Sehun sudah memberi kesempatan kepada Sejeong untuk bekerja selama sebulan dan karena keberuntungannya wanita itu langsung mendapatkan jabatan sebagai Sekretaris CEO.
Dengan kemampuan yang dimiliki Sejeong, tidak seharusnya ia menjadi seorang sekretaris. Namun di sisi lain bukan tanpa sebab, mengapa Sehun menjadikannya sekretaris.
Awalnya ia ingin Sejeong bekerja di bagian mendesain, akan tetapi Sehun harus berpikir sekali lagi ketika mendengar jawaban wanita tersebut yang mengatakan jika dia hanya melakukannya ketika bosan. Sementara, para karyawan yang bekerja di bidang itu tidak memiliki banyak waktu.
Dan setelah di pikir pikir, Sehun juga merasa bahwa Sejeong mudah untuk disuruh, sehingga dapat mempermudah pekerjaannya. Maka dari itu, dirinya memutuskan untuk membiarkan dia menjadi seorang sekretaris.
Ini tidak akan mudah bagi Sejeong.
Lantaran menjadi seorang sekretaris harus berpenampilan menarik dan terlihat serasi dengan atasannya. Selain itu, perusahaan yang dipimpin oleh Sehun juga mempunyai standar dan aturan dalam berpakaian. Untuk laki laki di haruskan menggunakan blazer, sementara perempuan diharuskan memakai kemeja, atau dress yang terlihat formal.
***
Sehun nampak sangat sibuk di hari pertama Sejeong bekerja. Sepertinya ia harus menyelesaikan proyek beberapa hari lalu. Dia juga terlihat cukup stress. Sejeong mencoba untuk membantunya, namun Sehun selalu melarang dan malah menyuruhnya untuk menggambar desain pakaian.
Jika boleh jujur, Sejeong juga sudah menyadari dari awal mengapa dirinya dijadikan seorang sekretaris. Meski begitu ia tidak bisa atau bahkan tak berani untuk protes dan merasa ini akan mejadi sebuah pekerjaan yang mudah.
Walaupun akan ada saatnya menjadi sekretaris adalah pekerjaan tersulit dan merepotkan ketika CEO menjadi pribadi yang menyebalkan.
"Bisakah kau buatkan coklat hangat?" Pinta Sehun taanpa mengalihkan pandangannya dari layar komputer.
"Nde.." Saut Sejeong yang langsung menghentikan kegiatannya.
"Oh ya, bubuk kopi disini sangat halus dan hampir mirip seperti bubuk coklat. jangan sampai tertukar, aku tidak bisa minum kopi" Jelas Sehun, sebelum akhirnya Sejeong keluar dari ruangan CEO, dan turun ke lantai 1 menuju dapur kantor.
Lantaran jam makan siang sedang berlangsung, ada banyak karyawan di dapur kantor yang tengah mengambil minum, atau sekedar menghangatkan makanan di microwave.
Entah dia melakukannya dengan baik atau tidak, yang pasti tidak sampai 5 menit membuatnya, ia sudah kembali ke dalam ruangan CEO, lalu segera meletakkan gelasnya di atas meja. Sementara Sehun langsung meminumnya tanpa mengetahui itu coklat atau kopi.
Sejeong berharap jika ia meelakukannya dengan baik. Namun kenyataannya tidak, setelah Sehun memuntahkan minum tersebut dari mulutnya, "Apa kau tidak dengar bahwa saya tidak bisa minum kopi?" Murka Sehun.
"Maaf, tapi aku mengalami sedikit kesulitan" Lirih Sejeong.
"Apa kau tidak bisa membedakan aroma keduanya?" Lanjut Sehun.
"Aku tidak berpikiran untuk mencium aromanya, sekali lagi mohon maaf" Sahut Sejeong.
Sehun menarik napas panjang. Tidak terlalu banyak ambil pusing ia memilih segera mengganti pakaiannya yang terkena kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Careless Assistant [Sehun x Sejeong]
FanfictionPada umumnya untuk menjadi asisten adalah orang yang rajin, dan pintar. Apalagi jika menjadi asisten seorang CEO. Tapi bagaimana jadinya jika seorang wanita pemalas, bodoh, dan tidak mengerti apapun. Harus menjadi asisten CEO yang penakut, dan mes...