Part 34

1.3K 176 23
                                    

***

Tingkah Kenzie membuat Ziva bingung. Sejak Zayd memberitahu bahwa 'tante'nya akan datang, dia seperti tak bahagia. Baru saja Zayd dan Raka pergi untuk menjemput wanita itu dan Kenzie langsung mengurung diri di kamar.

"Ai, menurutmu kenapa Kenzie bertingkah aneh? Apa dia tak bahagia akan bertemu tantenya?" tanya Ziva pada Airin.

"Aku tak tahu. Mungkin ada yang membuat Kenzie tak nyaman. Aku akan coba bujuk dia," jawab Airin.

"Yasudah tolong ya! Aku mau lihat Chia dulu, kalau Kenzie masih tak mau keluar kau panggil aku lagi!"

"Okay!"

Ziva pergi mencari Chiara sementara Airin berusaha mengetuk pintu kamar Kenzie. Membujuk anak itu agar mau keluar.

"Kalau Kenzie tak keluar, tante Ai akan pergi lagi dari rumah. Kali ini lamaaa perginya sampai Kenzie rinduuuuu berat!" ucap Airin dari luar.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka dan muncul tubuh mungil Kenzie.

"Boleh tante Ai masuk?" tanya Airin.

Kenzie mengangguk dan membuka pintu lebar.

Airin masuk dan duduk di kasur Kenzie, dia mengulurkan tangan agar Kenzie duduk di sampingnya.

"Kenzie kenapa hurm? Kenapa terlihat tak bahagia?" tanya Airin.

"Kenzie tak mau bertemu tante itu!" ucap Kenzie pelan.

"Kenapa? Dia kan tante Kenzie. Kenzie tak suka bertemu dengan tante?"

"Apa tante akan membawa Kenzie pergi? Papa bilang dia adik kandung Ayah. Itu artinya Kenzie masih punya keluarga lain. Itu artinya Papa gak wajib lagi jaga Kenzie kan? Kenzie tak bisa tinggal dengan Mama dan Papa lagi." Kenzie tak bisa lagi menahan tangis dan memeluk Airin erat. "Dia datang mau jemput Kenzie kan? Papa dan Mama sudah punya Chia sekarang. Mereka tak butuh Kenzie lagi. Jadi mereka akan membiarkan tante itu bawa Kenzie."

"Hey kenapa berpikir begitu? Mama dan Papa itu adalah orangtua kamu. Sampai kapan pun akan jadi orangtua kamu. Kewajiban mereka merawat kamu itu tak ada batas waktu. Kalau Mama dan Papa dengar apa yang kamu ucapkan barusan pasti mereka sedih. Tante kamu datang hanya untuk mengenal kamu, keponakannya. Dia tak akan membawa kamu pergi. Selamanya kamu akan tetap jadi anaknya Papa Zayd dan Mama Ziva. Tak ada orang yang bisa memisahkan kamu dari mereka."

"Apa benar Kenzie tak akan dibawa pergi?"

"Benar sayang. Jangan mikir macammacam okay?"

Kenzie semakin erat memeluk Airin. Dia salah paham pada orangtuanya.
Bagaimana pun Zayd menjelaskan, Kenzie menerimanya lain. Dia berpikir orangtuanya akan membiarkan dia dirawat tante yang belum dikenalnya.

***

Tengah hari, Zayd dan Raka pulang membawa seorang wanita.

"Airin, Ziva mana?" tanya Zayd.

"Sedang menyiapkan makan siang dengan Chia dan Kenzie," jawab Airin sambil melirik wanita di belakang Zayd.

"Oh iya kenalin. Ini Mumtaz, tantenya Kenzie."

"Oh hay! Aku Airin."
Airin mengulurkan tangan pada Mumtaz.

"Aku panggil Ziva dulu. Airin, tolong temani Mumtaz sebentar ya!" kata Zayd lalu pergi.

Airin tersenyum memandang Mumtaz lalu menyuruhnya duduk. Raka yang dari awal datang tak bicara, juga ikut duduk. Tapi dia masih memilih diam.

"Istrinya Abang zayd?" tanya Mumtaz memulai obrolan.
Sepertinya dia bukan tipe pemalu.

MY UNINTENDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang