十一 🌈 Misunderstanding

174 43 7
                                    

"Xiaojun," panggil Xuxi untuk yang kesebelas kalinya hari ini.

Xuxi mempercepat langkahnya kemudian menarik tas ransel yang digendong Xiaojun sedikit kasar. Si empunya ransel tentu merasa kesal. Wajar saja ia hampir jatuh dan kalau ia jatuh, bukan sakit yang ia pedulikan, tapi rasa malu.

"Kau ini kenapa sih? Hari ini kau tidak bicara denganku sama sekali," ucap Xuxi bingung.

Xiaojun hanya diam, berusaha untuk mencari jawaban. Ia sendiri bingung. Ia tidak tahu sebenarnya ia kesal dengan siapa. Apa dengan Xuxi dan Guanheng? Atau bisa juga karena Liuyu dan Zhiruo.

"Aku sedang tidak ingin bicara dengan siapapun. Bukan hanya kau, tapi semua orang," tegas Xiaojun lalu kembali berjalan menjauhi Xuxi.

Mereka sudah pulang sekolah dan hari ini jadwal Xuxi kosong, tidak ada latihan boxing. Sicheng sang pelatih, sedang fokus pada satu anak saja yang terpilih untuk mengikuti kejuaraan nasional.

Mengingat ia tidak mempunyai kegiatan apapun, mungkin ia akan menyusul ke rumah Xiaojun. Anak itu pasti kesepian dan takut di rumah sendirian.

"Xuxi!"

Xuxi menoleh dan tersenyum. Ada seorang pangeran tampan yang berkedok sebagai anak sma di belakangnya.

"Kau tidak membawa motor kan hari ini? Bagaimana kalau pulang denganku?"

Xuxi tidak mungkin mengajak Guanheng ke rumah Xiaojun, tapi disisi lain ia juga ingin pulang dengan Guanheng.

"Kau kenapa?"

"Sebenarnya aku ingin menyusul Xiaojun ke rumahnya," ucap Xuxi sambil menunjuk Xiaojun yang sedang duduk di atas motornya dan memakai helm.

"Kalau begitu aku ikut," ucap Guanheng sambil menunjukkan senyumnya yang paling manis.

Bagaimana bisa Xuxi menolak? Tapi ia pikir Xiaojun tidak akan suka jika Guanheng datang ke rumahnya. Xuxi ingat kejadian semalam di rumahnya. Ia hanya takut Xiaojun bersikap tidak baik dengan Guanheng, padahal tidak ada yang bisa disalahkan.

Tidak ada kecanggungan di antara Xuxi dan Guanheng saat mereka di dalam mobil, walaupun hanya berdua. Meskipun memang selalu Guanheng yang memulai pembicaraan. Xuxi bisa dibilang sedikit salah tingkah, tapi kali ini sepertinya pikirannya bercabang. Maka itu, ia tidak bisa mencari topik pembicaraan untuk diobroli bersama Guanheng.

"Berarti sudah tidak terhitung berapa kali kau datang ke rumah Xiaojun, ya," ucap Guanheng.

"Lebih dari satu juta kali, mungkin," jawab Xuxi asal.

Guanheng yang awalnya tertawa tiba-tiba diam. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan lawan bicaranya.

"Xuxi," panggil Guanheng sambil menepikan mobilnya.

"Ya?"

"Kau mencium bau sesuatu?"

Xuxi panik setengah mati. Keringat dingin mengucur dari keningnya. Guanheng belum juga paham, ia tidak peka dengan situasi sulit yang Xuxi alami saat ini. Sampai ia menyadari wajah pucat Xuxi dan dengan cepat menginjakkan gas.

"Maafkan aku, aku tidak peka. Tahan sebentar lagi. Kau pasti bisa, Xuxi," ucap Guanheng begitu saja.

Setelah sampai di depan rumah Xiaojun, Xuxi langsung turun dari mobil. Kebetulan, pagar rumah Xiaojun tidak tertutup. Sepertinya anak itu belum lama sampai.

Xuxi berlari masuk ke dalam. Tepat setelah ia sampai di depan pintu kamar mandi, Xiaojun keluar dengan rambut yang masih basah. Sontak ia kaget dan hampir saja melibas Xuxi dengan handuknya, tapi Xuxi terlanjur menarik tangannya. Xiaojun pun terpeleset dan jatuh.

"Keparat sialan—"

Xiaojun bangun dan mengusap bokongnya yang terasa sakit.

"Xiaojun," panggil Guanheng.

Xiaojun tidak pernah mandi sore sebelumnya— maksudnya ia akan mandi jika sudah larut. Ia bermaksud mandi dan keramas untuk menyegarkan pikirannya. Namun apa yang malah terjadi padanya setelah mandi membuatnya trauma untuk mandi sore. Untuk apa Xuxi dan Guanheng datang ke rumahnya?

"Kenapa kau disini?"

"Xuxi ingin menemanimu. Dia bilang kau takut sendirian di rumah."

"Lalu kenapa kau ikut?"

Pertanyaan Xiaojun membuat Guanheng sedikit sakit hati. Keberadaannya seperti tidak diinginkan sama sekali. Apa mungkin Xiaojun memang tidak menyukaiku, pikir Guanheng.

"Memangnya salah jika dia ikut denganku?" sahut Xuxi yang baru saja selesai membuang ampas di perutnya.

"Aku turut prihatin dengan kalian," ucap Xiaojun sambil tertawa remeh.

Guanheng hanya diam, begitupun juga Xuxi.

"Kalian ingin menghabiskan momen berdua, tapi tidak ada tempat. Di rumahmu tidak mungkin," ucap Xiaojun sambil melihat Xuxi sinis.

"Di rumahnya apalagi," sambungnya sambil melirik Guanheng sekilas.

"Kau salah paham, Xiaojun," tegas Xuxi.

"Kalian punya hubungan, kan?"

Guanheng menatap Xuxi dengan tatapan bingung. Apakah sepasang manusia yang pernah berciuman bisa dibilang memiliki hubungan serius? Tidak selalu, bukan?

"Guanheng, kau tunggu disini. Aku ingin bicara dengan anak bodoh ini," ucap Xuxi sambil menarik handuk yang melilit di leher Xiaojun membuat laki-laki itu sedikit kesakitan.

Setelah mereka sampai di taman belakang rumah Xiaojun, Xuxi tidak kuasa menahan amarahnya. Ia mengumpati Xiaojun berkali-kali membuat sang pemilik rumah geram. Mereka bisa saja berkelahi sekarang juga, tapi mereka memilih tidak.

"Kau terlalu cepat menarik kesimpulan."

"Tapi aku yakin kau menyukainya. Sangat terlihat, kau tahu?"

"Guanheng tidak tahu aku memiliki perasaan dengannya. Dan aku sendiri juga tidak tahu apa dia menyukaiku. Jadi tolonglah jangan seperti itu lagi, Xiaojun," pinta Xuxi.

"Lagipula, aku juga tidak tahu apa ini hanya rasa kagum atau—"

"Tidak mungkin hanya sebatas kagum. Kau menyebut-nyebut namanya sambil mengocok adik kecilmu semalam," ucap Xiaojun sambil berjalan meninggalkan Xuxi yang sedang sangat terkejut itu sendirian.

"Itulah alasan mengapa ibumu menemukanku tertidur di sofa ruang keluarga. Aku tidak mau kau menganggap diriku sebagai Guanheng dan berbuat macam-macam padaku," sambungnya lalu menghilang dari pandangan Xuxi.

Xuxi hanya mematung. Ia tidak tahu yang dikatakan Xiaojun itu benar atau hanya untuk membuat dirinya merinding saja. Tapi jika tidak benar, mengapa Xiaojun sampai keluar dari kamarnya dan tidur di luar sendirian? Laki-laki itu kan penakut.

"XIAOJUN!" teriak Xuxi yang sedang berusaha mencari kebenaran.

Aster & CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang