十六 🌈 Bathroom 'Accident'

241 48 18
                                    

"Putramu memang sangat tampan."

"Guanheng sangat mirip denganmu, dokter Jianheng."

"Tapi Guanheng memiliki mata ibunya," sahut yang lain.

Tepat hari ini, ibu dari empat anak sekaligus istri dari kepala rumah sakit, Liu Yenay berulang tahun yang ke 53. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini ulang tahunnya dirayakan, bisa dibilang cukup mewah.

Alasannya tidak lain karena Yenay menghabiskan masa kecilnya di Beijing. Setelah dewasa ia pindah ke Macau lalu bertemu ayah dari keempat anaknya, mereka menikah dan tinggal disana. Saat ini ia sudah kembali ke kota kelahirannya. Karena itu ia mengadakan pesta agar semua teman-teman lamanya datang.

"Terima kasih atas pujiannya. Aku harus kembali ke dalam," ucap Guanheng pada tamu-tamu undangan yang tidak berhenti memujinya.

Kalau boleh jujur, Guanheng suka dengan keramaian, tapi ia tidak suka jika menjadi pusat perhatian. Tidak bisa dipungkiri, wajahnya sangat tampan. Senyumannya juga sangat manis. Wajar jika semua orang menaruh perhatian padanya.

"Guanheng, apa dua temanmu itu jadi datang?" tanya salah satu kakak perempuannya.

"Sepertinya. Aku tidak menghubungi mereka sejak semalam jadi tidak begitu yakin," jawab Guanheng sambil menuangkan jus ke dalam gelasnya.

"Kalau begitu akan aku pesankan makanan untuk kalian, ya."

"Kenapa begitu? Kami bisa makan bersama dengan yang lain-"

"Kau tidak mengerti. Pesta ulang tahun hanya kedok belaka. Ini lebih seperti acara reuni teman-teman lama mommy," jelasnya.

Ah, benar juga, pikir Guanheng. Xuxi juga diundang kesini karena ibunya dekat dengan ayah Guanheng. Kalau tidak juga anak itu tidak akan datang. Tapi beruntunglah dia, Xuxi dan Xiaojun akan datang hari ini walaupun belum ada kepastian. Guanheng pasti akan sangat bosan jika tidak ada manusia yang seumuran dengannya.

"Kenapa kau melamun?"

"Tidak-"

"Sepuluh menit lagi mommy akan tiup lilin, kau harus ikut. Setelah itu terserah jika kau mau menunggu teman-temanmu di kamar."

Guanheng mengangguk, mengiyakan ucapan kakaknya. Ia meneguk jus yang dituangnya tadi kemudian menyusul keluarganya yang sudah ada di halaman belakang. Pestanya outdoor, semacam garden party.

Dua puluh menit berlalu, akhirnya Guanheng bisa bebas dari keramaian di luar sana. Ia buru-buru masuk kamar dan mengunci rapat-rapat pintunya. Teman-teman ibunya disini sedikit membuatnya pusing. Selain banyak bicara, mereka juga tidak segan-segan menggoda Guanheng walaupun hanya bercanda.

Tok tok tok

Guanheng yang baru saja mencuci mukanya itu langsung membukakan pintu kamarnya. Ia kira salah satu dari ketiga kakaknya, ternyata mereka adalah Xuxi dan Xiaojun.

"Kalian-"

"Minggir," pinta Xiaojun lalu menerobos masuk.

Xuxi juga mengikuti dari belakang. Guanheng diam di pintu melihat banyaknya makanan yang mereka bawa.

"Aku yang memberikannya pada mereka. Selamat menikmati," ucap kakak tertuanya yang sedaritadi ternyata mengikuti dua anak itu dari belakang.

"Xiexie jiejie," balas Guanheng lalu kembali mengunci kamarnya.

Xuxi duduk di sofa putih di bawah jendela sambil meneguk soft drink. Sedangkan Xiaojun duduk di atas karpet bulu putih sambil memakan satu slice pizza.

Aster & CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang