tampak terlihat jelas jika ada dua notif yang baru saja muncul sekitar 1 menit yang lalu.
Sehun
Ya! Bodoh, kenapa kau belum ada di ruanganDoyoung tidak memberikan reaksi apapun terhadap isi chat nya, melainkan berfokus kepada nama kontak yang tertera diatasnya.
"Aku tidak berpikir bahwa mereka benar benar akrab," gumamnya.
Sementara itu, karena punggung Sejeong sudah tidak terlihat, maka Doyoung memutuskan untuk mengembalikannya nanti.
***
Sejeong keluar dari dalam lift, ia juga sudah merapikan pakaiannya sesaat sebelum pintu lift terbuka. Ia mencoba untuk tetap tegas dan seolah tidak terjadi apa apa.
"Ini semua membuatku frustasi. Bagaimana bisa aku tidak mengingat kejadian itu saat melihat wajahnya?" gumamnya, di sepanjang langkah dari lift hingga ke ruangan CEO.
Pintu ruangan terbuka,
Dia sedang fokus dengan komputernya sekarang, tangannya sibuk bergerak diatas keyboard, entah apa yang sedang dia ketik.
Tidak terlalu mempedulikannya, Sejeong segera menduduki kursinya dan mengambil kertas yang sepertinya diletakkan oleh sang CEO diatas mejanya.
"Apa ini?" Tanya nya sambil sekalian melihat lihat gambar di kertas tersebut.
Sejeong memutarkan bola matanya malas, lantaran CEO nya itu tidak mau menjawab. Baiklah, mari kita lontarkan pertanyaan lain, "Dimana dia?"
Awalnya Sehun cukup terkejut, karena Sejeong berani melontarkan pertanyaan tentang Mina.
"Kerjakan saja pekerjaanmu seperti biasa" ucap Sehun dengan dingin, namum mimik malu di wajahnya jelas terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Careless Assistant [Sehun x Sejeong]
FanficPada umumnya untuk menjadi asisten adalah orang yang rajin, dan pintar. Apalagi jika menjadi asisten seorang CEO. Tapi bagaimana jadinya jika seorang wanita pemalas, bodoh, dan tidak mengerti apapun. Harus menjadi asisten CEO yang penakut, dan mes...