CHAPTER 13

125 14 1
                                    

Hayy semuanya aku back lagi nich!!!🙋🙋🙋
Maaf up nya lama banget ampe lumutan😌🙇😫
Soalnya lagi selesein projek yang di sebelah😵🤓
Ouhh yah, jangan lupa mampir ke lapak sebelah🤗💕😘

Okee, seperti biasa vote and comment karena itu sangat berarti buatku🌟🌟🌟🗨️🗨️🗨️

Let's read
👇👇👇

"Andrew, Andrew"

"Kenapa sih? Kau ribut-ribut enggak jelas," omel Andrew pada salah satu teman kelasi

"Itu si Adel pingsan dan sekarang di bawa ke ruang UKS"

"Apa?! Kau jangan main-main ya. Adel tadi sehat-sehat aja kok," ujar Andrew pasalnya mereka baru aja berpisah sebentar

"Aku serius tau. Mending sekarang kau pergi ke UKS untuk periksa"

Andrew langsung melesat menuju ke ruang UKS. Ia berlari dengan sangat kencang. Bahkan, ia sudah menabrak beberapa orang saat ia berlari. Tapi, ia tidak memperdulikan hal itu. Yang penting sekarang ia harus melihat Adel dulu.

Begitu sampai di depan pintu UKS, ia pun masuk ke dalamnya. Di sana ia sudah bisa melihat Reyn yang memegang tangan Adel begitu erat. Tampak wajah Reyn yang sudah dibanjiri oleh air mata.

Ia pun menghampiri Adel yang sedang tertidur di salah satu ranjang. Tampak wajah as yang begitu pucat. Ia sangat terkejut sekarang. Kenapa Adel tiba-tiba jadi seperti ini. Andrew akhirnya menanyakannya pada Reyn.

"Apa yang terjadi? Kenapa Adel bisa kayak gini?" tanya Andrew dengan tatapannya yang khawatir.

"Aku tadi nemuin Adel di depan lokernya. Dan di situ aku liat ada bangkai kucing dan surat teror di lokernya. Aku yakin karna hal itu yang buat Adel kayak gini. Karna Adel paling enggak bisa liat banyak darah." Reyn pun menceritakan perihal tadi dengan air mata yang masih mengalir.

Andrew begitu terkejut dengan penuturan Reyn. Seketika amarahnya langsung memuncak. Setelah mendengar itu, Andrew langsung melesat menuju ke tempat loker Adel. Saat di sana ia masih menemukan orang-orang sedang berkerumun.

"MINGGIR!!"

Seketika orang-orang yang berkerumun itu bubar begitu melihat Andrew di situ. Dan di sana Andrew masih dapat melihat kotak teror yang berisi bangkai kucing itu. Ia pun mengambil kotak itu tanpa perasaan jijik sekalipun. Kalian kan tahu Andrew sudah biasa dengan hal itu, beda halnya dengan Adel. Di kotak itu terdapat sebuah surat. Andrew pun mengambil surat itu yang bertuliskan, "JANGAN SOK KECANTIKAN! LIAT AJA APA YANG BISA KUPERBUAT PADAMU!!"

Andrew meremas surat ancaman itu. Terlihat dari wajahnya yang sudah memerah karena amarah. Berani-beraninya orang itu menganggu pacarnya. Kayaknya tuh orang sudah bosan hidup. Ia bersumpah akan membuat orang itu menghilang dari muka bumi ini. Karena tidak ada yang boleh menyakiti 'miliknya' itu.

"Kalian tau siapa yang melakukan ini"

"K-kami enggak tau"

"Brengsek!"

Andrew begitu marah sekarang. Ia pun menghubungi Daniel dan Darren untuk mencari tahu siapa yang sudah berani mengusik hidupnya. Mereka pun bertemu di markas mereka.

"Terus Adel enggak apa-apa?" tanya Darren

"Enggak tau juga. Dia lagi tertidur di UKS," lirih Andrew

"Pasti dia shock karna kejadian ini. Terus kau mau gimana," ujar Daniel

"Pokoknya kita harus cari tau dulu siapa orang itu. Liat aja aku enggak kasih ampun itu orang. Biar dia cowok atau cewek sekalipun, aku enggak peduli. Karena dia udah berani ngusik pacarku itu berarti dia ngusik aku juga," ujar Andrew dengan tatapan matanya yang tajam.

"Gini aja, kita periksa rekaman CCTV di ruang loker dulu. Di situ mungkin kita bisa tau siapa yang berbuat hal itu," usul Daniel

"Yahh, bener juga"

"Ayo ke sana"

Mereka bertiga pun langsung melesat menuju ruang CCTV. Di sana mereka melihat CCTV di tempat loker setelah mendapat ijin dari petugas di sana.

"Coba cari yang waktu kemaren malam aja," usul Andrew

Daniel yang bertugas mengoperasikan CCTV itu, langsung mencoba usulan Andrew. Dan ... Gotcha! Mereka menemukan bukan hanya satu orang melainkan tiga orang perempuan di situ.

"Coba diperbesar"

Saat Daniel memperbesarnya, mereka dapat melihat dengan jelas siapa ketiga perempuan itu.

"Siapa mereka?"

"Itu bukannya Resti and the geng. Dia kan sering mengincarmu, tapi kau enggak pernah menghiraukannya. Dia pasti melakukan ini karna kesal kau pacaran dengan Adel bukan dirinya," ungkap Darren

"Heh, aku enggak peduli hal itu. Karna kita udah tau siapa yang melakukannya, siap-siap aja untuk menemui ajal mereka," desis Andrew dengan smirk andalannya.

"Yah, seterah kau aja. Aku sih ikut-ikut aja," ujar Darren

"Tapi, gimana kalau Adel justru marah kalau kau membalas dendam dengan cara ini. Mungkin dia akan kecewa padamu. Bukannya ia menyuruhmu untuk berhenti membunuh," ujar Daniel

"Yah, juga. AHA! Aku tau, ada cara lain untuk membunuh mereka secara perlahan," ungkap Andrew

"Apa?"

"Gini...."

Andrew pun membisikkan rencana pembalasan yang sempurna. Terlihat dari  Daniel ataupun Darren yang mengganggukkan kepala mereka tanda kepahaman.

"Okeyy, itu lebih bagus lagi kan," tukas Darren

"Alright. Let's star the game"

***

"Eunghh"

Akhirnya Adel terbangun dari tidurnya di ruang UKS. Jujur ia masih terkejut dengan peristiwa tadi. Ia pun sedikit terkejut menemukan Andrew yang sedang tertidur sambil memegang tangannya erat. Adel tersenyum manis melihat hal itu. Dapat ia lihat wajah pacarnya itu. Wajah yang sangat tampan dengan rahang yang tegas. Jangan lupakan hidung mancung dan alis tebalnya yang membuat Adel terpesona. Ia pun mengusap rambut hitam legam milik pacarnya itu.

Andrew merasa ada yang mengusap rambutnya. Ia pun terbangun dan menemukan Adel yang tersenyum begitu manis padanya. Dan hal itu menular pada dirinya yang ikut tersenyum manis. Andrew pun bangkit dari duduknya dan duduk lagi di ranjang tempat Adel.

"Gimana perasaanmu? Udah enakkan?" tanya Andrew seraya mengusap rambut panjang milik Adel dengan lembut.

"Iyah, cuman masih sedikit pusing aja," jawab Adel dengan suara sedikit serak

"Kau tenang aja ya. Ada aku di sini yang melindungimu. Enggak akan ada yang berani berbuat hal gitu lagi padamu," ujar Andrew seraya memeluk tubuh Adel dengan erat.

"Iyah, makasih ya"

"Pokoknya nanti, kalau kau mau ke manapun, harus bareng aku. Jangan kayak tadi lagi. Aku enggak mau hal ini terulang lagi," ujar Andrew seraya mencium pucuk kepala Adel.

"Hmm"

Adel memeluk dengan erat juga tubuh Andrew. Entahlah saat memeluk Andrew, rasa khawatir dan takutnya seketika langsung menghilang. Ia menghirup dalam-dalam aroma dari tubuh Andrew. Itu bukan aroma parfum melainkan aroma asli dari tubuh Andrew yang begitu menenangkan.

***

"Gimana hasilnya?"

"Tenang aja bos. Di shock banget tadi"

"Bagus. Ini baru permulaan. Enggak boleh ada yang memiliki Andrew selain diriku seorang. Mau melawanku itu kayak menggali kuburan sendiri untuknya"

"Iya, bener itu bos"

~TBC~

Holaa Gimana sama chapter ini??
Ayoo comment di bawah!!

Maaf kalo bagian psycho nya enggak cukup ngena, karena baru pertama kali buat

Moga suka yahhh!!!

Okee, see you in next chapter!!!

YOU'RE PSYCHO(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang