CHAPTER 15

115 15 0
                                    

Hayy readernim!!!🙋🙋🙋
I'm backkk!!!💞💕😘
Maaf yahh lama banget up nya!!!🙏🙏🙏🙏🙏
Lain kali dikasih cepet kok upnya😌🤓😬😬

Oke cus

Let's read

👇👇👇

"Ayo, Adel. masuk," ajak Andrew begitu sampai di rumahnya. Andrew memang mengajak Adel untuk datang ke rumahnya. Soalnya Andrew ingin menjelaskan perihal kecemasan Adel mengenai kematian Nadira.

Pemandangan pertama yang dia lihat ketika memasuki rumah atau lebih tepatnya mansion itu, ia disuguhkan dengan mansion bergaya american klasik. Rumah yang didominasi warna coklat muda itu begitu membuat takjub Adel. Ia yakin mansion milik Andrew lebih besar dari mansion miliknya. Sebenarnya ia sudah menduga dari sejak masuk ke halaman rumahnya yang begitu luas.

"Kok rumahmu agak sepi yah?" Adel terheran dengan keadaan mansion Andrew yang tampak sepi. Walaupun ia melihat beberapa pelayan di sini.

"Orang tuaku lagi keluar kota. Makanya sepi," terang Andrew seraya menarik tangan Adel menuju atas.

Sesampainya di atas atau tepatnya kamar milik Andrew, Adel terdiam sejenak dan menghentikan langkahnya. Hal itu membuat Andrew terheran.

"Kenapa berhenti? Ayo masuk," ajak Andrew yang kembali menarik tangan Adel. Namun, lagi-lagi Adel tidak bergeming.

"Kau mau aku masuk ke kamarmu?" tanya Adel dengan wajah polosnya yang mana membuat Andrew jadi gemas sendiri.

"Emang kenapa?" tanya Andrew

"Kata kakakku enggak boleh masuk kamar cowok sembarangan," jelas Adel yang mana membuat Andrew jadi tergelak.

"Aduh, sayang. Aku enggak akan ngapa-ngapain kamu kok. Aku ini cowokmu, aku enggak akan berbuat hal yang enggak akan kamu suka," tukas Andrew lalu mengusap lembut rambut Adel. "Sepertinya kau memiliki kakak yang baik. Aku bersyukur akan hal itu"

Adel sedikit heran dengan perubahan wajah Andrew yang tiba-tiba menjadi sendu. "Kau kenapa?"

"Enggak apa-apa kok. Ayo masuk"

Akhirnya Adel masuk ke dalam kamar Andrew. Kamar yang didominasi oleh warna hitam dan abu-abu itu, membuat Adel merasa nyaman apalagi kamar ini kental dengan aroma khas Andrew. Kamar itu tersusun dengan rapi. Suasana kamar ini terasa mirip dengan suasana kamar kakaknya.

 Suasana kamar ini terasa mirip dengan suasana kamar kakaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, di sini ada gitar. Kau bisa memainkannya?" pekik Adel ke arah Andrew. Lagi-lagi Andrew dibuat gemas oleh pacarnya itu. Jika saja ia tidak bisa menahan hasrat laki-lakinya, mungkin ia akan melakukan sesuatu pada Adel.

"Yah, aku bisa memainkannya. Tapi, nanti aja yah. Bukannya kau mau tau sesuatu tentang kematian Nadira," ujar Andrew yang mengajak Adel duduk di salah satu sofa di kamar itu.

YOU'RE PSYCHO(END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang