[]
Sejak hari itu, hubungan Binnie dan Jungkook masih seperti sebelum-sebelumnya. Mereka masih menjadi sepasang teman meskipun pria Jeon itu telah menyatakan perasaannya. Binnie sendiri masih tidak dapat menjawab permintaan pria itu untuk menjadi kekasihnya karena dia juga sedang mempersiapkan hatinya untuk menceritakan segala rahasia yang memang tidak dapat dia pendam lagi. Sehingga Jungkook memberinya banyak waktu untuk berpikir, dan pria itu benar-benar menunggunya untuk menceritakan semua selagi menunggu jawaban gadis itu yang sebenarnya sama persis seperti apa yang Jungkook utarakan sore itu.
Siang ini pria Jeon itu mengatakan bahwa dia memiliki job fotografi di sebuah acara pernikahan sehingga dirinya akan menjemput Binnie pukul 5 sore, sehabis gadis itu menyelesaikan kegiatan mengajarnya yang memang lebih panjang dibandingkan sebelumnya. Binnie yang menginginkan untuk menambah job mengajarnya pada Seunghee, dan perempuan itu tidak melarang Binnie karena sepertinya perempuan itu tahu apa yang membuat gadis Bae tersebut begitu banyak pikiran akhir-akhir ini.
"Ssaem, untuk bagian ini harusnya diapakan? Apa dihapus saja, ya?" tanya salah satu murid Binnie yang memiliki nama Hana.
Binnie yang sejak tadi melamun ke arah lukisan bermotif bunga matahari yang minggu lalu ia buat pun, menoleh ke arah Hana yang menatapnya sebal. "Duh, ssaem! Sepertinya memang lagi sakit, ya?"
Wanita itu menggeleng cepat sembari menggerakan jarinya, karena Hana sama seperti Seunghee yang dapat membaca bahasa isyarat dari gerakan tangan Binie. "Bukan begitu, Hana-ya. Jadi kamu mau menanyakan apa?"
Binnie pun mulai mendengarkan keluhan Hana sebelum perempuan itu membenarkan apa yang salah dari lukisan gadis berumur 15 tahun itu, sebelum dia beralih ke murid lainnya yang juga terus memanggil Binnie untuk mengajari mereka.
Pada pukul setengah 5 sore, kelas menggambar itu pun dibubarkan dan Binnie saat itu sedang membereskan alat menggambar dari murid-muridnya tanpa menyadari pintu kayu itu bergeser dan sosok laki-laki bersurai hitam legam itu pun masuk lalu duduk di kursi tempat Binnie menggambar. "Wah, aku baru pertama kali melihat gambarmu."
Mendengar suara itu, sontak Binnie pun menoleh dan menemukan Jungkook tengah tersenyum sembari melambai. "Hai, aku ternyata selesai lebih cepat. Jadi sama orang resepsionis dibiarkan langsung masuk ke sini," ujar pria Jeon itu. Binnie tersenyum kecil lalu melepas kanvas miliknya dari easel sebelum meletakkannya dengan hati-hati di antara gambar muridnya yang lain.
Gadis itu pun mendatangi Jungkook yang masih tersenyum melihatnya sebelum bertanya. "Kamu memang tidak lelah, ya, kalau habis kerja langsung mendatangiku?"
"Sudah ku bilang, Bae Yoobin. Lelahku hilang saat bertemu kamu," Jungkook berkata dengan gombal membuat Binnie terkekeh tanpa suara. Pria itu pun berdiri lalu mengajak gadis itu keluar dari ruangan tersebut. Mereka sempat bertemu dengan beberapa murid Binnie yang masih berusia 15 hingga 17 tahun. Sepertinya mereka sengaja menunggu guru mereka keluar bersama laki-laki yang tadi asal masuk ke dalam ruang kelas mereka, sebelum akhirnya asik meledek gurunya tersebut hingga Binnie ingin memarahi mereka lalu teringat bahwa Jungkook ada di dekatnya.
Kedua orang itu berpamitan pada karyawan di belakang meja resepsionis. Karena minggu depan merupakan hari spesial bagi Seunghee, wanita itu berhalangan hadir karena harus mengurus segala keperluan pernikahannya.
Jungkook membawa Binnie ke salah satu restoran steak yang letaknya tidak jauh dari kafe tempat mereka biasanya mengobrol, sebelum cowok itu berbicara setelah mereka memesan makanan. "Setelah lomba kemarin dan kita juara kedua, banyak banget job manggung sampai Namjoon hyung pusing memilih yang mana. Pria itu memang sedang sibuk juga karena dia merupakan manajer di perusahaan Ayahnya, jadi ada beberapa job manggung yang ditolak, deh."
Sepanjang cerita itu, Binnie hanya balas dengan senyuman geli karena Jungkook menceritakan pekerjaannya hari ini sebagai fotografi di siang hari sampai sore, lalu nanti malam pria itu akan menjadi vokalis dari band miliknya bersama para hyungnya tersebut.
"Oh, iya. Pukul 7 nanti kita manggung di sini, sebenarnya. Makanya aku ajak kamu ke sini," pria itu tersenyum lebar.
Binnie hanya tertawa karena dia tahu bahwa selain banyak omong, Jungkook kadang juga bisa penuh kejutan. Di antara kegembiraannya itu, Binnie tahu bahwa cepat atau lambat memang dia harus segera menceritakan apa yang perlu diceritakan. Selagi pria itu terus berbicara, gadis itu menuliskan sesuatu di note ponselnya dan menunjukkannya pada Jungkook ketika pria itu sleesai menceritakan soal acara pernikahan tadi siang dimana sang pengantin laki-laki yang menarikan dance dari boyband DTS--salah satu boyband yang Korea yang sedang mendunia tersebut.
"Jungkook. Aku pikir, besok mungkin aku akan menceritakan semuanya padamu. Aku tahu kalau selama ini, kamu menahan semua pertanyaannya mu, kan?"
Membaca kalimat tersebut, Jungkook tersenyum malu. Tangannya bergerak mengusap wajah gadis di depannya sebelum membalas. "Kapan pun itu, besok atau pun besoknya lagi, aku akan selalu menunggu kamu. Bae Yoobin."
Binnie tersenyum senang mendengarnya.
a.n
Cerita ini emang bukan disetting jadi cerita yang konfliknya berat banget sampe pusing, tetapi ringan-ringan saja karena hidupku sudah begitu berat. Aku nggak mau menambah beban pikiran hahaha XD Sampai jumpa di chapter selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Voice
Fiksi PenggemarIni tentang Binnie yang bisu dipertemukan dengan Jungkook yang banyak omong. 2020, by Biru