Inattendu

51.7K 6K 1.1K
                                    

HAPPY READING!
.

.

Inattendu = Tak terduga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Inattendu = Tak terduga


     Kedua sejoli asik berpelukan di balkon Apartemen. Sama-sama terdiam menikmati kehangatan dan kenyamanan yang saling menenangkan.

"Om gak kerja?" tanya Sandra di dalam dekapan Bumi. Pria itu hanya menggeleng, tangannya sibuk mengelus rambut Sandra. Menikmati kebersamaan mereka yang akhir-akhir ini terasa semakin dekat.

"Hari ini Raksa yang handle, tidak ada acara penting. Hanya menandatangani berkas saja."

Sandra mengangguk, lalu kepalanya mendongak untuk menatap wajah Bumi dari bawah.

"Om."

"Ya?" Bumi menunduk, mengecup ujung hidung Sandra.

"Ceritain dong, gimana awal Om suka sama Sandra."

Bumi mengernyit. "Harus diceritakan?"

Sandra mengangguk cepat.

"Saya tidak mau."

"Ish, harus diceritain. Sandra kepo tau, gak nyangka aja Sandra disukain psikopat kayak Om," sindirnya sembari mengedipkan mata.

Bumi hanya mendengus dan menggigit pipi Sandra gemas.

"Sakit Om," kesal Sandra mendorong wajah Bumi dan mengusap kasar pipinya yang sedikit basah. Bumi tertawa dan semakin mengeratkan pelukan.

"Kamu menyebalkan, sangat bar-bar, nakal, dan pembangkang. Itu yang membuat saya tertarik."

"Kok buruk semua sih?! Gak ada bagus-bagusnya." Sandra mendongak menatap Bumi tidak terima. Enak saja, padahal Sandra memiliki banyak kelebihan dan sesuatu yang menarik perhatian. Tapi kenapa jawaban dari Bumi semuanya adalah bagian dari sisi buruk Sandra?

Bumi terkekeh pelan, mengacak rambut gadisnya gemas. "Kamu memang tidak ada bagus-bagusnya kok." Pria itu dengan sengaja menggoda Sandra. Senang rasanya melihat wajah kesal gadisnya ini.

"Beneran?!" tanya Sandra cepat.

"Iya, semenjak pertemuan pertama di rumah kamu waktu itu saya sudah menduga bahwa kamu adalah sosok gadis nakal dan bar-bar." Bumi mengangkat Sandra ke dalam pangkuan, menahan pinggang gadisnya dengan satu tangan, dan satu lagi ia gunakan untuk menangkup pipi Sandra. "Dan ternyata benar, gadis ini sangat bar-bar dan selalu membuat saya kesal." Terakhir, Bumi langsung mengecup pipi Sandra gemas.

Sandra tersenyum geli, melingkarkan tangannya di leher Bumi. "Om udah bucin banget kayaknya."

Bumi langsung memundurkan wajahnya, menatap Sandra dengan kening mengerut. "Kenapa? Tidak boleh?"

Sweet but Devil [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang