Pada umumnya untuk menjadi asisten adalah orang yang rajin, dan pintar. Apalagi jika menjadi asisten seorang CEO.
Tapi bagaimana jadinya jika seorang wanita pemalas, bodoh, dan tidak mengerti apapun. Harus menjadi asisten CEO yang penakut, dan mes...
Sehun dan Sejeong sudah menghabiskan makan siangnya sejak beberapa jam yang lalu dan segera kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan sekaligus memantau bagaimana cara kerja sekretaris baru itu.
Oh ya, sekretaris itu tidak bekerja di ruangan yang sama dengan Sehun seperti saat Sejeong bekerja. Ruangan tersebut tetap dihuni oleh dua orang saja, CEO dan asisten nya. Sementara sekretaris itu bekerja di ruangan nya sendiri.
Dikarenakan Sejeong sudah tidak lagi menjadi sekretaris, otomatis ketika di kantor, pekerjaannya menjadi lebih ringan. Ah tidak, tepatnya sekarang ia tak harus menggunakan otaknya untuk mencari inspirasi.
Dan seperti biasanya, Sehun kembali melakukan pekerjaannya, sementara Sejeong duduk di kursinya sambil sesekali melakukan perintah yang diberikan atasannya.
"Kau yakin dia akan bekerja dengan baik?" Tanya Sejeong tiba tiba ditengah keheningan yang melanda.
"Ya, tentu saja. Dia bukan orang seperti mu yang bodoh dan ceroboh" Sindir Sehun.
"Ya! seenaknya saja. Tapi entah kenapa aku tidak yakin dia bekerja dengan baik. Haruskah aku memeriksa ruangannya?"
"Tidak. tidak perlu. Kau hanya mencari kesempatan untuk dekat dengan dia kan?" Kata Sehun sambil menjauhkan tubuhnya dari depan komputer.
"Baiklah baiklah. Tapi semua ini benar benar membosankan. Dan lagi pula, memangnya kenapa jika aku dekat dengan dia? kau bilang juga dia seumuran denganku... jangan jangan.." Sejeong menggantungkan kata katanya, menerka nerka apa yang dipikirkan sang CEO, "Kau cemburu!"
Sehun melempar pulpen yang ada di dekatnya ke kepala Sejeong, "J-jangan asal bicara!" elaknya.
Merasa sang CEO menjawabnya dengan sedikit terbata-bata lantas Sejeong tersenyum menggoda, ia beranjak dari kursi, menghampiri meja Sehun dan memaksanya untuk mengaku.
Oh ayolah, tidak. Sehun menjawab dengan sedikit terbata-bata bukan karena ia cemburu, hanya saja ia tidak percaya jika sekretarisnya bisa menduga sampai sejauh itu.
Pada akhirnya semua berujung pada keduanya saling menggelitiki satu sama lain. Dan secara tak sengaja, seorang karyawan melihatnya ketika akan memberikan laporan kepada sang CEO.
"Khmm, permisi" Kata karyawan perempuan tersebut.
Baik, mereka sempat mematung untuk beberapa detik, kemudian saling menjauhkan diri seakan tidak terjadi apa apa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"O-oh ya, yeri, silakan masuk" Ucap Sehun ramah, dengan pipi yang sedikit merona karena malu.
***
Para karyawan pulang lebih awal dibanding CEO, pekerjaan mereka selesai sekitar pukul 7 malam, sementara Sehun masih harus berada di kantor sampai pekerjaan yang sudah ia jadwalkan selesai hari itu juga.
Biasanya ia selalu menyelesaikan pekerjaannya paling telat pada pukul 10 malam. ya, ia juga tidak ingin terlalu berlama lama di kantor, jadi mau bagaimanapun ia harus melakukannya dengan baik dan cekatan.