十五 🌈 Handsome Giant Baby

204 48 27
                                    

Sudah dua hari lamanya Guanheng tidak mau berbicara dengan Xuxi, entah apa alasannya, ia tidak tahu. Mungkin itu bisa menjadi salah satu faktor mengapa ia sering melamun, di rumah maupun di sekolah.

"Kau mau aku bantu?"

"Bantu apa?" tanya Xuxi sambil meneguk soft drink yang baru saja keluar dari vending machine.

Xiaojun menawarkan, "Aku bisa bicara dengan Guanheng. Kau tinggal menitipkan saja pertanyaan yang ada di otakmu itu. Kalau perlu kau catat agar tidak ada yang tertinggal. Setelah itu baru aku menemuinya."

"Tidak perlu. Aku bisa bicara sendiri dengannya," tolak Xuxi.

"Terserah. Aku sudah berusaha membantu," balas Xiaojun.

Merasa tidak ada keperluan lagi, Xiaojun memutuskan untuk pergi dari sana. Ia mengantuk dan perpustakaan lah satu-satunya tempat yang nyaman untuk melakukan ritual tidur singkat.

"Tunggu dulu," panggil Xuxi.

"Tidak ada kesempatan kedua," balas Xiaojun tanpa menoleh sama sekali.

Baginya, tidak ada kesempatan kedua untuk orang yang sudah menolaknya di awal. Xiaojun tidak bisa sebaik itu, gengsinya sangat tinggi.

Setelah menyaksikan Xiaojun berlalu menjauh darinya, Xuxi baru menyadari sesuatu. Ada yang salah dengan cara berjalan anak itu. Apa mungkin itu salah satu alasan mengapa Zhiruo cepat-cepat memilih Liuyu yang jauh lebih macho dari Xiaojun.

Ah, sudahlah. Cara berjalan Xiaojun tidak penting untuk Xuxi. Yang penting saat ini adalah cara bagaimana ia bisa berbicara lagi pada Guanheng. 

"Xuxi!" panggil Yongqin.

"Coba lihat ini. Apa menurutmu dia tampan?"

"Siapa dia?"

"Seorang psikolog," jawab Yongqin.

"Lalu?"

"Ibumu mengenalnya, mereka bekerja di klinik kesehatan mental yang sama."

"Aku tidak mengerti maksudmu."

"Bantu kenalkan aku padanya," mohon Yongqin.

Xuxi tidak menjawab. Ia hanya menatap Yongqin dengan pandangan heran. Sebenarnya ia tidak peduli dengan tujuan Yongqin ingin mengenal psikolog itu, tapi ia tidak yakin bisa membantu.

"Begini saja. Kau bantu aku, lalu aku juga akan membantumu," sambung Yongqin.

Xiaojun sudah tidak mungkin bisa dimintai tolong. Anak itu terlalu terbawa perasaan. Tidak boleh orang salah sedikit, ia pasti langsung kecil hati.

Karena tidak ada lagi yang tahu masalah hubungannya dengan Guanheng, Xuxi memilih meminta bantuan pada Yongqin saja. Toh sepertinya laki-laki yang selalu dijauhi kaum hawa saat habis olahraga ini bisa membantunya.

"Tanyakan pada Guanheng— ah, maksudku, jangan sebut namaku atau—"

"Aku mengerti maksudmu, Xuxi. Kau bisa menunggu kabar dariku secepatnya. Berarti kau juga setuju mau membantuku, kan?"

"Okay, deal," balas Xuxi.

🌼🌈💚🍓

"Xuxi, aku pulang," pamit Xiaojun.

"Tidak ingin menginap?" sahut Xiulin dari dapur.

"Ah, aunty. Tidak, terima kasih. Hari ini ayahku pulang," jawab Xiaojun.

"Baiklah, hati-hati."

"Oh, iya, apa kau bisa menemani Xuxi pergi ke pesta ulang tahun?"

Aster & CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang