FOLLOW DULU SEBELUM BACA AND TAP BINTANGNYA🌟🌟
Chapter ini full dengan flashback kejadian sebelum Dito meninggal!!!
Chapter mengandung kata-kata kasar dan tindakan kekerasan. Harap bijak dalam membaca😇🙏🙏
Let's Read
👇👇👇"Aku ke toilet dulu, ya," pamit Dito
"Ok, hati-hati," ujar Adel
Dito berjalan menuju toilet. Di tengah perjalanannya ke sana, tiba-tiba ada yang membekap mulutnya dan menariknya menuju rooftop.
"Hei, lepaskan!! Siapa kalian?" Dito terus melakukan pemberontakan dari orang yang tiba-tiba menariknya ke rooftop.Saat orang yang membekapnya itu melepasnya, Dito sangat tercengang dengan siapa yang melakukan hal tersebut padanya.
"KALIAN!! Kenapa kalian menarikku ke sini?? Ada urusan apa kalian denganku??" Jujur Dito agak takut dengan situasinya sekarang.
Bagaimana tidak, jika yang di hadapannya sekarang orang yang paling ditakuti di sekolah. Siapa lagi kalau bukan Andrew and the geng.
"Yakk, bangs*t. Kau jangan sok polos enggak tau apa kesalahanmu." Andrew dalam mode yang tidak bersahabat sekarang, sehingga ia berteriak kepada Dito.
"A-apa maksudmu? Perasaan aku enggak punya masalah denganmu." Dito yang cukup terkejut dengan suara mengelegar dari Andrew, menjawabnya dengan tubuh yang gemetar.
"Dasar cecung*k satu ini, masih enggak mau ngaku ya. Daniel, Darren lakukan!!" Andrew yang sangat kesal bahwa Dito masih tidak sadar akan kesalahannya, menyuruh dua sahabatnya itu melakukan aksi yang biasa melakukan pada orang-orang yang mengusik ketenangan mereka.
"Okey, no problem dude." Darren yang sangat senang bisa lagi menyiksa orang, mulai melakukan aksinya dengan senyumannya bak seorang psychopath
Daniel dan Darren menghajar Dito habis-habisan. Mereka menulikan pendengaran mereka ketika Dito merintih kesakitan akibat tangan dan kakinya yang disayat-sayat dengan pisau oleh mereka. Darah mengalir cukup deras dari tubuh Dito akibat sayatan itu. Andrew, Daniel, maupun Darren bukannya ngeri dan jijik akan daerah yang keluar dari tubuh Dito, melainkan mereka sangat senang bahkan tertawa melihat korban mereka merintih kesakitan.
"Bagaimana, sakit? Udah ngerti, apa kesalahanmu?" Andrew mencapit dagu Dito dengan keras yang mana membuat kuku-kuku Andrew menusuk ke dalam kulitnya Dito sehingga darah kembali mengalir dari wajahnya.
"Jujur, a-aku beneran eng-engak tau, ku-kumohon hen-hentikan. Le-lepaskan aku. I-ini sangat sa-sakit." Dito sudah tidak kuat dari penyiksaan yang dilakukan Andrew and the geng sehingga ia terbata-bata dalam berbicara.
"HAHAHA. Melepaskanmu? Setelah perbuatan yang kau lakukan. Mimpi!" Andrew tertawa sangat keras ketika mendengar korbannya memohon padanya.
"Kalau gitu, kasih tau aku, apa kesalahanku. Biar aku bisa minta maaf padamu," ujar Dito
"Okey, karena sekarang aku sedang berbaik hati. Aku akan kasih tau apa kesalahanmu. Kau punya 2 kesalahan. Yang pertama, kau berusaha mendekati milikku, bahkan kau mencoba menggodanya. Yang kedua, kau berusaha menjelekkanku di depannya. Bagaimana udah tau kan? Kayaknya apa yaa, hukuman yang pantas untuk bangs*t sepertimu? Oh ya, aku baru ingat kalau ayahmu meminjam modal ke perusahaan papaku. Menurutmu, apa yang bisa aku lakukan dengan hal itu?" Andrew sangat senang bisa melihat wajah yang pucat dari Dito. Itu berarti dia menang bisa melihat korbannya tak berdaya.
"Ku-kumohon jangan libatkan keluargaku. Mereka enggak tau apa-apa. Jika kau mau balas dendam, lakukan saja padaku, jangan pada keluargaku. Adikku masih kecil dan butuh biaya sekolah. Jujur, aku sama sekali enggak tau kalau Adel itu milikmu. Kalau aku tau, aku enggak akan mengganggunya. Lagipula, Adel enggak pernah cerita. Dan, untuk masalah menjelekkanmu, itu adalah rumor yang aku dengar. Reyn juga mengetahuinya dan memberitahukan ke Adel." Dito berusaha membela dan meminta maaf pada Andrew, karena jujur ia sangat takut dengan Andrew.
"Alahh, udah terlambat untuk menyesal Dito Dirgajaya. Dia udah terlanjur dengar masalah itu darimu. Karna siapa aja yang memberitahukan masalah itu padanya, aku enggak akan segan-segan untuk membunuhnya. Jadi, apa yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanmu? Ingat kau masih punya keluarga yang harus kau pertimbangkan keselamatannya." Andrew mengucapkannya sambil menunjukkan smirknya yang menyeramkan.
"Jangan ganggu keluargaku!! Okey, aku akan melakukan apapun yang kau pinta." Dito sudah pasrah dengan keadaannya, yang penting keluarganya selamat. Ia tidak peduli dengan keselamatannya.
"Bagus. Kau bisa melompat dari atas sini, dengan begitu kesalahanmu akan aku maafkan dan keluargamu akan selamat. Bagaimana?" Andrew sama sekali tidak peduli terhadap nyawa seseorang, yang penting orang itu lenyap dari pandangannya.
"Lompat? Kau gila?! Aku enggak mau melakukannya. Kau bisa mengatakan syarat yang lainnya, seperti menjadi budakmu untuk selamanya. Aku enggak apa-apa. Asalkan jangan ini." Dito cukup terkejut dengan permintaan Andrew untuknya melompat dari atas gedung sekolah. Karena ia masih ingin sekolah dan membanggakan keluarganya.
"Ohh, kau enggak mau melakukannya? Okey, enggak apa-apa. Tapi, jangan salahkan aku, jika besok kau udah denger berita bahwa Keluarga Dirgajaya dibantai dalam satu malam. Menurutmu, bagaimana, beritanya baguskan?" Andrew kembali mengancam Dito dengan siasatnya. Apalagi ia selalu menunjukkan senyuman bak psychopath-nya di manapun.
"Ja-jangan. Okey, aku akan melompat sekarang." Dito yang tidak mau keluarganya kenapa-kenapa, lebih memilih mempertaruhkan nyawanya.
Dito yang sudah menyanggupi permintaan Andrew, mulai bersiap-siap untuk melompat dari atas rooftop.
Dalam hati ia merapalkan doa meminta maaf kepada Tuhan dan semuanya karena melakukan aksi bunuh diri.
"Selamat tinggal semuanya." Dito mengucapkannya dengan senyuman kesedihannya.
Dito melompat dari atas rooftop dengan pasrah. Setelah kejadian itu, kalian pasti tahu kelanjutannya.
~~TBC~~
HOLAA, READERNIM👐🤗💖
I'M BACKK😘💕💞😊Maaf yaa part ini agak pendek soalnya cuman difokuskan untuk flashback🙏🙏🙏
Author harap kalian suka yaa dengan part ini💖😘💕💋😚
Harap tinggalkan jejak kalian yaa dengan tap bintangnya 🌟🌟🌟
Have fun and stay healthy!!!
Sampai jumpa di part selanjutnya!!💞🤓😻🙌🙌
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'RE PSYCHO(END)
RomanceDia menatapku dengan tajam seakan-akan ingin memakanku habis-habisan Pada awalnya aku sangat membenci sikapnya yang tidak tau sopan santun Tapi entah mengapa tatapan itulah yang ingin selalu ku lihat setiap hari. Sehingga aku tidak peduli siapa dia...