"Zhangwei?"
Guanheng tidak menjawab. Namun Xuxi bisa merasakan hembusan napas berat Guanheng di lehernya. Entah mengapa hatinya sedikit sakit mendengar Guanheng menyebut nama seorang laki-laki. Apalagi Xuxi tidak mengenalnya sama sekali. Apa hubungan laki-laki itu dengan Guanheng?
Sebenarnya, apapun hubungannya, Xuxi tidak berhak ikut campur.
Pelukan Guanheng pada tubuh Xuxi semakin erat. Ada sedikit rasa tidak nyaman karena Xuxi pikir tubuhnya yang berat akan menghambat jalan Guanheng untuk bernapas lega. Namun ia juga tidak rela melepas pelukan Guanheng.
Drrrt
Ponsel Xuxi bergetar. Ada pesan singkat yang masuk. Ternyata dari Jianheng. Pria paruh baya itu memberitahu satu rahasia besar Guanheng yang tidak ada satupun temannya yang tahu. Guanheng tidak tidur sendirian. Jika sudah tengah malam, ia akan menyelinap ke kamar orangtuanya dan tidur di tengah-tengah mereka. Guanheng tidak bisa tidur tanpa pelukan.
Xuxi makin tidak tega. Ia membenarkan sedikit posisinya agar mereka berdua sama-sama nyaman. Saat ini pemandangan yang ada di depan wajah Xuxi hanyalah wajah Guanheng. Nampak dari samping pahatan hidung laki-laki itu sangatlah sempurna. Bibirnya juga terlihat sangat kenyal— ah, Xuxi hilangkan pikiran kotormu itu.
Sebelum Xuxi bertemu Guanheng, belum pernah terlintas di pikirannya bahwa ia akan menyukai seorang laki-laki. Entah ada yang salah atau tidak, tapi perasaan Xuxi benar-benar tidak berbohong. Tentu saja Xuxi pernah menyukai perempuan-perempuan sebelumnya. Ia tahu bagaimana rasanya, karena itu sekarang ia tahu kalau ia sedang jatuh hati dengan Guanheng.
Daripada ia terus pusing memikirkan hatinya, Xuxi memilih untuk tidur. Memejamkan mata sajalah, nanti juga lama-lama akan terlelap.
Sampai suatu kecupan membangunkannya kembali sebelum ia benar-benar jatuh ke alam bawah sadarnya.
"Gu— Guanheng?"
"M— maafkan aku."
Guanheng baru saja mengecup bibir Xuxi. Disaat laki-laki berpostur lebih besar darinya menahan napsunya sedaritadi, sekarang malah Guanheng yang menciumnya terlebih dahulu.
Xuxi tidak tahu sudah berapa lama saat ia memejamkan mata tadi. Mengapa tiba-tiba Guanheng bangun dan menciumnya? Apa Guanheng berpikir bahwa Xuxi itu adalah Zhangwei? Tapi, siapa Zhangwei?
Guanheng terduduk di ranjang. Ia merutuki kebodohannya. Mengapa ia kelepasan dan mencium Xuxi barusan? Kalau karena ini Xuxi tidak mau lagi berteman dengannya bagaimana?
"Kau kenapa menciumku?"
"Aku tidak tahu, Xuxi. Tolong lupakan. Maafkan aku."
Guanheng hendak beranjak dari ranjang namun tangannya ditahan oleh Xuxi. Jelas, tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Xuxi.
"Tidak apa. Aku tidak mempermasalahkan itu. Hanya saja— aku ingin bertanya satu hal padamu."
Guanheng mengangguk tanda memperbolehkan.
"Siapa itu Zhangwei?"
Sial. Apa aku benar-benar menyebut nama laki-laki brengsek itu, pikir Guanheng.
"Dia bukan siapa-siapa. Hanya teman lamaku. Karena aku sudah menjawab pertanyaanmu, apa kau bisa melepaskan tanganku? Aku butuh ke kamar mandi."
Mendegar itu, Xuxi langsung melepaskan tangan Guanheng dan membiarkannya pergi ke kamar mandi. Ia tidak habis pikir bagaimana bisa Guanheng menyebut nama teman lamanya begitu saja. Jika tidak pernah memiliki hubungan spesial, lalu apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster & Carnation
FanfictionHendery; the Aster represents love, patience, and charm. Lucas; the Carnation represents pure love, good luck, and admiration. 🌈 ♂️x♂️; warning!