"Hinata!!!"
Entah sudah yang keberapa kali lelaki dengan surai panjang cokelat itu menggedor pintu kamar tersebut. Bahkan tak hanya sekali ia berteriak dan mengumpat, adiknya itu memang seseorang yang sangat sulit untuk dibangunkan jika semalam ia bergadang.
Habis sudah kesabaran Neji, bahkan Ayah dan adik bungsunya sudah berangkat sejak limabelas menit yang lalu. Mengharuskannya untuk membangunkan putri tidur keluarga Hyuuga ini, beruntung pagi ini dia tidak memiliki jadwal perkuliahan.
Ketika Neji sudah mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu tersebut, tiba-tiba pintu terbuka dan menampilkan seorang gadis dengan penampilan yang jauh dari kata baik. Hinata menatap geram pada sang kakak. "Ada apa kak!? Ini masih pagi dan kau sudah membuat keributan!?"
Neji menatap tak percaya ke arah adiknya itu, kenapa jadi ia yang dimarahi? "Pagi katamu?? Lihatlah jam! Ini sudah pukul 07.30." Mata Hinata yang semula masih terpejam, langsung terbuka lebar.
Ia langsung membanting pintu kamar dan berlari ke kamar mandi, dari luar Neji masih dapat mendengar teriakan adiknya itu yang menyalahkan dia dan keluarganya yang tidak membangunkannya sejak tadi. Neji hanya dapat mengelus dadanya dengan kelakuan adiknya tersebut, mulai dari Hanabi, bahkan Ayah tadi sudah mengetuk pintu kamarnya berulang kali.
.
.
Hinata buru-buru turun dari mobil sang kakak dan berlari ke arah gerbang sekolahnya, ia bahkan tidak pamit sama sekali pada kakaknya.
Seluruh koridor terlihat sepi saat ini, tentu saja, jam pelajaran pertama sudah dimulai sejak satu jam yang lalu. Hanya terlihat seorang siswi yang kini tengah berlari di tengah-tengah koridor tersebut.
Rambut indigo panjang nya bergerak mengikuti pergerakan gadis itu. Nafasnya terengah-engah, Hinata merutuki dirinya sendiri karena kesiangan di hari ini.
Pintu kelas 2-C sudah terlihat olehnya, dapat ia pastikan bahwa Kakashi-sensei kini sedang mengajar dan ketika Hinata masuk pasti akan langsung diberi hukuman yang tak tanggung-tanggung. Seperti, membersihkan toilet, mengepel aula atau lari keliling lapangan outdoor di tengah cuaca panas seperti ini.
Tak jarang semua murid menyumpahi Guru yang berstatus perjaka itu, karena ia sendiri juga sering terlambat datang, dan hebatnya ia tak pernah terlambat lebih dari tiga puluh menit. Tapi tetap saja ia tidak mentolerir keterlambatan siswanya.
Jika kalian terlambat sebelum kedatangannya di kelas, kalian akan selamat. Tapi lain halnya jika ada siswanya datang lebih telat darinya, ia akan memberikan hukuman berat dengan wajah tersenyum tanpa beban.
Hinata sudah memikirkan rencana, bahwa ketika ia selesai mengetuk pintu dan membukanya, ia akan langsung berlutut di hadapan Gurunya itu. Kemudian menjelaskan bahwa ia terlambat karena menolong seorang Nenek menyebrang jalan dan tambahan kebaikan lainnya yang mungkin akan meluluhkan hati sang Guru dan hukuman pun berkurang atau malah dihapus.
Hinata sudah sampai di depan pintu dengan tulisan 2-C tersebut. Ia menghela nafas untuk menenangkan diri. Pintu itu ia ketuk, tapi tak terdengar jawaban apapun, akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu itu dan langsung membungkuk.
"Maafkan aku Sensei!! Aku tadi bertemu seorang nenek tua yang memerlukan bantuan, jadi aku-" ucapan Hinata terhenti ketika mendengar suara seseorang yang berusaha menahan tawanya.
Perlahan Hinata mendongakkan kepalanya dan yang terlihat adalah wajah kebingungan teman-temannya dan jangan lupakan Kiba dan sahabatnya yang lain yang sudah tertawa lepas. Hinata masih kebingungan, diliriknya meja Guru yang kini kosong tidak ada Kakashi-sensei.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Season
FanfictionDisclaimer Naruto © Masashi Kishimoto Tidak pernah terfikir oleh Hinata untuk menjadi bagian dari babak baru dalam kisah mereka. Ini hanya tentang seorang gadis yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah cerita dan mendadak menjadi salah satu tokoh uta...