***
Tengah malam Ziva keluar dari kamar menuju kamar Chiara. Saat masuk dia melihat Mommanya sedang sholat malam.
Dengan langkah pelan tak ingin mengganggu, dia berjalan dan naik ke kasur. Tidur memeluk puteri tercintanya. Puteri yang disayangi melebihi apapun. Bagi dirinya, tak ada anak sehebat Chiara. Selama ini demi ibunya dia tak pernah mengeluh tak diizinkan memanggil 'mama'. Hanya hari ini saja dia memberontak karena merasa ibunya diambil darinya.
Demi ibunya dia bahkan tak pernah mengiyakan kalau ditanya Ziva ibunya atau bukan. Dengan pintar dia akan menjawab 'ini Zhizhinya Chia, ini Momma Chia. Chia babynya Zhizhi dan Momma.'"Aku baru sadar saat tidur begini kau mirip sekali dengan Zayd. Selain bibir dan hidungmu yang mirip aku, sisanya kau benarbenar mirip dia." Ziva semakin mengeratkan pelukan tanpa takut anak itu terbangun dengan tindakannya.
"Love you dear! Zhizhi sayang Chia!" Ziva mencium dahi anaknya lama sebelum akhirnya ikut tertidur.Selain pelukan ibunya, salah satu yang bisa memberi rasa nyaman pada Ziva adalah memeluk bayi kecilnya ini.
Riana yang selesai sholat tersenyum melihat anak cucunya pulas tidur. Diamdiam dia keluar dan memilih tidur di kamar tamu yang lain.
***
Menjelang subuh Chiara membuka mata dan melihat dia tidur di pelukan Zhizhinya. Dengan penuh kerinduan dia memeluk Ziva. Sudah lama mereka tak tidur bersama seperti itu.
Saat adzan subuh, Chiara bangun duduk masih menghadap Ziva, tangan kecilnya menunjalnunjal pipi Ziva agar dia bangun juga.
"Zhizhi, wakeup!"
"Hmm!" kata Ziva malas.
"Sudah subuh lah!"
"Hmm mata Zhizhi rapat tak bisa dibuka. Hanya kiss dari baby luchu saja yang bisa membuat Zhizhi bangun," kata Ziva mengada.
Setelah berpikir sebentar akhirnya Chiara mencium sekilas bibir Ziva.
Ziva tersenyum senang dan membuka matanya."Kita berjamaah okay?" ajak Ziva.
Chiara mengangguk.
.
.Selesai sholat, tanpa melepas mukena Ziva mengajak Chiara bicara. Dia tak ingin anaknya salah paham dan menaruh kebencian padanya.
"Chia, kamu masih marah pada Zhizhi?" tanya Ziva.
Chiara menggeleng.
"Zhizhi minta maaf! Dari semuasemua yang ada di dunia ini, Zhizhi paling menyayangi Chia. Zhizhi sudah tak adil pada Chia. Tapi Zhizhi tak sengaja. Mulai sekarang Zhizhi tak akan keberatan Chia memanggil Zhizhi 'mama'. Chia bebas melakukan apapun yang Chia inginkan asal Chia tak membenci Zhizhi."
Chiara menggeleng lagi.
"Chia gpp tak bisa memanggil Zhizhi 'mama', Chia hanya ingin Zhizhi selalu bersama Chia. Tak meninggalkan Chia lagi. Selalu jadi ibu Chia."Ziva memeluk anaknya erat, "Zhizhi tak akan meninggalkan Chia lagi. Kita akan pulang bersama. Tinggal bersama lagi seperti dulu. Hanya ada Zhizhi, Chia, Momma dan uncle."
"Lalu baby besar dan uncle tampan itu? Momma bilang mereka family kita sekarang. Apa mereka tak akan ikut kita?"
Ziva baru ingat pada Zayd dan Kenzie. Dia sudah jatuh sayang pada keduanya. Berat juga sebenarnya meninggalkan mereka. Tapi demi Chiara dia akan melakukan apapun. Sebisa mungkin dia akan menghindari halhal yang bisa membuat anaknya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY UNINTENDED
RomanceTak diinginkan, Tak diharapkan, Tapi selalu dibutuhkan ... (Paling bingung nulis deskripsi. Hope you like this story meski description-nya absurd aneh dan gak menarik 😅✌)