[Sudah tersedia di toko buku online.]
...
Pernahkah kalian menemui seorang pria berdarah psikopat yang sifatnya mendadak menjadi sangat bucin saat sedang bersama pujaan hatinya? Jika belum, mari bergabung.
Kita saksikan bagaimana tergila-gilanya seo...
Aku tidak mencintaimu, tapi bolehkah aku memintamu untuk tetap bersamaku? Karena yang aku inginkan bukan status, melainkan sebuah kenyamanan.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Je Viens = Aku datang
Sudah terhitung lima hari lamanya Sandra menghilang, keberadaannya belum ditemukan. Bumi yakin Sandra memang di sekap oleh Seilan, karena hanya pria itulah satu-satunya musuh terbesarnya sekarang.
Seluruh keluarga Bumi dan Sandra sudah mengetahuinya. Hazzel dan Lio juga ikut mengerahkan bawahan mereka untuk mencari Sandra. Bima, Hanson dan Raksa juga ikut andil dan membantu mencari keberadaan Sandra.
Keadaan Bumi paling mengkhawatirkan di sini, pria itu sudah kehilangan arah, keadaannya sudah bukan seperti sosok raja psikopat lagi. Beberapa kali Bima dan Raksa sering mengingatkan untuk makan atau membersihkan diri, namun Bumi tetap bersifat keras kepala. Yang ada dipikirannya sekarang hanya Sandra dan Sandra.
"Titik A, sinyal ke delapan ada target lima orang."
Bumi menoleh saat Hanson membuka suara. Pria itu duduk menghadap komputer bersama Jovan. Mereka sedang berkumpul di salah satu tempat di Bali. Tempat berunding dan mencari titik keberadaan Sandra.
"Suruh pasukan dateng ke sana buat ngecek," ujar Bima langsung bangkit dan mendekati Hanson.
"Pasukan Om Hazzel udah bergerak, mereka otw ke sana."
"Titik B, sinyal ke empat!" teriak Raksa kembali menarik perhatian. Ia menggunakan komputer lain dengan Owen sebagai partner.
"Pasukan gue udah ke sana," ujar Bima setelah menekan tombol di ponselnya.
"Goblok, target di titik B ada berapa?" lanjut Bima berteriak.
"Tiga orang!"
"Titik A di Sumatera, gagal!" gumam Jovan langsung menarik perhatian, mereka menghela napas pasrah serempak menoleh ke arah Bumi yang sedaritadi sibuk melamun.
"Harapan satu-satunya di titik B," gumam Cakra mengusap wajahnya kasar.
"Iya Dunia, kalo lo lesu gitu mana bisa nemuin Sandra. Ayo bangun, bantuin kita kek," celetuk Raksa tanpa menatap Bumi, karena tangan dan matanya sibuk bergerak memperhatikan komputer.
Bumi menghela napasnya. Benar, ia tidak boleh diam seperti ini. Ia harus bergerak dengan cepat agar keberadaan Sandra segera ditemukan.
"Titik B, target meninggalkan tempat, tersisa dua orang di tempat." Owen bersuara.
"Deteksi tempat titik B," suruh Bumi datar.
Mereka lantas menghembuskan napas lega mendengar Bumi kembali hidup. Pasalnya sedaritadi mereka sempat kehilangan arah dan strategi mencari, dikarenakan sumber otak mereka yang tak lain adalah Bumi ini sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.