Chapter 7

885 148 31
                                    

Siang ini keadaan kantin sangat ramai seperti biasanya, Hinata dan ketiga temannya menduduki salah satu meja yang ada di sana. Sebelum Hinata berhasil menyantap ramen yang sudah ia pesan, Kiba melontarkan pertanyaan padanya.

"Kau tidak mengantarkan pesanan tuanmu?" Shino dan Tamaki juga ikut memandang Hinata, seakan baru menyadari hal tersebut setelah mendengar pertanyaan Kiba.

Mengenai Hinata yang kini terlibat dengan Naruto, Kiba dan Shino sudah mengetahui hal itu. Bukannya menyemangati ataupun memberi saran, Kiba malah tertawa begitu keras. Pemuda penyuka anjing itu bahkan memuji kekuatan pemukul baseball miliknya. Shino? Dia hanya diam dan tidak memberi tanggapan apapun.

Hinata mengernyit lalu memeriksa ponselnya, tidak ada notifikasi apapun di sana. Naruto tidak menghubunginya sama sekali. Ia pun mengangkat bahu acuh, "Mungkin dia sedang bertengkar lagi dengan Sasuke." Jawab Hinata asal.

Tamaki yang mendengar hal itu langsung tersedak hebat, ia buru-buru merebut kaleng minuman dari tangan Shino dan meminumnya tanpa rasa bersalah. "Benarkah? Dimana!? Dimana mereka sekarang!? Kenapa kau tidak memberitahuku sejak tadi!! Aku tidak boleh melewatkan ini lagi, Hinata..."

Hinata berdecak kesal pada sahabatnya yang kini tengah mengguncang bahunya begitu kuat, "Aku tidak tahu Tamaki! Kau tidak mendengarku? Aku bilang mungkin."

Tamaki mendengus kesal, dan Hinata tak perduli. Lagi pula ia masih sangat kesal dengan Naruto karena kejadian tadi malam. Naruto memang sudah meminta maaf, tapi ia tahu bahwa permintaan maaf nya tidak tulus sama sekali.

Flashback On

Hinata terus melangkah dengan perasaan kesal luar biasa, bahkan untuk kesekian kalinya ia menyumpah serapahi Naruto. Bisa-bisanya lelaki itu menodai wajah cantik Hinata dengan cokelat itu, walaupun kini sudah tak terlalu tampak coretan cokelat di wajahnya.

Hinata sudah menghapusnya dengan mengorbankan lengan hoodie milik Neji yang sedang dikenakannya. Ia masih terus melangkah meskipun mendengar seseorang yang kini berjalan mengikutinya, memanggil dirinya.

"Hey Maid! Jangan berlebihan, aku hanya bercanda. Lagipula lipstick cokelat cocok untukmu." Naruto masih mengikuti di belakang gadis itu dan tentu saja dengan masih menggodanya. Entah apa yang membuatnya memutuskan untuk mengikuti Hinata, ia bahkan meninggalkan mobilnya di dekat taman tadi.

'Berlebihan katanya? Dia sendiri yang sudah kelewatan. Dasar kuning!!' gerutu Hinata dalam hati.

Kini Naruto kesal karena diabaikan oleh Hinata, "Ck, baiklah-baiklah. Maafkan aku.." kalimat Naruto membuat Hinata menghentikan langkahnya dan diikuti oleh Naruto. Gadis itu berbalik dan masih memandang sengit pada Naruto.

Kini giliran Hinata yang tersenyum mencurigakan, "Baiklah.. Diriku yang cantik dan baik hati ini akan memaafkanmu dengan sebuah syarat."

Salah satu alis Naruto terangkat dan menatap curiga pada Hinata, "Tidak terimakasih. Lebih baik kau tidak perlu memaafkanku dari pada aku menuruti syaratmu itu." Naruto memasukkan kedua tangannya ke kantung celana, "Kau pasti akan meminta untuk aku membebaskanmu kan?"

'Kenapa dia bisa tahu?'

"Ah, atau kau ingin agar aku menjadikanmu kekasihku?" Hinata menahan diri agar tidak mengumpat dan mengeluarkan kata-kata kasar pada Naruto.

"Khe, percaya diri sekali! Aku bahkan tidak menyukaimu, tuan! Kau itu bukan tipeku!" Hinata kembali melanjutkan langkahnya dengan perasaan yang semakin bertambah kesal. Sedangkan Naruto kini masih mengikuti Hinata, ia tak terima dengan perkataan Hinata yang seolah mengatakan bahwa Naruto tidak memenuhi standar baginya.

New SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang