12

441 94 33
                                    

Mengingat apa yang dikatakan oleh Ni-Ki semalam, Nica berburu menyelesaikan pekerjaannya.

Ia baru saja selesai membuat macaron yang nantinya akan dikasih ke Sunghoon sebagai tanda ucapan terima kasih yang sudah nolongin Nica pada tempo hari itu.

"Sip akhirnya kelar juga." kata Nica sambil bertepuk tangan.

"Uhm gue ganti baju gak ya? Gak usahlah males banget, orang cuma ngasih ini ke dia." labilnya.

Nica langsung membungkus rapi macaron tadi dan pergi ke kamar untuk memanggil Sunghoon lewat jendela.

Itu sudah menjadi kebiasaan Nica setiap ia akan memanggil Jungmo, pasti lebih sering manggil lewat jendela. Namun kali ini bukan Jungmo, melainkan Sunghoon, jadi tidak tau pasti akankah ia muncul setelah Nica memanggilnya.

"Hoi Park Sunghoon." teriaknya.

"Sunghoon!" pekiknya lagi.

"PARK SUNGHOON!" teriaknya lebih kencang.

Nica menghela napas, ternyata tidak ada balasan dari Sunghoon. Andai kalau Nica ada nomornya Sunghoon, pasti ia akan mengabari Sunghoon lewat hpnya. Sayangnya Nica gak punya nomor Sunghoon dan bahkan mereka baru saling kenal beberapa hari lalu.

Nica akan memeriksa ke halaman belakang dulu, kali aja Sunghoon berada disana. Kalau Sunghoon gak ada disana, terpaksa Nica harus menghampiri rumah Sunghoon langsung.

Sesampai di halaman belakang, Nica mengintip dari pagar untuk melihat apakah Sunghoon ada disana atau tidak. Dan ternyata Nica melihat sosok Sunghoon yang tengah duduk sambil memainkan handphonenya.

"Hoi Sunghoon!" panggil Nica.

Sunghoon tertoleh dan menyipitkan matanya untuk melihat siapa yang memanggilnya. Setelah mengetahui kalau itu Nica, Sunghoon langsung berdiri dan menghampiri Nica.

"Ngapain lo." tanya Sunghoon dingin.

"Nih" sambil menyodorkan macaron yang sudah terbungkus rapi di tangan Nica.

Sunghoon mengernyitkan dahinya bingung, "Apaan Ca?" tanya Sunghoon.

"Ini gue tadi buat macaron tapi kelebihan, makanya gue ngasih ke lo." jawab Nica berbeda alasan dan mengapa ia tidak jujur saja, bahwa Nica memang membuatkan macaron itu untuk Sunghoon.

"Gue gak seneng manis." tolak Sunghoon.

Yang tadinya Nica senang kegirangan sambil tersenyum lebar dan sekarang senyuman itu memudar saat mengetahui bahwa lelaki yang di depannya tidak menyukai manis.

"Ih masa mau gue buang nanti malah mubazir tau, udah ambil aja kali orang rumah lo mau." paksa Nica yang mengharuskan Sunghoon menerimanya.

"Yaudah biar gue bayar." jawab Sunghoon saat ingin menerima macaron itu.

"Sunghoon ini gue ikhlas ngasih ke lo! Udah terima ajalah!" kesal Nica sambil memberi macaronnya ke Sunghoon secara paksa. Lalu Nica kembali ke dalam rumah dan enggan melihat Sunghoon lagi dari hadapannya.

"Brengsek banget lo Hoon, niat gue kesini baik malah lo hancurin mood gue!" pekik Nica yang baru saja akan memasuki rumah

Sunghoon terdiam, ia tersadar bahwa tindakan yang dilakukannya itu benar-benar membuat Nica marah dan kesal. 

Sunghoon juga tepaksa menerima macaron itu yang sudah ada ditangannya. Ia membuka bungkus macaron itu dan melihat terdapat selembar kertas berwarna merah muda di dalamnya.

Sunghoon langsung membuka kertas itu dan ternyata kertas itu berisikan surat.

Teruntuk Sunghoon si bocah batu es,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

backyard boy | sunghoon [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang